Yerusalem – Seorang mantan dosen Universitas Afrika Selatan (Afsel), Shahid Bin Yusef Takala, melakukan perjalanan spiritual dengan berjalan kaki ribuan kilometer dari Cape Town (Afsel) ke Yerusalem agar bisa melaksanakan ibadah di Masjid Al-Aqsa. Tidak berhenti disitu, setelah memuaskan batinnya di Masjid Al-Aqsa, Shahid akan melanjutkan perjalanannya ke Madinah dan Makkah juga dengan berjalan kaki.
Ia tiba di Masjid Al-Aqsa pada Februari dan berangkat dari Cape Town pada 15 Agustus 2018. Ia melakukan perjalanan melalui Zimbabwe, Zambia, Tanzania, Kenya, Ethiopia, Sudan dan Mesir sebelum mencapai Gaza.
Dilansir di Middle East Monitor, Minggu (29/11/2020), Shahid berusaha melanjutkan perjalanan menuju Yerusalem melalui Gaza. Namun, ia gagal menembus pendudukan Israel. Hasilnya, ia harus kembali berjalan ke Mesir dan melalui Sinai dan Yordania untuk sampai di Yerusalem.
Ironisnya, sesampai di Masjid Al-Aqsa ia juga tidak bisa segera melanjutkan perjalanannya karena wabah Covid-19. Meski demikian, ia menggambarkan pengalamannya ini sebagai “berkah besar”. Keberadaan wabah ini membuat ia tidak bisa meninggalkan tempat tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam.
“Alhamdulillah, saya mendapat kesempatan melaksanakan shalat lima waktu di Masjid Al-Aqsa yang diberkahi setiap hari. Saya merasa ini suatu kehormatan dari Allah SWT dan merupakan keistimewaan bagi saya menunaikan shalat lima waktu dari subuh hingga malam di Al-Aqsa,” kata dia dikutip dari laman ihram.co.id.
Mantan dosen di Universitas Afrika Selatan itu lantas memiliki rencana menulis buku berjudul Perjuangan Semangatku. Di buku tersebut, ia berencana akan mendokumentasikan perjalanannya.
Setelah meninggalkan Masjid Al-Aqsa, ia berniat berjalan kaki ke Arab Saudi untuk mengunjungi Masjid Nabawi di Madinah, kota tersuci kedua bagi umat Islam,. Setelahnya, ia akan menunaikan ibadah haji di Makkah.