Jakarta – Aksi penembakkan yang dilakukan seorang pria bernama Mustafa (60) asal Lampung di Kantor MUI beberapa waktu lalu, bukan bentuk teror secara konvensional. Namun aksi tersebut tetap merupakan suatu pola gerakan yang bersifat radikal dimana kelompok-kelompok tersebut ingin menguasai Indonesia dan ingin merusak keutuhan NKRI.
“Soal kejadian tembakan di Jakarta, penembakan di MUI bukanlah bentuk teror secara konvensional mereka pelakunya satu orang ini hanya ingin menakut-nakuti orang yang menjadi target,”ujar Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Gus Islah Bahrawi di Jakarta, Senin (8/5/2023).
“Jadi pelakunya hanya punya niat untuk menakut-nakuti orang yang memang sudah menjadi targetnya. Si pelaku seperti hanya ingin menunaikan rasa sakit hatinya terhadap target yang sudah terdefinisikan dengan jelas karena MUI tidak mungkin mengakomodasi keinginan-keinginan pelaku yang mengaku sebagai nabi wakil nabi atau sebagainya,” ujar Gus Islah.
Ia juga memastikan tidak akan pernah berhenti untuk terus menjaga keutuhan NKRI dari kelompok-kelompok radikal dan terorisme agar terciptanya suasana kondusif jelang memasuki tahun politik 2024 mendatang.
“Kita harus tetap bisa terus bergerak untuk masa depan Indonesia yang jauh lebih baik. Tahun depan sudah memasuki tahun politik. Mari kita amankan segala stabilitas politik kita, stabilitas keamanan kita dan menjaga pertumbuhan ekonomi kita agar terus menuju Indonesia yang memiliki generasi emas pada tahun mendatang,” jelasnya.