Jakarta – Sebuah celengan berisi koin emas dari masa 1.200 tahun lalu ditemukan di Yavneh, Israel. Robert Kool, arkeolog dari Otoritas Benda Antik Israel (IAA) menyebut koin Islam itu berasal dari abad ke-9 Masehi atau di awal masa Kekhalifahan Islam Abbasiyah. Koin itu ditemukan di dalam sebuah celengan pecah di kawasan kuno Yavneh.
Di antara tujuh koin emas itu juga ada sekeping uang dinar yang dicetak di era khalifah Harun al-Rasyid (786-809 Masehi). Kisah 1001 Malam yang terkenal terjadi di masa khalifah Harun al-Rasyid.
“Penemuan ini menjadi kado Hanukkah (Hari Raya Yahudi) bagi kami,” kata Kool, seperti dilansir laman Haaretz, Kamis (2/1/2020).
Bahkan salah satu koin emas itu ditemukan di hari ketiga Hanukkah, sehari sebelum seluruh harta karun itu ditemukan.
“Awalnya mereka menduga koin ini berasal dari masa Umayyah tapi ternyata dari era Abbasiyah,” kata Kool.
Kool mengungkapkan bahwa arkeologi bukanlah ilmu pasti, khususnya arkeologi Islam di Israel. Para arkeolog masih sering tidak mengetahui barang apa yang kami temukan karena rentang waktunya sangat panjang sekali.
“Koin ini adalah temuan yang luar biasa. Koin Islam ini cukup spesifik, ada tanggal cetakannya dan nama pembuatnya. Koin yang kami temukan berasal dari paruh pertama abad ke-8, sekitar 80 tahun setelah kekuasaan Bani Umayyah berakhir di tahun 750,” ungkap Kool.
Para arkeolog bisa menyimpulkan koin-koin itu adalah kepunyaan para pengrajin tembikar di masa itu. Hasil temuan di lokasi mendapatkan jumlah tembikar yang cukup banyak dan ini jarang terjadi dalam operasi di masa akhir Bizantium dan awal periode Islam, sekitar abad ke-7 sampai abad ke-9 Masehi. Celengan berisi koin itu ditemukan di dekat sebuah perapian.
Menurut Kool, uang koin emas itu tampaknya bukan hanya sekadar untuk tabungan si empunya saja. Di Eropa Barat, emas belum digunakan antara abad ke-8 hingga abad ke-13. Tapi di sebelah timur Bizantium dan wilayah kekuasaan Islam emas sudah digunakan sebagai alat tukar internasional. “Koin emas pada masa itu menjadi sangat penting dalam perdagangan internasional,” kata Kool.