Jakarta Kabar mengejutkan datang dari Sri Lanka Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena mengklaim teror bom bunuh diri di hari Paskah 21 April 2019 lalu dilakukan sindikat narkotika internasional Klaim ini jelas bertolak belakang dengan hasil penyelidikan aparat kepolisian Sri Lanka yang menyatakan pelaku teror itu dari kelompok Islam radikal negara tersebut Bandar narkoba yang melakukan serangan ini untuk berusaha menyudutkan saya dan melemahkan perang narkoba yang saya lakukan Saya tidak akan gentar kata Sirisena seperti dilansir AFP via laman cnnindonesia com Selasa 16 7 2019 Pernyataan ini juga bertentangan dengan ucapan Sirisena sendiri setelah serangan tersebut Saat itu ia menuding kelompok setempat Jemaah Tauhid Nasional NTJ sebagai dalang aksi teror itu Baca Juga Ditangkap di Arab Saudi 5 Terduga Pelaku Bom Paskah Dideportasi ke Sri LankaSementara Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe tidak sependapat dengan klaim Sirisena itu Menurut Wickremesinghe aparat sampai saat ini tetap mengacu kepada hasil penyidikan yang menyebut serangan bom bunuh diri itu didalangi kelompok radikal setempat Polisi akan menyelesaikan penyidikan dalam dua pekan ke depan Tidak ada dugaan keterlibatan sindikat narkoba dalam kejadian ini Kami tidak punya alasan meragukan para penyidik kata juru bicara PM Wickremesinghe Sudarshana Gunawardana Serangan teror diduga dilakukan oleh kelompok NTJ itu merenggut nyawa 258 orang dan melukai sekitar 500 orang Kelompok itu bergerak di bawah tanah merekrut pengikut dan mengumpulkan dana selama bertahun tahun untuk melakukan aksi teror Dari data kepolisian setempat sampai saat ini ada sekitar 100 orang yang diduga terlibat jejaring teroris ditahan Sisanya diperkirakan meninggal saat beraksi atau bunuh diri serta ditembak mati karena melawan saat ditangkap Selain itu Kepala Kepolisian non aktif Sri Lanka Irjen Pujith Jayasundara dan mantan Menteri Pertahanan Hemasiri Fernando juga ditangkap pada 2 Juli lalu Keduanya menjadi tersangka karena diduga lalai dalam mencegah aksi teror bom Di sisi lain diduga kuat hal ini adalah lanjutan perseteruan politik antara Sirisena dan Wickremesinghe Kedua belah pihak saling menyalahkan karena gagal mencegah aksi keji itu Perseteruan keduanya terjadi ketika Sirisena memecat Wickremesinghe Saat itu Wickremesinghe sempat ingin mengusut dugaan pelanggaran hak asasi manusia ketika Sirisena memerangi pemberontak Macan Tamil yang berakhir pada 2009 Baca Juga Buntut Teror Bom Paskah Kerusuhan Anti Muslim di Sri Lanka MembesarWickremesinghe saat itu mempermasalahkan keputusan itu dan menggugat ke Mahkamah Agung setempat kemudian menang Alhasil dia kembali melanjutkan masa jabatannya Perselisihan kemudian melebar ke persoalan rencana Sirisena untuk kembali menerapkan hukuman mati dalam kasus pembunuhan dan narkoba Dia mengaku terinspirasi Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam memerangi narkoba Wickremesinghe menentang rencana itu karena dianggap melanggar hak asasi Selain itu Sri Lanka sudah bertahun tahun tidak pernah menerapkan hukuman mati Selain itu Sirisena juga menentang rencana Wickremesinghe untuk melakukan kerja sama dengan Amerika Serikat AS berencana menggunakan salah satu pelabuhan di negara itu sebagai pangkalan militer AS beralasan langkah itu diambil untuk membendung pengaruh China di kawasan Asia Selatan
Check Also
Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?
Meskipun arus puritanisasi mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …
Shalat Ghaib untuk Korban Bencana
Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …