qatayef
qatayef

Lupakan Sejenak Ketegangan Dengan Israel, Momen Ramadan Digunakan Rakyat Palestina Berburu Rezeki dan Suka Cita

Gaza – Invasi Israel di Palestina telah membuat sengsara bangsa Palestina. Selama puluhan tahun, hak-hak berbangsa dan bernegara rakyat Palestina dikebiri dengan pendudukan Israel. Bahkan sampai saat ini, Israel masih semena-mena mencaplok setiap wilayah negara Palestina.

Berbagai perlawanan dilakukan bangsa Palestina, baik secara diplomatik, politik, maupun dengan melawan menggunakan berbagai potensi yang ada. Namun Israel yang didukung Amerika Serikat serasa ‘kebal’ dengan berbagai langkah Palestina untuk mengambil hak-haknya kembali.

Namun di bulan Ramadan ini, bangsa Palestina sejenak melupakan ketegangan dengan Israel. Momen Ramadan ini digunakan rakyat Palestina berjuang di Jalur Gaza guna mendapatkan penghasilan dan pada saat yang sama membawa suka cita.

Seorang warga Palestina bernama Faraj Odeh telah melakukan banyak pekerjaan sejak dia lulus dari universitas enam tahun lalu. Namun, selama bulan Ramadan, dia menjual jenis kue yang terkenal, Qatayef.

Qatayef adalah hidangan penutup Arab yang biasanya disajikan selama bulan suci, demikian dikutip dari laman Arab News, Selasa (12/5/2020). Ini adalah kue semacam pangsit manis yang diisi dengan krim atau kacang-kacangan seperti panekuk atau cannoli.

“Ini adalah makanan penutup Ramadan khusus dan memberi kami penghasilan yang baik,” kata Faraj Odeh dikutip dari laman Liputan6.com.

Harga murah dan popularitasnya dengan semua lapisan masyarakat menjadikannya sebagai bahan pokok Ramadan. Harga rata-rata per kilo qatayef unstuffed adalah sekitar $ 2,50.

Mohammed Al-Soussi kerap mengepak botol-botol kosong sesaat sebelum buka puasa di sebuah troli kecil di pasar Gaza yang terkenal. Dia menjual jus kharoub (carob), yang rasanya seperti cokelat tetapi memiliki nilai gizi lebih dan banyak manfaat kesehatan lainnya.

“Menjual jus kharoub bulan ini adalah sumber mata pencaharian bagi saya dan keluarga saya, terutama karena permintaan minuman ini meningkat selama bulan Ramadan,” katanya.

Al-Soussi (45) mengatakan, menjual minuman jauh lebih baik daripada duduk di rumah tanpa bekerja. Keuntungan hariannya sekitar US$ 20, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya.

“Ramadan memberikan kesempatan bagi warga Gaza yang menganggur untuk mendapatkan uang. Mereka menggunakannya untuk menjual produk-produk terkait Ramadan seperti makanan, minuman, mainan dan lentera.”

Abu Mohammed Al-Barqouni berada di sekitar Sousse, sibuk mendekorasi toko kecilnya dengan lentera berbagai bentuk dan warna. Lentera sangat populer di kalangan anak-anak.

“Saya berharap dapat membawa kebahagiaan bagi semua anak, tetapi beberapa orangtua datang dan bertanya tentang harga dan tidak membeli karena mereka tidak mampu membelinya,” jelasnya.

Harga lentera berkisar antara 10 hingga 20 shekel (US$ 2,84 – US$ 5,69) untuk ukuran rata-rata, sementara biaya pembuatan lentera kecil antara lima dan tujuh shekel.

“Meskipun harga lentera rendah, penjualan berfluktuasi karena memburuknya kondisi ekonomi mayoritas orang di Gaza,” katanya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

persatuan

Khutbah Jumat : Bulan Syawal Momentum Memperkokoh Ukhuwah dan Persatuan Bangsa

Khutbah I   اَلْحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى …

pertemuan maruf amin dengan gibran rakabuming raka dok setwapresbpmi 4 169

Resmi Ditetapkan Jadi Wapres, Gibran Langsung Sowan Minta Wejangan Ke Wapres KH Ma’ruf Amin

Jakarta – Gibran Rakabuming Raka resmi ditetapkan menjadi Wakil Presiden terpilih pada pemilu tahun 2024, …