sunan ampel
sunan ampel

Menelisik Cara Dakwah Sunan Ampel

Sebagaimana telah diketahui, sebelum Islam masuk ke Indonesia, khususnya di pulau Jawa penduduknya masih menganut keyakinan animisme dan dinamisme. Mereka menjadikan benda-benda alam sebagai sarana penyembahan, seperti batu, pohon dan benda keramat yang lain. Di samping itu, masyarakat juga telah dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya Hindu dan Budha yang bersumber dari India.

Fakta demikian bisa dilihat dari beberapa kerajaan yang ada di Jawa. Dua agama Hindu dan Budha kental mewarnai corak kehidupan raja-raja dan masyarakat waktu itu. Majapahit misalnya, kerajaan adi daya yang mampu mempersatukan Nusantara masyarakat dan petinggi keraton memeluk dua agama tersebut.

Raja Hayam Wuruk Bergama Syiwa, sedangkan Gajah Mada lebih memilih agama Budha. Kedua pemeluk agama ini hidup damai dengan tingkat toleransi yang tinggi sehingga tercipta kerukunan umat beragama yang baik.

Islam Menapak di Tanah Jawa

Pesisir utara pulau Jawa menjadi pintu gerbang masuknya Islam di tanah Jawa yang saat itu masih bernama Jawa Dwipa. Analisa ini dibuktikan dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun yang tahun wafatnya berangka 475 H atau 1082 M. Makam yang berada di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik ini membuktikan pada era tersebut Islam telah memasuki pulau Jawa.

Sementara Fatimah sendiri diperkirakan keturunan Hibatullah, salah satu dinasti kerajaan Persia. Dengan demikian, para muballigh dari daratan Persia yang membawa Islam ke Pulau Jawa pada masa tersebut.

Bukti berikutnya bahwa Islam telah menapak pulau jawa adalah makam Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 822 H atau 1419 M yang ditemukan di Gresik.  Sama dengan Fatimah, Maulana Malik Ibrahim berasal dari Persia, tepatnya Kasyam. Bukti lainnya, di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam tertua tertulis angka 1374 M. Makam-makam ini diperkirakan makam keluarga Istana Majapahit.

Dengan demikian, Islam telah masuk ke pulau Jawa pada masa kerajaan Majapahit melalui jalur perdagangan, walaupun pada saat itu Islam belum berkembang secara pesat. Karena tradisi kerajaan Jawa waktu itu, agama dijadikan sebagai bentuk legitimasi. Dominasi Hindu dan budha masih sangat kuat, sehingga Islam mampu merambah wilayah yang lebih luas. Islam baru pesat perkembangannya di pulau Jawa pada era Wali Songo. Salah satunya adalah Sunan Ampel.

Kiprah Sunan Ampel dan Metode Dakwahnya

Masa Wali Songo adalah masa berakhirnya dominasi agama Hindu dan Budha di Nusantara. Selanjutnya, agama Islam yang mendominasi. Wali Songo merupakan Simbol penyebaran Islam di Nusantara, khususnya di Pulau Jawa mereka memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan Islam.

Adalah Sunan Ampel, wali paling senior, seorang ulama besar dan salah satu juru dakwah paling terkenal di pulau Jawa yang memiliki jasa besar sehingga Islam bisa dikenal secara luas dan dinikmati hingga saat ini. Sunan Ampel yang memiliki nama lain Radeh Rahmat erat kaitannya dengan proses besar-besaran masyarakat jawa dalam memeluk Islam meninggalkan agama lamanya. Dengan gaya khasnya, beliau menyampaikan Islam secara santun dengan akhlak yang mulia. Ini yang kemudian menarik minat masyarakat jawa terhadap agama Islam.

Selanjutnya beliau juga memperkenalkan Islam kepada raja dan kalangan kerajaan Majapahit. Kehadirannya di Wilwatikta menjadi titik balik sejarah keagamaan masyarakat Majapahit yang sebelumnya beragama Hindu menjadi pemeluk Islam. Bermodal kecerdasan yang dimilikinya, Sunan Ampel memiliki beberapa metode yang unik dalam berdakwah. Beliau mampu berbicara dan mengenalkan Islam kepada masyarakat sesuai dengan taraf keilmuan masing-masing.

Untuk masyarakat kelas menengah ke bawah, metode dakwah yang digunakan sunan Ampel dilakukan pendekatan dengan cara pembauran. Yakni dengan bergaul dan berinteraksi dengan kehidupan masyarakat. Dalam proses interaksi ini, beliau menunjukkan sikap terpuji dan akhlak mulia sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah. Sehingga dengan sendirinya masyarakat menaruh simpati dan kekaguman pada sikap dan perilaku beliau. Masyarakat kemudian berbondong-bondong memeluk agama Islam karena melihat figur Sunan Ampel yang begitu mempesona. Santun, ramah, baik dan menghormati mereka yang belum memeluk islam.

Sedangkan saat menghadapi kaum terdidik dan cendekia, beliau melakukan pendekatan secara intelektual dan dengan penalaran yang logis. Beliau memperkenalkan Islam dengan memberikan wacana intelektual melalui diskusi yang cerdas, kritis dan bisa diterima oleh akal manusia. Melalui cara ini, dakwah yang dilakukan oleh beliau terasa lebih berkesan. Setiap pribadi yang menyimak akan menimbulkan kesan mendalam dalam dirinya. Saat memutuskan untuk memeluk Islam, mereka berpijak pada pemahaman yang kuat dan tak tergoyahkan.

Satu hal lagi yang mengagumkan dari sosok sunan Ampel dan membuatnya sangat disegani adalah sikap konsisten dan independen dalam posisinya sebagai ulama. Kalaupun toh menjalin hubungan dengan beberapa penguasa, beliau tidak memiliki ikatan apapun dengan para raja dan penguasa. Tidak ada tujuan lain dalam dakwahnya semata hanya mengharap ridla Allah dan menyebarkan agama Islam.

Konsistensi ini tidak saja dikagumi oleh masyarakat, raja dan penguasa, para wali yang lainpun sangat menghormati dan menjadikan beliau sebagai kiblat pemecahan masalah. Sukses sunan Ampel ini merubah tatanan kehidupan masyarakat jawa, bahkan sampai ke pulau Madura untuk kehidupan beragama yang lebih baik. Mulai era ini Islam berkembang pesat tak terbendung. Dan tanpa menunggu waktu lama, mayoritas masyarakat jawa telah memeluk agama Islam.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Pancasila Jaya

Intoleransi Akar Masalah Radikalisme dan Terorisme, BPIP: Bumikan Pancasila

Makassar – Pancasila adalah ideologi bangsa yang telah terbukti mampu mempersatukan Indonesia dari berbagai keberagaman …

persatuan

Khutbah Jumat : Bulan Syawal Momentum Memperkokoh Ukhuwah dan Persatuan Bangsa

Khutbah I   اَلْحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى …