Surabaya— Ulama kharismatik KH Dimyati Rois telah berpulang ke Rahmatullah. Kiai Dimyati merupakan Mustasyar PBNU dikenal karena kealiman dan ke tawadduannya, disamping itu beliau juga ulama yang perduli dengan kemandirian ekonomi santri sehingga seringkali memberikan nasehat agar santri mampu mandiri.
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU), KH Miftachul Akhyar, mengenang KH Dimyati Rois yang memiliki kepribadian suka bergaul dengan siapa pun sehingga sangat dekat dengan umat.
“Beliau menunjukkan bukti bahwa ulama harus hadir di manapun sebagai pelayan umat,” ujarnya KH Miftachul Akhyar mengenang figur KH Dimyati Rois yang wafat pada Jumat (11/6/2022).
KH Dimyati Rois yang juga Mustasyar PBNU wafat di Rumah Sakit Tlogorejo, Semarang, pada Jumat dini hari (10/6/2022).
Menurut Kiai Miftach, sapaan akrabnya, semasa hidup Kiai Dimyati Rois dikenal memiliki pribadi yang penuh dengan kesederhanaan. Salah satunya dari caranya berpakaian. Selain itu, Kiai Dimyati Rois terkenal sebagai seorang yang sabar, pemurah dan ramah.
“Beliau itu tidak mengajarkan sesuatu yang tak beliau kerjakan, dengan kata lain segala sesuatu yang diberikan pada santri telah atau sedang ia kerjakan sendiri,” ucap Ketua Umum MUI ini.
Hal ini, ungkap Kiai Miftah, menjadi salah satu faktor yang membuat masyarakat simpatik terhadap kepribadian Kiai Dimyati, sehingga petuah dan ajaran-ajarannya dapat langsung diterima serta sangat diperhatikan.
Tak itu saja, Kiai Miftach juga mengenal Kiai Dimyati sebagai seorang ulama yang sangat tawadhu.
“Sulit kita menemukan padanannya, bahkan justru semakin jelas dalam maqom ketinggian ilmu yang beliau miliki. Dan tentu masih banyak lagi keistimewaan beliau yang tak cukup diterangkan di sini,” kata Kiai Miftach.
Pimpinan Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Kedung Tarukan Surabaya itu berdoa agar keluarga yang ditinggalkan sabar dan bisa melanjutkan keunggulan-keunggulan dari maziyah yang sangat istimewa.
Menurut Kiai Miftach, semasa ulama hidup maka masyarakat dapat mencari ilmu, memetik hikmah dan mengambil keteladanan dan sebagainya.
“Sebaliknya, ketika ulama wafat maka hilanglah semua nikmat itu. Hal ini juga disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam Hadist Riwayat Ad-Darimi, ath-Thabarani Nomor 7831 dari Abu Umamah. Al Allamah KH Dimyati Rois adalah sosok ulama tersebut,” katanya.