makmum

Makmum Kesal Lempari Imam dengan Sandal, Siapa yang Salah?

Heboh sebuah video yang beredar tentang seorang makmun yang nyaris memukul seorang imam dengan sandal saat tengah melakukan ibadah shalat tarawih. Ternyata kejadian tersebut terjadi di salah satu masjid di Malaysia.

Dalam rekaman tersebut terlihat seorang pria diduga makmum, tiba-tiba menerobos ke barisan depan ke arah imam. Ia terlihat datang dengan emosi dan melempar sandal tepat di kepala sang imam. Untungnya imam tersebut mengetahui lemparan sandal tersebut dan mampu menghindarinya.

Kejadian tersebut terjadi diduga lantaran makmum merasa  kesal karena sang imam membaca surah terlalu panjang. Dalam video terdengar imam salat tersebut membacakan surah Al Hasyr. Jumlah ayatnya mencapai 24 ayat atau kurang lebih dua lembar halaman al-Quran.

Dari kejadian tersebut, kita bisa memahami bahwa apapun tindakan kekerasan jelas bukan penyelesaian terbaik, apalagi terjadi dalam shalat. Perbuatan sang makmum tidak patut ditiru. Makmum datang ke masjid harus siap dengan ibadah shalat. Jika memang imam terlalu Panjang bacaannya, bisa memilih mufarakah (pisah) dari jamaah, bukan dengan cara kekerasan seperti itu.

Namun, hal sangat penting pelajaran yang bisa diambil bahwa menjadi seorang imam berarti pemimpin yang harus memahami kondisi makmumnya. Ada adab dan etika yang harus dipahami supaya terhindar dari kejadian seperti itu. Salah satunya adalah seorang imam dilarang membaca surah yang terlalu panjang.

Menjadi seorang imam harus mampu mengerti kondisi setiap makmumnya. Bisa jadi di antara makmumnya merupakan seorang tua yang tidak kuat berdiri lama, sakit, atau seorang pedagang yang harus kembali menjajakan barang dagangannya, ibu-ibu yang memiliki anak bayi atau alasan lainnya.  Jika seorang imam tetap membaca surat yang cukup panjang tanpa mau perduli dengan kondisi makmumnya, maka sejatinya imam tersebut sedang mendzalimi makmumnya.

Kekesalan seorang makmum pernah pula terjadi pada masa Rasulullah. Hal ini mengingatkan kita pada kisah Mu’adz bin Jabal yang ditegur Rasulullah ketika ia mengimami dengan surat yang panjang dalam shalat.

Suatu hari, sahabat Mu’adz bin Jabal menjalankan shalat Isya berjamaah bersama kaumnya. Di tempat tersebut dia menjadi imam. Ketika salat masih berlangsung, salah seorang makmum keluar dari saf kemudian melakukan salat sendirian. Rupanya, dia merasa keberatan tatkala Mu’adz bin Jabal membaca Surah al-Baqarah dalam shalatnya dan kemudian iapun mengadu kepada Rasulullah tentang kejadian tersebut.

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami para pekerja penyiram bekerja pada siang hari, dan sesungguhnya Mu’adz shalat Isya bersamamu, kemudian dia datang mengimami kami dengan membaca surah Al-Baqarah,” protes mereka.

Nabi pun mengklarifikasi persoalan ini kepada Mu’adz. Setelah mengetahui duduk permasalahan, Rasulullah memberikan nasihat kepada sahabatnya, untuk membaca surat-surat pendek dalam bacaan shalatnya supaya makmum yang memiliki kepentingan tidak merasa terberatkan.

Inilah pentingnya bagi imam selain harus berilmu dan memiliki rasa takut kepada Allah, namun juga harus berilmu dengan mau mengetahui kondisi makmumnya. Imam adalah cerminan pemimpin yang tidak mengukur kemampuan pada dirinya sendiri.

Bagi seorang makmum, Ibnu Rajab Al-Hanbali menyebutkan bahwa jika bacaan imam terlalu panjang, maka makmum diperbolehkan untuk meninggalkan barisan jamaah dan melakukan shalat sendiri di luar jamaah tersebut. Pilihan ini tentu lebih beradab dari pada membuat kegaduhan dengan kekerasan memukul imam.

Bagikan Artikel ini:

About Novi Nurul Ainy

Check Also

10 hari terakhir ramadan

Apa Istimewanya 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan?

Bulan Ramadan dibagi menjadi tiga fase keistimewaan, yakni sepuluh hari pertama, sepuluh hari kedua, dan …

sirah nabi

Manfaat Majelis Maulid Nabi yang Jarang Dipahami

Nabi Muhammad hanyalah seorang manusia biasa yang dutus oleh Allah untuk membenarkan dan menyempurnakan agama-agama …