Haji Amerika
Haji Amerika

Meski Tidak Bisa Berangkat Haji ke Mekah, Muslim AS Tetap Ingin Berhaji Dalam Hati

Jakarta – Pemerintah Arab Saudi telah memutuskan menggelar ibadah haji terbatas dengan maksimal 1000 jemaah dan hanya warga lokal atau warga negara asing yang sudah tinggal di Arab Saudi. Pandemi Covid-19 menjadi alasan pembatasan tersebut.

Meski sangat menyedihkan, tapi keputusan itu bisa diterima oleh seluruh negara. Mereka menilai keputusan itu sudah tepat demi untuk menjaga keselamatan umat.

Kondisi itu juga disadari oleh umat Muslim di Amerika Serikat yang rata-rata merupakan warga pendatang dan mualaf. Seperti dialami Presiden di lembaga Tayseer Seminary di Kota Knoxville, Amerika Serikat (AS) Syekh Hassan Lachheb.

Pria asal Maroko ini selama lima tahun terakhir selalu memimpin rombongan haji AS ke tanah suci. Namun tahun ini, ia terpaksa tidak bisa mengulang ibadah itu. Namun bagi Lachheb, tidak bisa naik haji tahun ini adalah momentum spiritual. Menurut dia kedekatan dengan Allah tidak boleh dikaitkan dengan kedekatan fisik apa pun dan dengan niat baik, dia masih bisa melaksanakan haji secara batin.  

“Aku harus menemukan Ka’bah di hatiku, aku harus menemukan Makkah di hatiku,” kata Lachheb dikutip dari laman aboutislam.net, Senin (29/6/2020).

Kesedihan tak bisa berangkat haji tahun ini juga dirasakan para mualaf di AS. Bagi mereka, berhaji tak sekadar ritual yang sakral, tapi juga untuk pertama kalinya mendapatkan lingkungan yang sepenuhnya islami.

“Buat mualaf, naik haji adalah kesempatan pertama untuk berada di tempat di mana semua orang adalah Muslim,” kata James Jones, Wakil Ketua Seminari Islam Amerika di Richardson, Texas, yang memeluk Islam pada tahun 1979 dan naik haji 1992.

Menurut Jones, ketika pertama kali naik haji, dia merasa tak perlu khawatir tentang kehalalan makanan dan juga tak perlu khawatir ada yang tersinggung saat mengucapkan assalamu alaikum. 

“Ada perasaan nyaman ketika Anda berada di sekitar umat Islam. Semua orang berdoa lima kali sehari dan tidak ada yang mengeluh tentang adzan,” ucapnya.

Kendati demikian, Jones mengingatkan bahwa semua amal ibadah telah dihitung pahalanya sejak dari niat. Mereka yang berencana naik haji tahun ini akan menuai ganjaran spiritual yang sama seolah-olah mereka telah melaksanakannya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Gus Rozin copy

Implementasikan UU Pesantren, Majelis Masyayikh Bangun Budaya dan Mutu Kemandirian Pesantren

JAKARTA — Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren mengamanatkan penjaminan mutu pesantren yang baik …

nasaruddin umar 1762003369729 169

Menteri Agama Prof. Dr. KH. Nazaruddin Umar Minta Siswa Kembangkan Inovasi, Bukan Hanya Ilmu Agama

Jakarta – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar meminta kepada seluruh siswa madrasah untuk terus berinovasi …