kaya atau miskin

Milih Hidup Kaya atau Miskin Sesuai Anjuran Nabi?

Dalam suatu kisah Nabi mempraktekkan kehidupan yang sangat sederhana. Dalam suatu Riwayat kehidupan Rasulullah terbiasa menahan lapar sehingga harus mengganjal perutnya dengan batu.

Dalam sebuah doa yang cukup populer Nabi meminta kehidupan yang miskin. “Ya Allah hidupkanlah aku sebagai seorang miskin, matikanlah aku sebagai seorang miskin, dan giringlah aku pada hari kiamat bersama kelompoknya orang-orang miskin“. (HR. At – Tirmidzi: 2352).

Miskin seperti apa yang dapat dipahami dalam hadist tersebut? Itu tentu butuh penjelasan yang cukup jernih. Betulkah umat Islam dianjurkan menjadi orang miskin dan fakir?

Dalam hadist yang lain yang diriwayatkan Abu Na’im Nabi pernah memberikan peringatan : Kemiskinan itu dekat kepada kekufuran. Nabi pun pernah mengajarkan doa agar terhindar dari kefakiran.

Dalam hadits Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk mengucapkan doa berikut ini sebelum tidur. :….. Engkau-lah yang dzahir, tidak ada sesuatu di atas-Mu, Engkau-lah yang Batin, tidak ada sesuatu yang menghalangi-Mu, lunasilah hutang kami dan berilah kami kekayaan hingga terlepas dari kefakiran.”

Doa ini jelas menggambarkan anjuran Nabi agar umat terlepas dari kemiskinan dan mendapatkan kehidupan yang layak dari sebuah kekayaan. Bahkan Nabi juga mengajarkan Doa kepada umatnya agar menjadi seorang yang diberkahi kekayaan.

Dari Abdullah bin Mas’ud Ra, dari Nabi Saw beliau biasa berdoa: Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan, dan kekayaan.(HR. Muslim no. 272, At Tirmidzi no. 3489, Ibnu Majah no. 3105, Ibnu Hibban no. 900 dan yang lainnya).

Apakah berbagai hadist itu menunjukkan kontradiksi anjuran Nabi dalam memilih jalan hidup sebagai orang miskin atau kaya? Apakah Nabi berdoa agar menjadi miskin atau justru Nabi mengajarkan agar berdoa memohon kekayaan?

Sesungguh konteks doa Nabi memohon sebagai orang miskin bukan dalam konteks fakir secara sosial dan materi. Miskin adalah sebuah sifat spiritual yang selalu menghamba dan meminta kepada Allah. Manusia adalah miskin di hadapan Tuhan sehingga akan membutuhkan pertolongan Allah.

Hadist Nabi yang mengaitkan dengan kemiskinan juga sebagai bentuk memotivasi dan menjaga orang fakir miskin agar disantuni oleh orang kaya yang shalih. Misalnya, dalam hadist Nabi : “Carilah aku di antara para duafa dan orang miskin (diucapkan tiga kali), karena sesungguhnya engkau akan ditolong dan diberikan kemudahan rezeki dengan sebab doa kaum duafa karena kepedulian dan keberpihakan.” (HR Abu Dawud).

Hadist ini bukan berarti Nabi hanya mencintai orang miskin dan tidak mencintai orang kaya. Sabda Nabi ini adalah bentuk keberpihakan Nabi kepada orang miskin dan perintah bagi orang yang diberikan kekayaan agar membantu dan mencintai fakir miskin.

Namun, jelas Nabi memperingatkan agar kefakiran tidak menjerumuskan seorang hamba dalam kekufuran. Jangan karena alasan kebutuhan, seseorang bisa berbuat maksiat dan kekafiran. Di situlah pentingnya perang orang kaya yang shaleh untuk mencintai saudara yang miskin.

Menjadi kaya itu menjadi penting dan meminta kepada Allah agar terhindar dari kemiskinan dan kefakiran juga menjadi ajaran yang dipratekkan Nabi. Nabi mengajarkan doa :

اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Artinya, “Ya Allah, cukupkanlah aku dengan barang yang halal hingga aku tidak butuh kepada yang haram dan cukupkanlah aku dengan keutamaan-Mu hingga aku tidak butuh kepada selain-Mu. (HR Turmudzi)

Penting menjadi kaya karena dengan kekayaan dapat mencukupi diri dan keluarga agar tidak jatuh dalam barang dan praktek pekerjaan yang haram dan dilarang Allah. Menjadi kaya itu juga sangat penting agar kita tidak tergantung kepada selain Allah. Menjadi kaya juga teramat penting agar bisa mencintai saudara yang membutuhkan yang berada dalam kefakiran dan kemiskinan.

Nabi mencintai orang fakir dan miskin bukan berarti anjuran kepada kita untuk menjadi miskin, tetapi anjuran agar kita bersikap selalu miskin dalam mengharap pertolongan Allah dan bersikap mencintai orang miskin.

Mari berdoalah untuk dicukup rejeki oleh Allah dengan niat membantu diri dan keluarga agar terhindar dari kemaksiatan dan dapat membantu orang yang membutuhkan. Itulah anjuran Nabi.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Deputi 1 BNPT dan Pj Walikota Salatiga pada peresmian Warung NKRI Digital di Salatiga Jateng

Kolaborasikan Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Era Digitalisasi, BNPT Bangun Warung NKRI Digital

Salatiga – Era digitalisasi menuntut berbagai lini kehidupan harus terintegrasikan dengan dunia digital. Pun dalam …

Eks Napiter di Batanghari lepas baiat dan ikrar setia NKRI

Lepas Baiat dan Ikrar Setia NKRI, Eks Napiter: Semoga Kami Istiqamah Jalankan Ajaran Islam yang Benar

Batanghari – Program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Densus …