Dari Kelompok “Salawi” ke Kaum Khawarij?

Ada nama kelompok baru dalam alam demokrasi Indonesia Pergerakannya memadukan bidang politik dengan agama Melihat sekilas tampak kritis dan keren Layaknya oposisi dalam pemerintahan Tetapi oposisi yang tidak konstruktif Kritik yang digelorakan lebih pada nyinyirisme Semua keburukan yang terjadi di dunia ini dianggapnya sebagai efek negatif dari ketidakbecusan pemerintah Apa apa salah Jokowi Dari urusan serius hingga enteng entengan Bahkan urusan pribadi masing masing Contohnya kalah main catur salah Jokowi putus cinta salah Jokowi anjing masuk masjid salah Jokowi jatuh tersandung kerikil salah Jokowi bangun kesiangan sampai hilang waktu shalat subuh salah Jokowi telat datang ke kantor salah Jokowi dan lain lain pokoknya salah Jokowi Kelompok ini layak disebut sebagai kelompok atau aliran Salawi Apa itu Ya Salah Jokowi Argumen ini tentu tidak dimaksudkan untuk membela pemerintahan Jokowi Kritik sangat diperlukan sebagai penyeimbang dalam sistem demokrasi tetapi kritik itu harus konstruktif diikuti oleh data dan jalan penyelesaian yang prosedural Baca juga Formalisasi Syariat Perlukah Sebab jika sikap nyinyirisme ini terus dijalankan enggan mengakui keutamaan atau prestasi yang secara objektif berhasil dilakukan oleh pemerintah maka mirip dengan perilaku kaum khawarij di masa lalu era sahabat pasca meninggalnya Nabi Saw Mirip kaum khawarijImam Ibnu Qayyim dalam I lam Muwaqqi in menjelaskan apa yang dilakukan oleh kaum khawarij mengingkari penguasa dan merupakan sumber segala fitnah kerusakan sepanjang sejarah Sebagaimana riwayat Imam Tirmidzi dan selainnya dari Ziyad bin Kusaib Al Adawi menyebutkan Saya pernah bersama Abu Bakrah di bawah mimbar Ibnu Amir yang sedang berkhutbah sambil mengenakan pakaian tipis Abu Bilal berkata lihatlah pemimipin kita dia mengenakan pakaian orang orang fasiq Abu Bakrah menegurnya seraya berkata Diamlah saya mendengar Rasulullah bersabda Barangsiapa yang menghina pemimpin di muka bumi niscaya Allah akan menghinakannya Lihat Shahih Sunan Tirmdzi 1812 oleh Al Albani Imam Dzahabi berkata Abu Bilal namanya adalah Mirdas bin Udiyyah seorang khawarj tulen Karena kejahilannya maka dia menganggap pakaian tipis bagi kaum pria adalah pakaiannya orang fasiq Siyar A lam Nubala 14 508 oleh imam Dzahabi Demikianlah khawarij sepanjang zaman mereka salah kaprah dalam metode mengingkari dan jahil akan hal yang diingkari Karena itu para ulama menilai bahwa para penggerak pemberontakan pengkritik dan pencela pemimpin adalah khawarij sekalipun sepanjang sejarah mereka tidak pernah memberontak Dalam kitab sejarah dan firaq kelompok dan golongan mereka disebut Al Qa adiyyah Al Hafizh Ibnu Hajar berkata mensifati sebagian jenis khawarij Dan kaum Al Qa adiyyah yaitu kelompok yang melicinkan pemberontakan terhadap pemerintah sekalipun tidak langsung membrontak Bahkan kadang kadang orang yang mengompori untuk berontak lebih jelek daripada yang langsung memberontak sebagaimana diriwayatkan Abu Dawud dalam Masail Ahmad Abdullah bin Muhammad berkata Khawarij jenis Al Qa adiyyah adalah sejelek jeleknya kelompok khawarij Para ulama masa kini juga telah membendung dan memerangi pemikiran pemikiran khawarij model Al Qa adiyyah ini Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam Fatawa Ulama Al Akabir menjelaskan tentang hadis Dzil Huwaishiroh Hadits ini merupakan dalil yang sangat mendasar bahwa memberontak pada pemimpin bukan hanya dengan pedang semata tapi bisa juga dengan perkataan dan ucapan Perhatikanlah orang ini Dzul Huwaishrah dia tidak mengangkat pedang guna membunuh Nabi tapi dia hanya mengingkarinya dengan terang terangan Apabila dijumpai dalam sebagian kitab ahli sunnah yang menyatakan bahwa berontak itu adalah dengan pedang maka maksudnya adalah puncak pemberontakan Semoga kita dijauhkan dari perilaku tercela kaum khawarij itu Ali Usman aktivis sosial pengurus Lakpesdam PWNU DIY