khidir 1
khidir 1

Kisah Nabi Khidir dan Orang yang Dicintai Allah

Allah memberi tahu kepada Nabi Khidir orang-orang yang mencintaiNya di dunia. Tetapi Allah tidak memberi tahu kepadanya orang-orang yang dicintaiNya. Suatu hari Nabi Khidir mendatangi sebuah Masjid, ia melihat seorang laki-laki yang alim di Masjid tersebut. Nabi Khidir mengetahui bahwa lelaki tersebut termasuk orang yang sangat cinta kepaa Allah. Ia sedang menyampaikan pelajaran, dan orang-orang berkumpul disekelilingnya.

Nabi Khidir masuk ke dalam Masjid seakan ia juga ingin menimba ilmu. Semua yang berkumpul di majlis tersebut mengetahui kedatangannya, tapi tak seorangpun yang menduga kalau yang datang adalah Nabi Khidir, termasuk orang alim yang sangat cinta kepada Allah tersebut.

Tetapi, ada yang aneh dalam pandangan Nabi Khidir. Dari sekian banyak orang yang sedang menuntut ilmu di dalam Masjid, ada seorang laki-laki yang duduk terpisah, ia duduk sendirian dan mengambil jarak cukup jauh dengan yang lain. Entah mengapa ia senang dengan kesendiriannya.

Lalu, Nabi Khidir mendatangi orang yang menjauh sendiri tersebut. Dengan ramah orang itu ditegurnya; “Mengapa engkau tidak ikut majlis ilmu dan mendengarkan apa yang disampaikan? Yang memimpin halaqah ilmiah itu orang shaleh.” Laki-laki tersebut menjawab; “Tinggalkan aku, biarkan akau sendirian di sini.”

Tetapi melihat kondisinya, Nabi Khidir merasa kasihan kepadanya. Seakan orang itu sedang gundah gulana. Dibujuknya lagi supaya ia bisa ikut mengambil manfaat dari majlis ilmu tersebut. “Marilah kita mengambil manfaat dari orang shaleh yang sedang menyampaikan pelajaran itu, kita bergabung untuk mendengarkan tausyiyahnya” Kata Nabi Khidir. Tetapi laki-laki yang sedang sendirian ini berkata lagi kepada Nabi Khidir; “Tinggalkan aku dan biarkanlah aku sendirian di sini. Jika tidak, maka akan aku beritahu kepada semua orang kalau kamu adalah Nabi Khidir.”tegasnya.

Sontak Nabi Khidir heran dan terkesima, bagaimana mungkin orang alim yang namanya masuk golongan ‘orang-orang yang cinta kepada Allah,’ Muhibbin, tidak mengenalku sementara orang yang menyendiri ini tahu persis kepadaku. Nabi Khidir lalu bertanya kepada Allah. Allah menjawab; “Wahai Khidir, aku telah memberi tahu kepadamu nama-nama orang yang mencintaiku, namun aku tidak memberi tahu kepadamu siapa saja yang orang-orang yang aku cintai.” Mahbubin.

Mencintai dan Dicintai Allah

Cerita Nabi Khidir ini memberikan pelajaran berharga kepada kita semua. Seakan Allah memberi informasi kepada Nabi Khidir bahwa ada perbedaan antara orang yang mencari dan orang yang dicari, antara yang mencintai dan yang dicintai. Semisal Nabi Musa meminta untuk melihat Allah, sementara Nabi Muhammad diminta oleh Allah untuk melihatNya.

Karena itulah Allah berfirman kepada Nabi Musa; Artinya:  “Sesungguhnya aku Inilah Tuhanmu, Maka tanggalkanlah kedua terompahmu; Sesungguhnya kamu berada dilembah yang Suci, Thuwa.”(Toha; 12). Sementara Nabi Muhammad menapaki sidrotul Muntaha dengan kedua terompahnya.

Banyak dari kita seolah merasa mencintai Allah, tetapi pertanyaannya apakah Allah juga mencintai kita? Banyak orang merasa sangat dekat dengan Allah, tetapi apakah Allah mendekati kita?

Orang yang mencintai Allah secara tampak mungkin bisa kita kenali. Mungkin mereka yang rajin beribadah dan mengamalkan amal shaleh. Namun, siapa yang sesungguhnya dicintai Allah adalah rahasia Allah sendiri.

Hal ini memberi pelajaran kepada kita untuk selalu berusaha mencintai Allah dengan sepenuh hati, serta berdoa supaya termasuk orang-orang yang dicintai Allah. Supaya cinta tidak bertepuk sebelah tangan. Begitu juga kepada Rasulullah, satu-satunya hamba Allah yang bisa memberi syafa’at di hari kiamat, semestinya kita juga berusaha sepenuh jiwa untuk cinta kepada Nabi Muhammad dan juga dicintai oleh manusia terkasih Allah ini.

Rasululah dalam suatu hadist qudsi bagaimana seseorang ingin dicintai oleh Allah., “Barang siapa yang menyayangi yang di bumi, ia akan disayangi oleh yang di langit.”. Kata kunci ini memberikan pelajaran bahwa mencintai Allah bukan berarti mengabaikan hak-hak manusia di bumi. Namun, cara mencintai Allah dengan mencinta manusia di bumi sehingga Allah akan mencintainya.

Bagikan Artikel ini:

About Faizatul Ummah

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo dan Bendahara Umum divisi Politik, Hukum dan Advokasi di PC Fatayat NU KKR

Check Also

Toa masjid

Toa dan Sejarah Tadarus Al Qur’an di Bulan Ramadan

Ramadan kali ini pun tak luput dari perdebatan soal pengeras suara (TOA). Polemik bermula dari …

manfaat tidur

Hati-hati, Ternyata Ada Tidur yang Membatalkan Puasa

Pemahaman tekstual terhadap dalil agama bisa berakibat fatal. Pemaknaan apa adanya tersebut berkontribusi memberikan informasi …