pendidikan seks

Pentingnya Pendidikan Seks dalam Islam

Di Indonesia, masih banyak masyarakat yang memandang pendidikan seksual sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan, terlebih kepada anak-anak. Banyak orang tua yang justru memilih untuk menghindari topik pembicaraan seksualitas kepada anak dan enggan mengedukasi kepada anak.

Padahal jika ditinjau lebih jauh, pendidikan seksual pada anak justru akan membuat anak lebih peduli dan menjaga tubuhnya dari penyakit menular seksual dan juga menambah nilai keimanan mereka terhadap Allah yang perlu mereka jaga. Tentu saja, pendidikan seksual bukan melulu masalah hubungan kelamin maupun hubungan badan saja, namun mencakup banyak hal yang lebih luas.

Di era modern seperti sekarang ini, berbagai macam informasi termasuk seks akan mudah di dapatkan anak dari sumber manapun. Ini tentu saja sebagai efek dari perkembangan teknologi dan informasi yang sudah merambah ke anak-anak. Kondisi ini yang sebetulnya menjadikan anak rawan mendapatkan informasi yang salah dan justru menyesatkan tentang seks.

Banyaknya kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang terus mengalami peningkatan menjadi bukti nyata bahwa masih banyak orang yang belum teredukasi mengenai pendidikan seksual yang seharusnya sudah diketahui sejak dini. Pentingnya pendidikan seksual sejak dini adalah agar anak teredukasi dengan baik dan terhindar dari pelecehan seksual.

Tidak dapat dipungkiri memang banyak kita jumpai di internet terkait informasi seksualitas, terlebih edukasi yang tersebar di dunia maya didominasi pendidikan seks dari dunia barat. Namun apakah kalian orang tua tahu bahwa ada perbedaan di antara pendidikan seks dunia barat yang banyak diangkat dan juga pendidikan seks di dalam Islam.

Jika di dunia barat kita banyak melihat seorang melindungi dirinya dari hal-hal yang berbau seks dengan cara memberikan informasi tentang bahaya penyakit menular dengan cara meminimalkan resiko tersebut melalui cara memberikan pengaman (kondom) dan banyak hal lain yang bisa dilakukan. Dunia barat tidak pernah meminimalkan hal-hal yang berbau pornografi (film porno) bahkan mereka melegalkan hal tersebut karena menganggap itu adalah fitrah atau naluri manusia.

Namun dalam Islam sendiri, pendidikan seksualitas tidak hanya menyangkut tentang bagaimana seseorang tidak terjangkit penyakit menular seksual, namun lebih kepada pendidikan aqidah, akhlak, dan nilai keimanan terhadap penciptanya. Pentingnya tiga point tersebut di atas harus seiring sejalan dengan pendidikan seks yang akan mereka dapatkan.

Pentingnya etika dalam pendidikan seks akan membuat seseorang tidak terjerumus dari penyelewengan seksual. Dengan akhlak, seseorang akan mampu menolak dan menghindarkan diri dari perilaku yang tidak sesuai dari hatinya, dan nilai keimanan akan mampu menolak nafsu yang menghujam dirinya dan iapun anak mampu mengatasi nafsu yang ada pada dirinya secara benar.

Inilah mengapa pendidikan seks amatlah penting ditanamkan di usia dini bersamaan dengan pendidikan agama, supaya anak tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, tegar, kuat, dan tidak mudah terjerumus godaan hawa nafsu

Dalam tiga point tersebutkan mengenai akhlak, aqidah dan juga iman, Islam juga memberikan panduan atau tatacara penyampaian yang benar terhadap anak. Pendidikan seksual sejak dini menjadi bagian dari syariat Islam dan termasuk bagian penting yang termaktub dalam al-Quran dan as-Sunnah.

Strategi Pendidikan Seks dalam Islam

Jadi mengajarkan anak pendidikan seksual sejalan dengan tuntunan al-Quran supaya mematuhi perintah dan larangan Allah. Lantas bagaimana metode dan strategi yang tepat untuk mengenalkan perilah seksualitas pada anak usia dini yang sesuai dengan ajaran syariat Islam.

Pertama, menumbuhkan rasa malu pada anak. jangan biasakan anak untuk bertelanjang di depan umum, termasuk keluarga sendiri. Ajari anak mengenai auratnya dan tanamkan rasa malu dengan membiasakan untuk memakaikan pakaian yang tertutup.

Kedua, menumbuhkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan feminitas pada anak perempuan. Islam telah mensyariatkan untuk menjaga kepribadian sesuai dengan fitrahnya. Laki-laki dengan sifat maskulinnya dan perempuan dengan sifat feminimnya. Islam melarang laki-laki yang berperilaku seperti perempuan, begitu juga sebaliknya.

Rasulullah bersabda, “Allah melaknat para perempuan yang menyerupai laki-laki, dan para lelaki yang menyerupai perepuan”. Di sini peran orang tua sangatlah penting dalam membentuk dan menjaga kepribadian agar sesuai dengan fitrahnya. Biasakan untuk memakaikan pakaian sesuai dengan jenis kelaminnya. Perlakukan mereka sesuai dengan jenis kelaminnya.

Ketiga, mengenalkan siapa saja mahramnya. Anak harus mulai diajarkan sejak dini mengenai siapa saja yang menjadi mahramnya agar meraka paham dan dapat menjaga pergaulan sehari-hari dengan mahramnya.

Keempat, mengajarkan anak terutama untuk menjaga pandangan matanya. Sudah menjadi fitrah setiap manusia untuk tertarik dengan lawan jenisnya. Namun perlu disadari bahwa pandangan mata yang terbiasa melihat gambar atau film-film yang banyak memuat unsur pornografi akan membuat anak menjadi pribadi yang buruk.

Kelima, edukasi anak mengenai larangan ikhtilat dan khalwat. Ikhtilat adalah bercampurnya sekumpulan laki-laki dan perempuan tanpa adanya alasan yang syar’i, sedangkan khalwat yaitu berkumpulnya laki-laki dan perempuan di satu tempat tanpa ada mahram yang mendampingi.

Kedua perbuatan tersebut sudah sering terjadi di zaman sekarang ini, bahkan sudah dianggap biasa. Islam melarang perbuatan tersebut karena mengantarkan pada perbuatan zina.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Santri

Semangat Jihad Santri Kini Bertransformasi Jadi Perjuangan Intelektual dan Kultural

Semarang — Peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang jatuh pada Selasa (22/10) diperingati secara khidmat …

Gubernur Jatim Khofifah Parawansa hadiri Lirboyo Bersholawat

Hari Santri: Panggilan Suci Teguhkan Peran Santri Sebagai Penjaga Iman, Bangsa, dan Peradaban Dunia

Kediri — Hari Santri bukan sekadar peringatan, melainkan panggilan suci untuk meneguhkan peran santri sebagai …