Jakarta – Gelombang protes dan kecaman datang silih berganti dari para tokoh muslim hingga negara dengan penganut muslim mayoritas atas penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh 2 orang politisi India. Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu), Retno Marsudi secara khusus dalam forum para Menlu ASEAN-INDIA langsung menyampaikan sikap pemerintah Indonesia yang mengecam pernyataan 2 politikus India yang menghina Nabi Muhammad SAW.
“Di dalam pertemuan komisi bersama tadi saya menyampaikan beberapa hal, saya sampaikan secara khusus kepada Menlu India mengenai keprihatinan dan kecaman terhadap pernyataan 2 politisi partai BJP yang menghina Nabi Muhammad,” kata Retno di Kanal YouTube Kemlu RI, seperti dilansir dari laman detik.com Sabtu (18/6/2022).
Menlu India, kata Retno, menyebut pernyataan soal Nabi Muhammad itu bukanlah merepresentasikan Partai Bharatiya Janata (BJP). Serta, bukan juga sebagai posisi dari Pemerintah India.
“Sebagai tanggapan Menteri Luar Negeri India menyatakan bahwa statement 2 politisi tersebut tidak mencerminkan sama sekali posisi partai BJP dan juga tidak mencerminkan sama sekali posisi Pemerintah India,” jelasnya.
Selain itu, 2 politikus India itu telah diberhentikan dari jabatannya. Keduanya juga dinonaktifkan dari BJP.
“Menlu India menjelaskan bahwa 2 politisi tersebut telah diberhentikan dari jabatannya dan telah dinonaktifkan dari partai. Lebih lanjut Menteri Luar Negeri India menjelaskan secara lebih rinci statement yang dikeluarkan BJP antara lain, BJP menghormati semua agama, BJP menolak dengan keras penghinaan terhadap agama, dan BJP menentang dengan keras ideologi yang menghina atau merendahkan agama tertentu,” tutur dia.
Dorong Kembangkan Budaya Toleransi
Dalam pertemuan itu, Retno juga menyampaikan tentang pentingnya budaya toleransi. Menurut Retno, menghormati perbedaan agama dapat memperkuat persahabatan antarnegara.
“Saya ulangi apa yang saya sampaikan pada pertemuan para Menlu ASEAN-India mengenai pentingnya terus dikembangkan budaya toleransi dan saling menghormati. Hanya dengan saling menghormati perbedaan termasuk perbedaan agama, maka persahabatan dan kerja sama akan dapat diperkuat,” tuturnya.
Indonesia dan India, tambah Retno, akan melanjutkan program dialog antarkepercayaan (interfaith dialogue). Retno menyebut program itu pertama kali dilakukan pada 2018 lalu.
“Dalam rangka ini kedua negara sepakat untuk kembali melanjutkan program Indonesia-India interfaith dialogue yang pernah diselenggarakan pada tahun 2018. Dalam pembicaraan tadi kita berusaha dalam interfaith dialogue yang kedua dapat dilakukan apabila tidak menjelang akhir tahun ini, maka dapat dilakukan pada tahun 2023,” tutur dia.