ANKARA – Turki menjadi salah satu pintu masuk kelompok teroris yang menamakan diri sebagai Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) untuk menuju Syria maupun Iraq. ISIS pasca terusir dari Syria dan Iraq masih melakukan perlawanan melalui sel-sel kelompoknya yang bertebaran diberbagai negara.
Hingga kini, ISIS atau Daes masih menjadi ancaman sehingga dibutuhkan pengamanan dan kewaspadaan secara ketat. Beberapa anggota teroris Daes masih mengintai untuk melakukan penyerangan.
Seperti dikutip dari laman republika. Pada Jumat (26/2). Pasukan keamanan Turki menangkap tersangka anggota kelompok teror Daesh/ISIS di dekat zona militer terlarang di Istanbul. Demikian dilaporkan sumber keamanan pada Kamis.
Pada Sabtu lalu, menurut sumber tersebut, otoritas keamanan mengirim polisi ke wilayah tersebut setelah seseorang memanjat pohon di sebelah zona militer di distrik Bahcelievler.
Polisi lalu menangkap Muhammad Yahya yang ditengarai tengah mengawasi Komando Batalyon Polisi Militer Yenibosna. Polisi lalu menemukan barang bukti terkait Daesh/ISIS seperti gambar, materi digital, dan dokumen. Tersangka kemudian ditahan.
https://308faf4b617f005282d662114ba8311e.safeframe.googlesyndication.com/safeframe/1-0-37/html/container.html Pada 2013, Turki menjadi salah satu negara pertama yang mendeklarasikan Daesh / ISIS sebagai kelompok teroris. Turki telah diserang dengan 10 bom bunuh diri dan empat serangan bersenjata oleh kelompok teror yang mengakibatkan lebih dari 300 orang tewas dan ratusan lainnya terluka.
Sebagai respons, Turki meluncurkan operasi anti-teror di dalam dan luar negeri untuk mencegah serangan lebih lanjut.