Jakarta – Pandemi Covid-19 tengah mengganas di Indonesia. Tiap hari puluhan ribu orang terpapar virus Corona. Tiap hari pula ratusan bahkan ribuan orang harus meregang nyawa, termasuk sejumlah ulama di Tanah Air yang wafat akibat terinfeksi Covid-19.
Karena itu, umat diingatkan untuk untuk bermuhasabah dan lebih mendekatkan diri pada Allah SWT.
“Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini merupakan proses pembelajaran bagi setiap manusia khususnya bangsa Indonesia agar dapat menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. Karena itu, saya mengingatkan umat untuk bermuhasabah dan lebih mendekatkan diri pada Allah SWT, melaksanakan perintah agama dan meninggalkan segala yang dilarang agama,” ujar Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, dikutip dari laman republika.co.id, Rabu (14/7/2021).
Selain itu menurutnya pandemi Covid-19 telah mengajarkan setiap orang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan melepaskan ego diri atau kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok. Sebab menurutnya Alquran juga telah menjelaskan bahwa setiap kerusakan di muka bumi tidak lepas dari ulah tangan manusia.
Prof Nasaruddin mengatakan Rasulullah telah menginformasikan tentang tanda-tanda kecil semakin dekatnya kiamat. Diantaranya adalah meninggalnya para ulama dan merebaknya penyakit menular. Meski demikian tidak satu pun orang mengetahui kapan terjadinya kiamat. Karena itu, ia mengajak umat untuk bermuhasabah dan memohon ampun kepada Allah.
“Ada hadits nabi, matinya seorang ulama itu lebih buruk daripada hilangnya sebuah etnik atau suku. Jadi ini juga salah satu tanda-tanda kecil hari kiamat sudah akan tiba itu merebaknya penyakit menular secara masif yaitu namanya epidemi, epidemi makin merajalela,” kata Prof Nasaruddin.
Untuk itu, Rektor PTIQ ini mengajak umat untuk membangun kesadaran kolektif memperbanyak zikir, istigoshah, membaca qunut nazilah, berdoa bersama keluarga, memperbanyak sholat sunat, menjalin silaturahmi, muhasabah dan muraqabah. Ia menyeru umat menggapai cinta Allah yang Maha Mengendalikan segala sesuatu. Sebab tak ada satu makhluk pun tega untuk menyakiti orang-orang yang menjadi kekasih Allah.
“Kalau kita mencintai Allah secara maksimum, tawakal secara penuh kepada Allah sampai ke tingkat taslim maka seluruh makhluk itu akan cinta kepada kita juga kan,” katanya.