Dr KH Farhat Abdullah
Dr KH Farhat Abdullah

Ramadan Mengajarkan Saling Mengasihi Antar Sesama, Bukan Arogansi

 Jakarta – Ramadan bukanlah festival keagamaan untuk merayakan arogansi umat untuk selalu dimengerti bagi mereka yang berbeda. Ramadan seharusnya adalah rahmat bagi semesta, agar yang berbeda bisa merasakan indahnya bulan suci. Agar mereka yang tidak berpuasa merasakan toleransi, lembut dan indahnya sikap orang yang berpuasa.

Dosen Universitas Islam As-syafiiyah Jakarta, Dr KH. Farhat Abdullah, MA, mengatakan bahwa agama Islam ini sesungguhnya adalah agama rahmatan lil alamin, agama rahmat, kasih sayang, bukan hanya khusus kepada umat Islam saja, tetapi kepada seluruh seluruh manusia. Bahkan seluruh alam semesta ini menjadi kasih sayang.

“Jadi puasa ini adalah menjadi kasih sayang kepada sesama muslim, kepada umat seagama, antar agama dan bahkan kepada makhluk-makhluk yang lain, kepada hewan, kepada tumbuhan itu kita saling mengasihi dan saling berbagi seperti itu,” ucap KH. Farhat Abdullah di Jakarta, Rabu (28/4/2021).

Oleh sebab itu menurutnya, Islam sangat menganjurkan yang namanya toleransi. Ia menyebut bahwa hal itu sudah jelas ayatnya, dalam di Alquran surat Al-Kafirun. “qul yā ayyuhal-kāfirụn; lā a’budu mā ta’budụn; wa lā antum ‘ābidụna mā a’bud; wa lā ana ‘ābidum mā ‘abattum; wa lā antum ‘ābidụna mā a’bud,” yang kemudian ditutup ayat  “lakum dīnukum wa liya dīn”.

“Maksudnya ‘bagi mu agamamu, dan bagi kami agama kami’. Kami beribadah menurut keyakinan kami. Dan kalian beribadah menurut keyakinan kalian,” jelas peraih Doktoral dari Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta ini.

Berdasarkan surat Al-Kafirun tersebut, maka sudah sepantasnya dalam menjalani bulan suci Ramadan ini, umat diharapkan untuk bisa menjaga toleransi antar sesamanya. Karena itulah puasa seharusnya menjadikan kita pribadi yang lebih toleran dan lebih peka terhadap kondisi sosial di sekitar kita.

Farhat menyebut, tentunya seluruh umat manusia harus saling menghormati dan saling menghargai. Karena hal itu otomatis akan mengajarkan umat manusia untuk saling bertoleransi.

“Ramadan itu mencerminkan cinta kasih, agar umat manusia bisa saling cinta kasih dan sayang kepada negara. Ya cinta kepada negara selama ini biasa disebut ‘Hubbul Wathon Minal Iman’, yang artinya ‘cinta kepada negara, cinta kepada tanah air adalah sebagian daripada iman,” tutur Kiai Farhat.

Maka dari itu, ia menuturkan agar orang-orang yang beriman yang telah diwajibkan berpuasa, maka dia secara otomatis akan mencintai kepada negaranya, dimana negara itu tempat dia dilahirkan, tempat dia hidup dan juga nanti tempat dia dikebumikan.

 “Dia akan mencintai negaranya jika ia memahami betul makna dari ‘Hubbul Wathon Minal Iman’ tadi,” ungkap pria yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Menteng ini

Selain itu ia juga menyampaikan bahwa Ramadan sesungguhnya juga mengajarkan kepada kita semua untuk saling berbagi, saling melengkapi, saling tolong-menolong, saling memberi. Karena dengan hal itu menurutnya tentu suasana akan menjadi damai.

“Kenapa bisa terjadi begal dan juga terjadi teroris? Bisa jadi itu karena masalah ekonomi. Tetapi kalau kita peduli, saling kenal dan saling berbagi, maka Insya Allah bangsa ini akan terhindar dari hal-hal itu semuanya,” pungkasnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …