haji rasulullah

Kisah Politisasi Ibadah Haji di Zaman Khalifah Utsman bin Affan

Ibadah haji pun dipolitisasi. Begitulah, bagi politisasi yang hanya mengedepankan ambisi kekuasaan politik, ibadah sakral seperti ibadah haji dipolitisasi. Tak peduli murka Allah menanti terpenting hasrat berkuasa terpenuhi. Politik yang mulanya dalam Islam merupakan seni untuk menjaga agama dan mengatur kehidupan ke arah yang lebih baik, berubah menjadi alat adu domba bahkan senjata pembunuh.

Seperti kisah berikut yang terjadi di masa Khalifah Utsman bin Affan. Terjadi politisasi ibadah haji. Ibadah haji bernuansa atau bermuatan politik terjadi ketika itu. Sekelompok pemberontak menelusup ke kota Makkah, berkamuflase sebagai jamaah haji.

Seperti telah maklum, pada masa pemerintahan Utsman bin Affan terjadi riuh dan suasana buruk dengan banyak berita hoaks dan fitnah. Segerombolan pemberontak yang berkeinginan menjatuhkan pemerintahan yang sah, yakni Khalifah Utsman bin Affan bergerak liar. Apapun akan mereka lakukan demi tercapainya ambisi itu.

Dalam Tarikh Khalifah diceritakan, Hasan Bashri salah satu tabi’in senior pernah ditanya oleh seseorang tentang, siapa kelompok pembunuh Utsman bin Affan, apakah dari golongan sahabat Muhajirin atau dari kalangan sahabat Anshar? Beliau menjawab, kelompok pembunuh Utsman bin Affan adalah orang-orang yang keras berasal dari Mesir.

Di antaranya adalah Kinanah bin Bisyr, Ruman al Yamani, Sudan bin Humran, Malik bin al Asytar an Nakha’i dan seorang yang dijuluki “kematian hitam” dari dari Bani Sadus. Mereka ini adalah para pemimpin pemberontak terhadap Khalifah Utsman bin Affan. Mereka juga yang mendesain berita hoaks dan fitnah supaya terjadi kekacauan di masyarakat.

Awalnya para pemberontak tidak bisa memasuki kota Makkah. Sampai tiba musim haji mereka bermuslihat sebagai jamaah haji sehingga dengan leluasa bisa masuk ke Makkah. Mereka tidak dicurigai sebagai pemberontak. Sebab tidak mungkin mereka yang akan menunaikan ibadah haji akan berani melakukan tindakan keji. Tapi, itulah yang terjadi. Ibadah haji pun dipolitisasi untuk kepentingan politik.

Setelah lolos masuk ke Makkah, bukan ibadah haji yang mereka lakukan hanya kepura-puraan belaka. Mereka langsung melakukan pengepungan ke rumah kediaman Utsman bin Affan selama empat puluh hari. Akhirnya, Utsman bin Affan terbunuh ketika gerombolan pemberontak berhasil menerobos masuk ke rumah khalifah. Menurut pendapat yang masyhur, seseorang yang membunuh Utsman bin Affan bernama Ruman al Yamani yang akrab dengan panggilan Jabalah.

Kisah ini membuktikan, agama sangat mudah dijadikan alat politik karena semangat emosional merupakan unsur terkuat dalam mencari dan memperkokoh dukungan. Kalimat”atas nama” sangat mudah menggugah dan menyulut api semangat untuk melakukan sesuatu yang “dianggap” ajaran agama. Korbannya adalah mereka dari kelompok awam yang mudah menerima doktrin keagamaan tertentu yang sengaja dibuat untuk kepentingan politik.

Tidak sah secara agama, cacat hukum dan seabrek tudingan lain kerap dilontarkan oleh mereka yang senang memakai agama sebagai kedok politik. Seperti hoaks dan fitnah yang terjadi pada masa Khalifah Utsman bin Affan sampai beliau terbuh. Begitulah kejamnya mereka yang melakukan politisasi agama.

 

Bagikan Artikel ini:

About Faizatul Ummah

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo dan Bendahara Umum divisi Politik, Hukum dan Advokasi di PC Fatayat NU KKR

Check Also

kopi sufi

Kopi dan Spiritualitas Para Sufi

Ulama dan Kopi apakah ada kaitan diantara mereka berdua? Kopi mengandung senyawa kimia bernama “Kafein”. …

doa bulan rajab

Meluruskan Tuduhan Palsu Hadits-hadits Keutamaan Bulan Rajab

Tahun Baru Masehi, 1 Januari 2025, bertepatan dengan tanggal 1 bulan Rajab 1446 H. Momen …