Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin

Mahasiswa Jadi Lentera Moderasi Beragama di Kampus

Jakarta — Kementerian Agama (Kemenag) mengajak mahasiswa Indonesia untuk menjadi pelopor dalam meneguhkan moderasi beragama di tengah kehidupan bangsa yang majemuk. Seruan itu disampaikan Sekretaris Jenderal Kemenag, Kamaruddin Amin, saat mengukuhkan pengurus Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara (PMMBN) periode 2025–2027, di Jakarta, Rabu (29/10/2025).

PMMBN dibentuk sebagai wadah kaderisasi mahasiswa perguruan tinggi umum (PTU) agar memiliki wawasan keagamaan yang moderat sekaligus menumbuhkan semangat bela negara. Gerakan ini diinisiasi oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai respon atas meningkatnya tantangan intoleransi dan radikalisme di lingkungan kampus.

“Moderasi beragama bukan sekadar pilihan, tetapi keniscayaan bagi bangsa Indonesia yang majemuk. Tantangan kita bukan menghapus perbedaan, melainkan mengelolanya agar menjadi sumber kekuatan,” ujar Kamaruddin.

Kamaruddin menegaskan, moderasi beragama merupakan wujud nyata dari ajaran Islam yang menebarkan rahmat bagi seluruh alam. Keberagaman, katanya, harus dikelola dengan bijak melalui nilai-nilai agama yang menenangkan, bukan menegangkan; yang mempersatukan, bukan memecah-belah.

“Beragama seharusnya melahirkan kemaslahatan bagi sesama. Nilai iman harus berjalan beriringan dengan akal sehat, progresivitas, dan kepedulian sosial,” tuturnya.

Ia juga mengingatkan bahwa dalam kehidupan berbangsa tidak ada mayoritas atau minoritas dalam makna konstitusional. Semua warga negara berdiri sejajar dalam tanggung jawab dan hak yang sama di hadapan hukum maupun Tuhan.

“Kita semua adalah hamba yang setara di hadapan Allah, dan warga yang setara di hadapan konstitusi. Itulah semangat moderasi,” tegasnya.

Dalam sambutannya, Kamaruddin juga mengutip hasil penelitian Harvard Business School yang menunjukkan bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan akademik, melainkan juga oleh jaringan sosial dan kemampuan komunikasi interpersonal.

“Organisasi seperti PMMBN adalah laboratorium kepemimpinan spiritual dan sosial. Di sini mahasiswa belajar membangun empati, berdialog lintas iman, dan mengasah jiwa kebangsaan,” tambahnya.

Ia berharap, mahasiswa tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga matang secara moral dan spiritual, menjadi insan yang membawa cahaya moderasi di tengah masyarakat digital yang rawan polarisasi.

Kemenag berharap kehadiran PMMBN menjadi suluh yang menerangi jalan generasi muda menuju Indonesia yang damai, inklusif, dan berkeadaban. Mahasiswa diharapkan menjadi teladan dalam berdialog, menghargai perbedaan, dan menebar nilai rahmatan lil ‘alamin di ruang akademik maupun publik.

“Dari kampuslah cahaya moderasi beragama harus bersinar, agar Indonesia tetap kokoh sebagai rumah bersama yang dirahmati Tuhan,” pungkas Kamaruddin.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Agama Islam, M. Munir, menjelaskan bahwa PMMBN berawal dari kegelisahan moral mahasiswa yang ingin menghadirkan wajah agama yang teduh di kampus. Gagasan itu muncul pada tahun 2022 dan kini telah menjangkau lebih dari 225 perguruan tinggi umum di seluruh Indonesia.

“Anak-anak muda ini ingin menghadirkan Islam yang ramah, bukan marah; yang membangun, bukan membenturkan. PMMBN menjadi gerakan kebangsaan yang baru — lahir dari semangat keagamaan yang mencerahkan,” ujar Munir.

Ia menambahkan, terbentuknya PMMBN juga merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama, yang menegaskan peran Kementerian Agama dalam memperkuat nilai toleransi, kebangsaan, dan harmoni sosial, khususnya di dunia pendidikan tinggi.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir copy

Sumpah Pemuda, Ikrar Iman untuk Indonesia Berakhlak

Jakarta — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir mengajak generasi muda Indonesia untuk …

Miftahul Ulum MPS. M.Sc . Ph.D

Sumpah Pemuda dan Jihad Digital: Meneguhkan Nilai Kebangsaan di Era AI

Jakarta – Spirit Sumpah Pemuda yang digelorakan pada 28 Oktober 1928 tak sekadar menjadi catatan …