Pilot Muslimah Leyla Zainalpour
Pilot Muslimah Leyla Zainalpour

Muslimah Imigran dari Iran Ini Pilot Helikopter Andalan US Army

Jakarta – Perkembangan agama Islam di Amerika Serikat (AS) tengah tumbuh pesat. Bahkan sudah banyak umat Muslim yang berprofesi di bidang pertahanan dan keamanan, apakah itu di angkatan bersenjata maupun kepolisian. Salah satunya adalah Leyla Zeinalpour. Muslimah ini ternyata seorang pilot andalan Angkatan Bersenjata AS (US Army).

Leyla Zeinalpour lahir dan besar di Iran. Sampai akhirnya pada 2000, ia dan keluarga berimigrasi ke Amerika Serikat untuk meraih kesempatan hidup dan mengenyam pendidikan yang lebih baik. DI negeri Paman Sam, Leyla berkuliah di Indiana University di Kokomo, Indiana.

Tak ingin menjadi beban keluarganya terus dan ingin memulai hidup mandiri, Leyla pun secara tidak sengaja melihat email berjudul ‘college money’ yang artinya ada uang sampingan yang bisa ia ambil dari email tersebut.

Benar saja, email tersebut mengarahkan dia ke perekrutan U.S. Army Reserve. Tanpa basa-basi, Leyla pun mengiyakan ajakan itu dan petualangannya pun dimulai dari sini.

Leyla pertama kali mendaftar di Angkatan Darat Amerika Serikat sebagai 92A (Spesialis Logistik Otomatis). Kemudian, pengalamannya bertambah setelah diangkat menjadi perwira penerbangan setelah menyelesaikan Korps Pelatihan Petugas Cadangan (ROTC) di University-Purdue University of Indianapolis.

Sejak datang ke Amerika Serikat, Leyla tak menyangka kalau bisa menjadi bagian dari Angkatan Darat. Jalan hidupnya ini sempat membuat kedua orangtuanya kaget.

“Saya bertekad untuk mendapatkan pendidikan di AS dan dunia militer memungkinkan itu. Dengan lolosnya saya di dunia ini, saya sangat berterima kasih pada semuanya, termasuk Tuhan, karena dengan ini saya bisa membantu dan merawat keluarga saya,” ujarnya seperti dilansir army mil, Senin (27/4/2020) via laman Okezone.com.

Menjadi bagian dari Amry Reserve AS lebih dari sekadar cukup bagi Leyla. Ia mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman selama di Angkatan Darat. Pelajaran yang luar biasa ia dapat antara lain menjadi seorang pemimpin yang kompeten, cakap, terlatih, dan siap menyelesaikan segala masalah.

Sebagai seorang imigran, tantangan yang harus ia hadapi cukup rumit, hal mendasar adalah bahasa, adat istiadat budaya. Namun, masalah itu mulai bisa diatasi, terlebih pada 2003, ia masuk ke dunia militer yang ternyata menerimanya dengan sangat terbuka.

Pelajaran dan pengalaman setiap harinya membuat ia belajar banyak hal. Tak ada kata cukup buatnya untuk belajar dan sampai akhirnya pada 2010, Leyla memutuskan untuk bergabung dengan Sekolah Penerbangan Angkatan Darat di Fort Rucker, Alabama.

Di sini, ia dilatih untuk menerbangkan helikopter TH-67 Creek, helikopter OH-58 Kiowa Warrior, dan menjadi pilot AH-64D Longbow Apache yang berkualifikasi. Setahun masa belajar dia menjadi pilot, Leyla lulus dari sekolah penerbangan pada 2011. Ia pun kembali ke unitnya yaitu 8-229th Attack Reconnaissance Battalion (ARB) di Fort Knox, Kentucky, untuk menyempurnakan ilmu dan keterampilannya sebagai penerbang Longbow Apache baru.

Pada 2014, Leyla ditugaskan ke Kuwait dengan 90th Aviation Support Battalion dari Fort Worth, Texas. Setelah ditempatkan, ia mengambil posisi sebagai komando perusahaan dengan ARB 1-158 di Conroe, Texas.

Tak lama setelah mengambil komando, Leyla mengikuti kursus kualifikasi helikopter Black Hawk UH-60A/L dan belajar bagaimana menerbangkan utilitas pengangkat medium utama Angkatan Darat AS. Ini termasuk dalam transportasi dan pesawat serang udara.

Leyla mengaku karier yang ia dapatkan ini berkat ketidakraguannya pada diri sendiri dan percaya kalau Allah Ta’ala akan mengabulkan doa dan mempermudah usaha umatnya yang bersungguh-sungguh.

“Perjalanan ini sangat bermakna buat saya, selain karena mewakili semua wanita, saya juga mewakili perempuan Timur Tengah. Terlepas dari mana asal Anda, Anda bisa memilih jalan hidup apapun yang Anda mau. Seperti saya, pintu itu akan terbuka jika kita mau bekerja keras untuk menggapainya,” ungkap Leyla bangga.

Di sisi lain, dalam dunia penerbangan, Leyla mengatakan, semua mesti waspada. Pasalnya, ketika sudah berada di dalam pesawat, seorang pilot tidak hanya memikirkan diri sendiri, melainkan kehidupan orang lain yang ada di dalam pesawat itu dan menjaga barang yang harganya luar biasa mahal.

“Sebagai pilot, Anda tidak boleh puas, harus terus belajar dan belajar, bahkan seumur hidup Anda harus terus memperbaiki apa yang sudah dijalani dan meningkatkan pengetahuan supaya menjadi sosok yang lebih baik,” tambahnya.

Kelompok Leyla dipindahkan ke 79th Theatre Sustainment Command yang berlokasi di Los Alamitos, California. Pada 2018, ia dipindahkan lagi ke 364th ESC di Marysville, Washington. Dalam tugasnya kali ini sebagai komandan HHC, dia bertanggungjawab atas kesiapan, pelatihan, kesehatan, moral, dan kesejahteraan lebih dari 200 tentara. Tidak hanya itu, tugasnya juga menyediakan administrasi, pelatihan tingkat perusahaan, dukungan pemeliharaan dan logistik untuk kelompok komando dan staf ESC.

Seluruh tugas itu mengajarkannya untuk tidak hanya menyadari kesamaan, tetapi juga sampai pada kesempatan untuk menerima dan menghormati perbedaan layanan yang ada di dunia militer.

Pekerjaannya juga mengajarkan Leyla pentingnya menyeimbangkan dinas militer dengan ambisi sipilnya. Dia pun berterima kasih kepada kedua orangtuanya yang ia jadikan panutan terdepan, atas cinta dan dukungan mereka yang tak pernah putus untuknya.

“Orangtuaku adalah panutan yang akan selalu jadi contoh dalam hidupku. Mereka tak pernah berhenti mendukung dan memberikan cinta untukku sampai detik ini,” tutur Leyla.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Ikrar setia NKRI 24 napiter di Lapsuster Sentul Bogor

Ikrar Setia NKRI, Momentum Hijrah Spiritual 8 Napiter di Lapas Pasir Putih Nusakambangan

Cilacap – Delapan narapidana kasus terorisme di Lapas Pasir Putih Nusakambangan, Jawa Tengah, menyatakan ikrar …

065963300 1759235147 830 556

Santri Wafat Karena Musibah Apakah Syahid?, Ini Kata MUI

JAKARTA — Duka mendalam menyelimuti dunia santri, Mushala Pondok Pesantren Al-Khoziny ambruk saat santri sedang …