KH Hasyim Asyari
KH Hasyim Asyari

Nama KH Hasyim Asyari Hilang Dalam Kamus Sejarah Indonesia, NU Circle: Nadiem Harus Bertanggungjawab

Jakarta – Nama tokoh pendiri Nahdlatul Ulama Hadratus Syech KH Hasyim Asyari hilang dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I. Ironisnya kamus itu justru diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Fakta itu memicu protes keras. Salah satunya dari (Masyarakat Profesional Santri (NU CIRCLE).

Ketua Umum NU CIRCLE R. Gatot Prio Utomo meminta Mendikbud Nadiem Makarim untuk bertanggung jawab atas penghilangan jejak sejarah tersebut.

“Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadratus Syech KH Hasyim Asy’ari tetapi tidak ada “entry” nama beliau sehingga berpretensi menghilangkan nama dan rekam jejak sejarah ketokohanya. Kami meminta kamus itu direvisi dan ditarik dari peredaran,” ujar Gatot dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/4/2021).

Menurutnya, kekecewaan warga nahdliyin itu, sangat beralasan. Sebab, hari-hari ini, warga nadhliyyin sedang memperingati hari wafatnya Hadratus Syech KH Hasyim Asy’ari yang wafat pada 7 Ramadan 1366 Hijriah. Apalagi umat Muslim juga tengah khusyu menjalankan ibadah puasa.

Ia menjelaskan Kamus Sejarah Indonesia terdiri atas dua jilid. Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II Nation Building (1951-1998). Pada sampul Jilid I terpampang foto Hadratus Syech KH Hasyim Asy’ari.

“Namun, secara alfabetis, pendiri NU itu justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia,” ujar Gatot.

Bahkan, lanjutnya, setelah diteliti NU CIRCLE, dalam kamus itu, nama Gubernur Belanda HJ Van Mook justeru dimasukkan. Diceritakan Van Mook lahir di Semarang 30 Mei 1894 dan meninggal di L’llla de Sorga, Prancis 10 Mei 1965. Tentara dan intelijen Jepang Harada Kumaichi juga dimasukkan dalam kamus. Tokoh lain yang justru ditemukan adalah tokoh komunis pertama di Asia Henk Sneevliet.

“Melihat isinya, bisa dikatakan para pejabat Kemdikbud saat ini jauh lebih mengenal tokoh-tokoh penjajah Belanda dan Jepang daripada tokoh pejuang yang menjadi imam warga nahdliyyin di seluruh Nusantara. Ini harus diluruskan,” ujarnya.

Oleh sebab itu Ia menilai kamus sejarah ini tidak bisa menjadi rujukan pembelajaran di sekolah dan madrasah. Dan Jika hal ini dilakukan, generasi muda nantinya akan kehilangan tokoh-tokoh nasional, yang berjuang hidup dan mati, untuk merebut kemerdekaan RI.

“Sejarah tidak boleh dihilangkan dengan cara-cara seperti ini. Jangan sampai kamus seperti ini disebarkan ke sekolah-sekolah dan menjadi rujukan pembelajaran. Hal ini bisa menyesatkan para siswa,” katanya.

NU CIRCLE berencana melayangkan surat resmi untuk memprotes tindakan Kemdikbud yang sangat tidak profesional ini. “Hampir semua produk dan kebijakan Mendikbud saat ini bermasalah dan membuat kegaduhan. Ini catatan penting buat mengevaluasi kinerjanya,” pungkasnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ketum pemuda muhammadiyah dzul fikar ahmad tawalla 169

Usai Putusan MK, Pemuda Muhammadiyah Serukan Persatuan Dan Hidup Rukun-Damai

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan sengketa Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) 2024 pada Senin, …

Alissa Wahid ok

Semangat Emansipasi Kartini Bisa Pengaruhi Penafsiran Agama Modern Terhadap Posisi Perempuan

Jakarta – Kesetaraan gender dan penolakan terhadap diskriminasi perempuan merupakan nilai-nilai yang terus diperjuangkan dalam …