bukhari muslim
bukhari muslim

Kisah Imam Bukhari Diuji oleh Sepuluh Ahli Hadis

Siapa yang tak kenal imam Bukhari. Seorang ulama perawi hadis yang sangat masyhur. Berjubelnya hadis yang beliau riwayatkan membuat ia terkenal dan menjadi salah seorang perawi terpercaya.

Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il bin al Mughirah bin Bardizbah yang lahir pada tahun 194 Hijriyah. Pengarang Kitab Shahih Bukhari, kitab hadist paling shahih setelah al Qur’an.

Sejak berumur sepuluh tahun, Bukhari kecil telah menekuni ilmu hadis. Dimulai dari kota kelahiran, beliau menerima hadis dari ulama-ulama di kota tersebut. Menginjak usia enam belas tahun, beliau telah hafal kitab Ibnu al Mubarak dan Waqi’ bin Jarrah.

Setelah itu, bersama ibu kandung dan saudaranya, Ahmad, beliau berangkat ke kota Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Selesai melaksanakan rukun Islam yang terakhir ini, ibu dan saudaranya kembali ke kampong halaman, sementara ia sendiri menetap di Makkah. Di kota kelahiran Nabi Muhammad inilah, beliau melanjutkan menekuni ilmu hadis.

Dikatakan oleh beliau sendiri, bahwa dirinya telah mengambil hadis dari 1080 guru atau syaikh yang kesemuanya ulama ahlussunnah. Imam Bukhari merupakan seorang ulama, ahli ibadah dan terkenal dengan hafalannya yang kuat. 

Suatu ketika sepuluh ulama kota Baghdad bersepakat untuk menguji hafalan beliau. Alkisah, ulama-ulama ahli hadis kota Baghdad mendengar kabar imam Bukhari akan mengunjungi kota tersebut. Mereka bermaksud untuk menguji kepiawaian beliau di bidang ilmu hadis.

Konspirasipun dibuat, menyusun strategi untuk rencana dimaksud. Di antaranya, mencampur baurkan antara satu hadis dengan yang lain dan mencampur aduk matan satu hadis dengan hadis yang lain pula. Hal ini dimaksudkan supaya Imam Bukhari menjadi kelimpungan dan bingung.

Rencana uji coba hafalan terhadap imam Bukhari dilakukan oleh sepuluh ahli hadis yang masing-masing akan mengajukan sepuluh hadis yang telah sengaja di daur ulang dengan pencampuran seperti telah tersebut. Jadi, jumlah keseluruhan ada seratus hadis yang telah direkayasa dan akan disodorkan kepada imam Bukhari.

Namun perlu dicatat, tujuan ulama-ulama ahli hadis kota Baghdad ini tidak hendak memalsukan hadis, namun semata hanya sebagai materi ujian untuk membuktikan apakah hafalan imam Bukhari sesuai dengan nama besarnya. Imam Bukhari sendiri sama sekali tidak menduga akan hal ini, karena kedatangannya ke Baghdad dalam rangka menghadiri suatu majlis dan beliau akan menyampaikan beberapa materi terkait ilmu hadis.

Majlis ini selain dihadiri oleh ulama-ulama Baghdad juga dihadiri ulama-ulama dari luar kota. Sementara itu, sepuluh ulama yang telah mematangkan rencana untuk menguji beliau telah hadir, satu persatu mereka mulai mengajukan hadis-hadis yang telah bercampur aduk.

Ulama pertama memulai mengajukan satu hadis kepada Imam Bukhari, beliau menjawab tidak tahu. Kemudian ulama tersebut mengajukan hadis yang kedua, beliaupun menjawab tidak tahu. Begitulah seterusnya, sampai hadis yang kesepuluh ketika disampaikan beliau selalu menjawab tidak tahu.

Mendengar jawaban beliau, para tetamu majlis yang kesemuanya ulama-ulama hadis saling berpandangan. Sebagian mengakui kalau Imam Bukhari benar-benar seorang ulama yang mumpuni dalam bidang hadis. Sementara sebagian yang lain meragukan bahkan menyepelekan.

Setelah itu, ulama kedua maju dan menanyakan hadis yang telah sengaja di balik-balik. Namun, jawaban yang sama diucapkan beliau: saya tidak tahu. Setelah hadis kedua ditanyakan, jawabannya sama. Begitu pula dengan hadis yang ketiga dan seterusnya, setelah ditanyakan, beliau menjawab saya tdak tahu.

Seiring waktu, sepuluh orang ulama ahli hadis kota Baghdad yang masing-masing mengajukan sepuluh hadis selesai menanyakan kepada Bukhari. Beliau menoleh kepada penanya pertama dan berkata, seharusnya hadis anda yang pertama adalah begini, yang kedua seperti ini dan seterusnya sampai hadis yang kesepuluh diselesaikan dengan sangat sempurna oleh beliau.

Matan dan sanad hadis yang telah dibolak balik dan dicampur aduk dengan yang lain disusun ulang oleh beliau. Semua hadis yang ditanyakan sepuluh ulama tersebut, seluruhnya sempurna sebagaimana seharusnya. Akhirnya, semua yang hadir mengakui ketajaman hafalan dan kuatnya daya ingat beliau.

Wajar kalau kemudian Nu’man bin Hammad al Khuza’I berkata, “Imam Bukhari adalah ulama yang faqih dari umat ini. Sementara Ahmad bin Hanbal mengungkapkan, “ Di khurazan, belum pernah ada seorang ibu yang melahirkan anak seperti Muhammad bin Isma’il al Bukhari. Sedangkan Muhammad bin Ishaq bin khuzaimah berkata, “Di bawah langit ini tidak ada seorangpun yang lebih alim tentang hadis dibanding Muhammad bin Isma’il al Bukhari”.

Inilah sosok imam Bukhari seorang ulama ahli hadis yang tiada duanya. Cemerlang akalnya, kuat ingatannya dan ahli ibadah. Perpaduan yang begitu sempurna dan lengkap sebagai pribadi yang berilmu, beramal dan berakhlakul karimah.

Semoga teladan beliau menjadi inspirasi bagi umat Islam, seluruhnya. Sehingga tidak wajar dan sangat disayangkan kalau masih ada seseorang yang kemudian berani menshohihkan, mendloifkan dan sebagainya yang berseberangan dengan apa yang telah disampaikan oleh Imam Bukhari.

Wallahu A’lam

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Pancasila Jaya

Intoleransi Akar Masalah Radikalisme dan Terorisme, BPIP: Bumikan Pancasila

Makassar – Pancasila adalah ideologi bangsa yang telah terbukti mampu mempersatukan Indonesia dari berbagai keberagaman …

persatuan

Khutbah Jumat : Bulan Syawal Momentum Memperkokoh Ukhuwah dan Persatuan Bangsa

Khutbah I   اَلْحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى …