Jakarta — Polda Metro Jaya menegaskan bahwa insiden ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta tidak berkaitan dengan jaringan terorisme. dan pelaku tidak memiliki sikap anti-Islam. Aksi yang dilakukan oleh seorang siswa itu disebut murni sebagai bentuk pelampiasan emosi pribadi, bukan tindakan bermotif ideologis.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Bhudi Hermanto mengatakan, meskipun ledakan terjadi di tempat ibadah, polisi memastikan pelaku tidak memiliki sikap anti-agama.
“Harus kami luruskan kepada masyarakat, memang terjadi di tempat ibadah, tetapi yang bersangkutan ini bukan anti-Islam,” ujar Bhudi, Senin (10/11/2025).
Menurut Bhudi, aksi anak berhadapan hukum (ABH) tersebut dilatarbelakangi akumulasi kemarahan terhadap lingkungan sekitar, termasuk faktor keluarga dan sosial.
“Ada penumpukan rasa marah dari rumah dan lingkungan. Ini harus kita pahami dengan empati agar bisa mencegah hal serupa,” katanya.
Dari hasil penyelidikan, polisi menemukan sejumlah tulisan dan gambar di ruang kelas yang menunjukkan kondisi emosional pelaku. Namun, Bhudi enggan membeberkan isi detail temuan tersebut dan justru mengingatkan pentingnya kepekaan pihak sekolah serta orang tua terhadap perubahan perilaku anak.
“Kalau kita cepat tanggap, mungkin bisa mencegah kejadian yang lebih besar,” ujarnya.
Selain di sekolah, polisi juga melakukan penggeledahan di rumah pelaku di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sejumlah barang seperti buku dan dokumen diamankan oleh tim Puslabfor untuk dianalisis lebih lanjut.
“Barang-barang itu sedang diteliti. Kalau relevan dengan kasus, akan dijadikan barang bukti, kalau tidak, akan diabaikan,” jelas Bhudi.
Ia menambahkan, pelaku kini telah sadar dan dipindahkan dari RS Islam Jakarta ke RS Polri Kramat Jati untuk menjalani perawatan lebih lanjut di ruang khusus.
“Kondisinya sudah stabil. Kalau kesehatannya terus membaik, penyidik bisa segera meminta keterangan,” pungkasnya.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah