Gatot normantyo
Gatot normantyo

Ketika Gatot Nurmantyo Gaungkan Masjid Phobia, Apakah Arab Saudi Umrah Phobia?

Sungguh menggebu-gebu dan penuh semangat tinggi. Ajakannya begitu sangat menggetarkan emosi keagaman. Itulah kira-kira ajakan Gatot Nurmantyo, Mantan Panglima TNI, untuk mengajak umat Islam memakmurkan masjid di tengah wabah corona yang menuntut untuk menghindari kerumunan massa.

Beginilah postingan penuh semangat itu :


-UNTUK KITA RENUNGKAN-

Sepertinya ada yang keliru..?? Di negeri asalnya covid-19-cina, yg penganut paham komunis dan sebagian besar tdk beragama beramai-ramai mendatangi Masjid dan Belajar Berwudhu hingga mengikuti Sholat Berjamaah.

Namun di negeri Mayoritas Muslim justru sebaliknya..?? Mereka beramai-ramai Mengaungkan phobia dgn Masjid. Seakan-akan Masjid sebagai Sumber Penularan Covid-19..?? Lalu apakah mall, lift sarana umum, gereja, vihara, temple, klenteng “lebih aman” daripada Masjid..??

(Kita harus belajar pd pengurus gereja, vihara & pura/klenteng itu yg Tak Pernah Ada Himbauan untuk Larang warganya untuk beribadah disana). Padahal disana mereka tidak pernah berwudhu..?? Ada apa ini dan pikiran siapa yang mengajak demikian ??? Hingga Umat Islam lupa bahwa Masjid adlh Tempat yang Paling Aman untuk Berlindung dari Segala Bencana..??

Mengapa Umat Islam tidak Menggaungkan Himbauan “Selalu” menjaga Wudhu & Sholat Berjama’ah..?? Wa Allahu’alam bii showab.. Semoga Allah SWT Menjaga dan Memberi Petunjuk Umat dari Segala Kekeliruan.

Aamiiin. Yaa Robbal ‘Alamiin. AYO MAKMURKAN MASJID & GALAKKAN GERAKAN SHOLAT BERJAMA’AH UNTUK MINTA PERTOLONGAN ALLAH..!!

(Jadikan Sholat & Sabar Sebagai Penolongmu..!!) Virus Corona (covid-19) adalah ciptaan Allah dan yg kena pasti juga atas ketetapan Allah.


Begitulah postingan itu melakukan kritik yang dalam pandangan Ust Gatot umat Islam telah melakukan kekeliruan dalam menghadapi virus corona. Tentu, saja Fatwa MUI dianggap suatu kekeliruan.

Bukan main, delapan jam setelah diunggah pada 18 Maret 2020, unggahan tersebut mendapat sekitar 32 ribu Likes dan dikomentari sekitar 1.600 orang.

Lalu, di salah satu media sosial, mungkin salah satu pengagum ustadz Gatot Nurmantyo tidak kalah semangatnya menulis postingan : Lebih Baik Mati Shalat Jumat di masjid, dari pada tidak shalat jumat karena takut mati! Bagi mereka mungkin Corona adalah tentara Allah yang tidak perlu ditakuti. Penulis perlu mencari lebih banyak anggapan dan keyakinan mereka.

Baik ustad Gatot dan para pengikutnya sudah barang tentu mempunyai dalil. Dalilnya tentu saja adalah semangat tinggi yang menggebu-gebu untuk beribadah dalam kondisi apapun. Tidak ada yang mampu membuat udzur ibadah, bagaimanapun kondisinya.

Pendekatan ini berbeda dengan Fatwa MUI yang telah menggali ijitihad secara fikhiyah. Begitu pula ulama di Singapura, Malaysia dan beberapa negara Timur Tengah. Bahkan fatwa Ulama Al-Azhar sudah cukup jelas tentang shalat jamaah dan jumat di kala wabah corona marajalela.

Namun, mungkin saja, bagi ustad Gatot semua negara-negara saat ini telah mengalami masjid phobia. Sebuah istilah yang menggugah emosi seolah bahwa Islam telah terdzalimi. Namun, bisa jadi Gatot lupa apabila Arab Saudi juga telah menutup kesempatan umat Islam seluruh dunia untuk melakukan ibadah Umroh.

Apakah Pemerintah Arab Saudi telah mengalami umroh phobia? Apakah pemerintah Arab Saudi telah berbuat dzalim terhadap jutaan umat Islam yang berniat ibadah? Sungguh Pemerintah Arab Saudi tidak hanya umroh phobia, tetapi juga melarang umat Islam di seluruh dunia untuk melakukan umroh, hanya gara-gara corona yang ciptaan Allah.

Pertanyaannya, apakah dengan semangat yang menggebu-gebu itu Ust. Gatot Nurmantyo mempunyai pijakan dalil dan alur fiqhiyah yang kuat? Apakah berarti tidak ada pertimbangan mudharat dalam setiap ibadah? Apa tidak ada pertimbangan masyakkah yang bisa menjadi udzur suatu ibadah dan memilih rukhshah?

Mungkin Gatot sebenarnya mengetahui itu tetapi hanya ingin menggerakkan masyarakat untuk tidak takut corona. Atau memang tidak paham kaidah-kaidah fikih. Wallahu a’lam.

Belakangan Gatot sudah mengklarifikasi bahwa postingan itu bukan ingin membantah fatwa MUI. Namun, publik sudah cukup jelas melihat kata-kata anggapan kekeliruan. Bahkan dengan membandingkan gereja, wihara, klenteng dan ibadah lain sebenarnya Gatot ingin bermain untuk mengaduk sentiment keagamaan.

Mungkin belum sampai kabar pada Gatot tentang aktifitas rumah ibadah lain yang sudah ditutup. Mungkin juga Gatot tidak ingin menyebarkan hoax dengan mengatakan masyarakat Cina berbondong-bondong ke masjid dan belajar wudhu’.

Terpenting bahwa beragama itu membutuhkan ilmu yang memadai. Beribadah juga sangat membutuhkan ilmu. Apalagi menyampaikan ilmu agama yang dapat mempengaruhi seseorang jelas membutuhkan ilmu.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ketum pemuda muhammadiyah dzul fikar ahmad tawalla 169

Usai Putusan MK, Pemuda Muhammadiyah Serukan Persatuan Dan Hidup Rukun-Damai

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan sengketa Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) 2024 pada Senin, …

Alissa Wahid ok

Semangat Emansipasi Kartini Bisa Pengaruhi Penafsiran Agama Modern Terhadap Posisi Perempuan

Jakarta – Kesetaraan gender dan penolakan terhadap diskriminasi perempuan merupakan nilai-nilai yang terus diperjuangkan dalam …