Bogor Ada yang spesial dalam peresmian Masjid Cikal Harapan di komplek Sekolah Cikal Harapan Cileungsi Bogor Rabu 27 2 2019 Sebuah puisi indah yang dibawakan sastrawan senior Taufiq Ismail berjudul Mencari Sebuah Masjid mengiringi peresmian itu Pembacaan puisi ini sebagai apresiasi atas kiprah Yayasan Permata Sari YPS yang telah berusia 43 tahun saat ini Menurut tokoh Angkatan 66 itu apa yang dilakukan para pendiri YPS merupakan pencapaian yang luar biasa Kepada kesembilan pendiri YPS saya ucapkan selamat alhamdulillah Kami yang laki laki yang mendampingi kalian lebih dari 40 tahun tidak bisa menandingi kalian alhamdulillah kata Taufiq Ismail sebelum membacakan puisinya Puisi tersebut ditulisnya dalam suatu rihlah dari Moskow Rusia Sarajevo Bosnia Berlin Jerman hingga akhirnya ke Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid al Haram di Makkah Puisi tersebut adalah buah perenungan tentang apa makna rumah ibadah bagi seorang hamba yang rindu pertemuan agung dengan Nya Sebab masjid tidak hanya dipandang secara fisik tetapi juga simbolis yakni doa dan pengharapan menuju keridhaan Allah SWT Oleh karena itu puisi tersebut dirasakannya selaras dengan semangat yang hendak dicapai para pendiri YPS yang menginisiasi pendirian Masjid Cikal Harapan Baca juga Islam Sontoloyo Ini Penjelasan Mahfud MDMencari Sebuah MasjidAku diberitahu tentang sebuah masjid yang tiang tiangnya pepohonan di hutan fondasinya batu karang dan pualam pilihan atapnya menjulang tempat tersangkutnya awan dan kubahnya tembus pandang berkilauan digosok topan kutub utara dan selatan Aku rindu dan mengembara mencarinya Aku diberitahu tentang sepenuh dindingnya yang transparan dihiasi dengan ukiran kaligrafi Alquran dengan warna platina dan keemasan berbentuk daun daunan sangat beraturan serta sarang lebah demikian geometriknya ranting dan tunas jalin berjalin bergaris garis gambar putaran angin Aku rindu dan mengembara mencarinya Aku diberitahu tentang masjid yang menara menaranya menyentuh lapisan ozon dan menyeru azan tak habis habisnya membuat lingkaran mengikat pinggang dunia kemudian nadanya yanglepas lepas disulam malaikat menjadi renda renda benang emas yang memperindah ratusan juta sajadah di setiap rumah tempatnya singgah Aku rindu dan mengembara mencarinya Aku diberitahu tentang sebuah masjid yang letaknya di mana bila waktu azan lohor engkau masuk ke dalamnya engkau berjalan sampai waktu asar tak bisa kau capai saf pertama sehingga bila engkau tak mau kehilangan waktu bershalatlah di mana saja di lantai masjid ini yang luas luar biasa Aku rindu dan mengembara mencarinya Aku diberitahu tentang ruangan di sisi mihrabnya yaitu sebuah perpustakaan tak terkata besarnya dan orang orang dengan tenang membaca di dalamnya di bawah gantungan lampu lampu kristal terbuat dari berlian yang menyimpan cahaya matahari kau lihat bermilyar huruf dan kata masuk beraturan ke susunan syaraf pusat manusia dan jadi ilmu yang berguna di sebuah pustaka yang bukunya berjuta juta terletak di sebelah menyebelah mihrab masjid kita Aku rindu dan mengembara mencarinya Aku diberitahu tentang masjid yang beranda dan ruang dalamnya tempat orang orang bersila bersama dan bermusyawarah tentang dunia dengan hati terbuka dan pendapat bisa berlainan namun tanpa pertikaian dan kalau pun ada pertikaian bisalah itu diuraikan dalam simpul persaudaraan yang sejati dalam hangat sajadah yang itu juga terbentang di sebuah masjid yang mana Tumpas aku dalam rindu Mengembara mencarinya Di manakah dia gerangan letaknya Pada suatu hari aku mengikuti matahari ketika di puncak tergelincir dia sempatlewat seperempat kuadran turun ke barat dan terdengar merdunya azan di pegunungan dan aku pun melayangkan pandangan mencari masjid itu ke kiri dan ke kanan ketika seorang tak kukenal membawa sebuah gulungan dia berkata Inilah dia masjid yang dalam pencarian tuan dia menunjuk ke tanah ladang itu dan di atas lahan pertanian dia bentangkansecarik tikar pandan kemudian dituntunnya aku ke sebuah pancuran airnya bening dan dingin mengalir beraturan tanpa kata dia berwudhu duluan aku pun di bawah air itu menampungkan tangan ketika kuusap mukaku kali ketiga secara perlahan hangat air terasa bukan dingin kiranya demikianlah air pancuran bercampur dengan air mataku yang bercucuran Jeddah 30 Januari 1988
Check Also
Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?
Meskipun arus puritanisasi mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …
Shalat Ghaib untuk Korban Bencana
Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah