JAKARTA — Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang telah melahirkan ribuan ulama, cendikiawan dan generasi terdidik lainya, dari waktu ke waktu pondok pesantren terus berproses dan tidak pernah ketinggalan zaman bahkan pada era modern ini pondok pesantren terus menjadi rujukan dunia pendidikan. Ditengah kemajuan zaman, pondok pesantren wajib selalu menjaga warisan serta sanad keilmuan agar tetap terjaga ketersambungan keilmuannya.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, mengatakan sofistikasi kelembagaan pesantren sangat diperlukan. Tujuannya untuk menjaga warisan salaf dari sisi akademik dalam rangka menjaga aspek spiritual, dan sofistikasi kelembagaan yang didasarkan pada perubahan zaman dengan adanya tren pengembangan akademik di pesantren.
Gus Yahya mengatakan, Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) perlu menginisiasi adanya pemetaan atau klasifikasi pesantren berdasarkan standar mutu dan penguatan metodologi pembelajaran. Sehingga, lanjutnya, pesantren dan lulusannya tetap terjaga dari aspek kecerdasan spiritual sekaligus mampu mengembangkan kecerdasan intelektual.
“RMI harus mampu merumuskan sistem kebijakan atau standar mutu nasional pondok pesantren NU dengan tetap menjaga soliditas akademik dalam menjaga kualitas lulusan, sehingga para lulusan dan pesantren tetap mampu menjalankan fungsi pendidikan, mengembangkan strategi dakwah serta menjalankan pemberdayaan masyarakat sekaligus,” kata Gus Yahya dalam siaran pers.
Gus Yahya menyampaikan itu dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) RMI PBNU di Serpong, Tangerang Selatan, seperti dilansir dari laman republika.co.id Selasa (11/10/2022).
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang ini juga meminta RMI melakukan identifikasi sumber sanad keilmuan yang muttashil. Termasuk membuat kerangka dasar fasilitasi program dalam menjaga mata rantai atau sanad keilmuan yang menjadi kekuatan pondok pesantren.
“RMI sebagai struktur policy PBNU yang membidangi pesantren harus menjadi lembaga yang mampu memberikan tawaran kebijakan yang mampu mendorong pengembangan pesantren dari segala aspeknya,” papar Gus Yahya.
Rakernas RMI PBNU yang mengusung tema Merawat Pesantren, Membangun Peradaban dan diselenggarakan selama tiga hari, 10-12 Oktober 2022. Kegiatan ini dibuka oleh KH. Hasib Wahab sebagai Ketua PBNU dan dihadiri langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan jajaran Wakil Ketua Umum PBNU, KH. Zulfa Musthofa dan KH. Nusron Wahid.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah