haid
haid

Mengenal Darah Haid dan Tata Cara Mandi Setelah Haid

Kata haid menurut bahasa artinya adalah banjir/mengalir. Secara istilah syara’, haid ialah darah yang keluar dari rahim perempuan dalam keadaan sehat, bukan semasa melahirkan bayi atau semasa sakit, dan keluar dalam masa yang tertentu.

Ciri Haid

Kebiasaannya, warna darah haid adalah hitam, sangat panas, terasa sakit, dan berbau busuk. Ahli fikih bersepakat darah yang keluar pada masa-masa haid setiap bulan bisa beragam adakalanya hitam, merah, kuning, atau keruh (pertengahan antara hitam dengan putih). Berhentinya haid dapat diketahui dengan adanya warna putih, yaitu dengan cara perempuan berkenaan memasukkan kain yang bersih atau kapas ke dalam kemaluannya.

Ulama madzhab Syafi’i menyusun daftar warna darah haid menurut kekuatannya. Warna darah haid ada lima yaitu [yang terkuat) hitam, merah, warna coklat (warna seperti tanah), kuning, darah keruh. Sifat darah haid ada empat, yang terkuat adalah 1) kental dan busuk, 2) busuk, 3) kental, dan 4) tidak kental dan tidak busuk.

Kapan Mulai Haid

Haid mulai keluar ketika perempuan mulai masuk umur baligh, yaitu ketika lebih kurang sembilan tahun hingga masa terputusnya haid. Jika perempuan mendapati darah keluar dari kemaluannya sebelum umur sembilan tahun ataupun setelah dari umur putus haid, maka darah itu bukanlah darah haid, tetapi darah penyakit atau turun darah.

Perempuan yang sudah mengalami haid, maka dia menjadi baligh dan mukallaf. Artinya, beban hukum sudah melekat padanya dengan wajib seluruh kewajiban syara’ seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya.

Menurut ulama madzhab Syafi’i, tidak ada batasan akhir bagi “umur putus haid.” Selama dia hidup, maka selama itulah dia mungkin mengalami haid. Tetapi menurut kebiasaan, umur putus haid ialah pada usia 62 tahun. Beberapa ulama lain seperti Hanafi mengatakan umur putus haid 55 tahun , Maliki mengatakan 70 tahun dan Hambali berpendapat 52 tahun. Artinya, tergantung kebiasaan perempuan dalam suatu wilayah.

Waktu Haid

Masa haid sekurang-kurangnya ialah satu hari satu malam, yaitu dua puluh empat jam dan darah tersebut keluar terus menerus menurut kebiasaan. Artinya, jika seorang wanita itu melihat darah kurang dari satu hari satu malam, maka itu adalah darah istihadhah, bukan darah haid.

Adapun menurut kebiasaan masa haid itu adalah enam atau tujuh hari. Adapun masa maksimal haid adalah lima belas hari lima belas malam. Jika darah itu keluar melebihi dari lima belas hari, maka itu ialah darah istihadhah.

Lalu, jika ada kasus, terjadi masa bersih (darah berhenti) di antara masa haid tetapi kemudian keluar kembali, menurut pendapat paling kuat,  dianggap sebagai masa haid. Dengan syarat, haidnya tidak melebihi lima belas hari, dan tidak kurang dari masa minimal haid. Jadi masa berhentinya haid di antara masa haid, tetapi kemudian keluar lagi sebelum melebahi batas maksimal haid itu dianggap sebagai haid.

Hukumnya

Kenapa penting untuk mengetahui seluk-beluk darah ini bagi perempuan karena sangat terkait dengan kewajiban-kewajiban dalam agama. Berikut beberapa hukum bagi perempuan terkait haid.

  1. Datangnya haid pertama menunjukkan perempuan itu sudah baligh dan mukallaf. Artinya masa di mana perempuan sudah wajib melaksanakan kewajiban syar’i.
  2. Haram melaksanakan ibadah seperti shalat, haji, puasa termasuk sujud tilawah.
  3. Haram menyentuh dan membaca Qur’an kecuali membaca dalam hati.
  4. Haram masuk dan I’tikaf di dalam masjid.
  5. Haram melakukan hubungan suami-istri
  6. Tidak memboleh menceraikan perempuan di masa haid.
  7. Wajib mandi (bersuci) setelah masa haid sebelum melaksanakan ibadah

Tata Cara Mandi

Cara mandi haid sama dengan mandi nifas dan junub yang tergolong mandi besar. Mandi ini diwajibkan agar setelah haid perempuan dapat melakukan aktifitas ibadah sebagaimana mestinya.

Langkah-langkah yang harus diketahui dalam mandi setelah haid adalah sebagaimana berikut :

  •  Niat mandi haid

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Saya berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar haid fardhu karena Allah Ta’ala.

  • Membaca Basmalah
  • Membasuh kedua tangan tiga kali dengan mendahulukan yang kanan lalu yang kiri
  • Membasuh/membersihkan kemaluan
  • Berwudhu sebelum mandi sebagaimana wudhu untuk melakukan shalat
  • Pembasuhan dilakukan dengan mendahulukan anggota tubuh yang kanan lalu yang sebelah kiri, kemudian membersihkan pusar, telinga bagian luar dan dalam, sela-sela jari
  • Menuangkan air di atas kepala sebanyak 3 kali sampai rata setiap kalinya, sambil memasukkan jari-jari tangan ke dalam rambut sehingga dapat sampai ke pangkal rambut dan lekuk-lekuknya tubuh
  • Mengalirkan air ke seluruh tubuh sampai rata dan membersihkannya
  • Membersihkan kedua kaki berikut sela-sela jemarinya.
Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Lebaran Topat perkuat silaturahmi dan jaga tradisi leluhur

Lebaran Topat di Mataram Pupuk Silatarahmi Antaragama dan Jaga Tradisi Leluhur

Mataram – Seperti di daerah-daerah lain saat Hari Raya Idul Fitri, di Kota Mataram, Nusa …

KH Yusnar Yusuf Rangkuti PhD

Tak Bertentangan dengan Syariat Islam, Budaya dan Kearifan Lokal Saat Idulfitri Perlu Terus Dilakukan

Jakarta – Perayaan Idulfitri di Indonesia biasanya diramaikan dengan berbagai budaya dan kearifan lokal, sesuai …