sirah nabi
nabi

Cara Rasulullah dan Umatnya Merayakan Maulid Nabi

Maulid Nabi merupakan sebuah perayaan kelahiran nabi Muhammad yang banyak dirayakan oleh sebagian besar umat Islam di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Meski banyak kalangan yang menganggap perayaan Maulid Nabi ini merupakan sebuah bid’ah, namun nyatanya perayaan Maulid Nabi ini tidak dilaksanakan baru-baru ini saja, atau sudah ada sejak ratusan tahun masehi.

Lantas apakah benar Rasulullah tidak pernah merayakan ulang tahun beliau? Pada umumnya, jika kita merayakan kelahiran akan dirayakan sesuai dengan tanggal, bulan dan tahun ketika dilahirkan. Berbeda dengan Rasulullah, beliau memperingati ulang tahunnya bukan setiap tahun, namun dirayakan setiap minggu, atau pada hari senin.

Dari Abu Qatadah Al-Anshar bahwa Rasulullah ditanya tentang puasa hari senin. “Beliau menjawab, ‘(Karena) saat itu aku dilahirkan dan saat itu aku dituruni wahyu.” (HR. Muslim).

Lantas, bagaimana cara Nabi Muhammad merayakan ulang tahunnya? Ialah dengan cara berpuasa karena beliau merasa bersyukur atas anugerah kehidupan yang di berkahkan kepadanya.

Artinya, sesungguhnya merayakan hari lahir seseorang baik minggu, bulan dan tahun tidak ada persoalan. Sampai di sini sebenarnya banyak hukum yang bisa disandarkan pada kisah Rasulullah tersebut sebagai dalil merayakan ulang tahun termasuk merayakan maulid. Pesan kedua, tentu saja perayaan kelahiran yang mempunyai nilai ibadah.

Sebagai umat yang taat kepada Rasulullah sudah seharusnya kita mengikuti jejak apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah, yakni dengan memperingati hari kelahiran beliau setidaknya setahun sekali supaya kita mendapatkan syafaat dan keberkahan dari Beliau. Dengan memperingati ulang tahun kelahiran Rasulullah, setidaknya kita juga akan mampu untuk memupuk rasa cinta kita kepada Rasulullah. Karena penting bagi seorang muslim untuk mendekatkan diri kepadanya.

Rasulullah pernah bersabda, “Dan barang siapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku. Dan barang siapa yang telah mencintaiku, maka aku bersamanya di Surga.” (HR. Tirmidzi).

Jadi begitulah cara Rasulullah mengucap syukur atas keberkahan hidup yang diberikan Allah kepadanya. Serta itulah alasan Raja Abu Sa’id Kaukabri bin Zainuddin Ali bin Baktikin atau yang di kenal dengan nama gelarnya sebagai Raja Malikul Mudzafar menjadi raja pertama yang memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW secara besar-besaran setiap bulan Rabiul Awal, tepatnya pada tanggal kelahiran Nabi di 12 Rabiul Awal (kitab Al-Hawi lil Fatawa).

Raja Malikul Mudzafar merupakan seorang penguasa wilayah Irbil, Irak. Sosoknya banyak dikenal sebagai pemimpin saleh serta berakidah Ahlussunnah wal Jamaah. Tak hanya itu, Raja Malikul Mudzafar merupakan tokoh yang memakmurkan masjid Agung Al-Mudhofary dan membangun Universitas Al-Muzaffar di kaki Gunung Qasiun, Syria.

Raja Al-Mudzafar merayakan Maulid Nabi dengan cara menyedekahkan ratusan ribu dinar kepada fakir miskin di wilayahnya. Imam Suyuthi dalam kitab Al-Mawaris fi Amalil Maulid dan Ibnu Jauzi dalam kitab Mir’atuz Zaman, Raja Malikul Mudzafar selalu mengundang banyak tamu dalam Maulid Nabi. Tamu-tamu tersebut berasal dari negara-negara lain termasuk di antaranya para pemimpin negeri, ulama dan juga masyarakatnya.

Raja Al-Mudzafar mengadakan tradisi Maulid Nabi dengan cara menyembelih ribuan kambing dan unta sebagai menu hidangan spesial bagi para tamu. Lantas mengapa perayaan tersebut seperti sebuah pestapora? Alasannya adalah, karena bagi sang raja, Nabi Muhammad diutus kebumi untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, jadi sudah sepatutnya kita sebagai seorang hamba mengagungkan hari penting seperti ini.

Lantas apa jadinya jika seluruh muslim melupakan kapan kelahiran Rasulullah sebagai juru selamat. Karena itu mengenang dengan merayakan peringatan maulid secara suka cita sangat dianjurkan. Alasan itulah yang membuat tradisi raja Al-mudzafar diikuti oleh banyak muslim dunia, termasuk juga Indonesia.

Momentum Maulid Nabi seharusnya mampu membuat kita para muslim untuk meneruskan perjuangan beliau dalam mengamalkan kebaikan dan perilaku kebajikan. Dan semoga semakin bertambahnya usia, kita dapat tumbuh menjadi manusia yang lebih bijak dalam menjalani hidup.

Bagikan Artikel ini:

About Rufi Tauritsia

Check Also

sedekah laut

Sedekah Laut dalam Tradisi dan Akidah

Tradisi sedekah laut merupakan praktik yang umum dilakukan oleh para nelayan sebagai bentuk ungkapan rasa …

stuart

Stuart Seldowitz, Islamofobia dan Usia Pernikahan Aisyah

Stuart Seldowitz, seorang mantan penasihat pada masa Pemerintahan Presiden Obama, menimbulkan kontroversi dengan melontarkan ujaran …