palestina

Sejarah Tragedi di Tanah Suci (2) : Kelompok Perjuangan Nasionalisme Palestina Melawan Israel

Perjuangan kemerdekaan Palestina dan perlawanan terhadap Israel adalah salah satu konflik terlama dan paling rumit di dunia. Konflik ini telah berlangsung selama beberapa dekade, dan dalam perjalanan itu, berbagai gerakan dan organisasi telah muncul untuk memimpin perjuangan rakyat Palestina.

Munculnya pengaruh kekuatan asing dari negara-negara besar turut mewarnai gejolak tragedy di tanah suci ini. Israel yang sejak awal dilegitimasi oleh Barat khususnya Inggris, telah mendapatkan dukungan besar secara militer terutama dari Amerika Serikat. Berdirinya negara Israel di tanah Palestina telah menimbulkan gejolak.

Perlawanan rakyat Palestina dan Arab  menandai krisis Timur Tengah yang berkepanjangan. Gerakan itu telah semakin kompleks dengan munculnya faksi-faksi gerakan di Palestina yang memiliki pandangan, gerakan dan strategi politik untuk pembebasan Palestina. Perjuangan Palestina tidak sesederhana satu kelompok tetapi menunjukkan gerakan yang beragam.

Di bawah ini, beberapa gerakan dan organisasi utama yang terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Palestina.

  1. Organisasi Pembebasan Palestina atau Palestine Liberation Organization (PLO)

PLO didirikan pada tahun 1964 sebagai badan yang mewakili rakyat Palestina. Salah satu tokoh awal dalam pembentukan PLO adalah Ahmad Shukeiri. PLO merupakan aliansi organisasi politik yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan dan hak nasional Palestina. Mereka telah terlibat dalam perundingan internasional dan memiliki sayap militer seperti Al-Fatah yang dipimpin oleh Yasser Arafat. Sayap militer ini terlibat dalam serangkaian serangan dan perlawanan terhadap Israel.

PLO adalah sebuah payung organisasi yang menggabungkan beberapa faksi dan kelompok politik Palestina yang berbeda di bawah satu otoritas sentral. Inilah beberapa faksi utama yang terkait dengan PLO:

Fatah: Fatah adalah faksi PLO yang paling terkenal dan penting. Didirikan pada tahun 1959 oleh Yasser Arafat dan rekan-rekannya, Fatah menjadi kekuatan pendorong di dalam PLO. Fatah menggunakan taktik militer dan diplomasi untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Yasser Arafat memimpin PLO selama beberapa dekade, dan Fatah mendominasi kepemimpinan organisasi. Pada tahun 1993, Fatah menandatangani Kesepakatan Oslo dengan Israel, yang menyebabkan pendirian Otoritas Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP): DFLP adalah faksi PLO yang memiliki basis Marxis. Mereka memandang perjuangan kemerdekaan Palestina sebagai bagian dari perjuangan sosialis dunia. DFLP mengambil bagian dalam beberapa operasi bersenjata melawan Israel dan tetap aktif di dalam PLO.

Gerakan Pembebasan Rakyat Palestina (PFLP): PFLP juga merupakan kelompok Marxis yang terlibat dalam perjuangan bersenjata melawan Israel. Mereka dikenal dengan aksi-aksi spektakuler, seperti pembajakan pesawat pada tahun 1970-an. PFLP adalah salah satu faksi yang paling keras dalam tuntutan mereka terhadap Israel. PFLP didirikan oleh George Habash pada tahun 1967 dan menggabungkan elemen-elemen nasionalis dan Marxis. Mereka telah mengambil bagian dalam serangkaian operasi bersenjata melawan Israel dan masih merupakan faksi yang aktif dalam PLO.

Kelompok lain: Selain kelompok-kelompok utama di atas, masih ada beberapa faksi minor yang tergabung dalam PLO, masing-masing dengan orientasi politiknya sendiri. Beberapa di antaranya mungkin bersifat nasionalis, Islamis, atau berbasis etnis.

  1. Hamas: Harakat al-Muqawama al-Islamiyya (Gerakan Perlawanan Islam)

Hamas didirikan pada tahun 1987 selama intifada pertama (pemberontakan) Palestina melawan pendudukan Israel. Beberapa tokoh utama dalam pembentukan Hamas termasuk Sheikh Ahmed Yassin dan Mahmoud al-Zahar. Organisasi ini dibentuk sebagai tanggapan terhadap kondisi yang dialami oleh rakyat Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza dan sebagai alternatif terhadap Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang saat itu dipimpin oleh Yasser Arafat. Hamas mengusung ideologi Islam yang keras dengan menentang segala bentuk kompromi dengan Israel dalam perjuangan untuk kemerdekaan Palestina.

Hamas bertujuan untuk memerdekakan seluruh wilayah Palestina dan mendirikan negara Palestina yang independen dan berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya. Mereka menggambarkan konflik dengan Israel sebagai perang jihad atau perjuangan suci dan mendukung penggunaan kekuatan bersenjata dalam upaya membebaskan tanah air Palestina. Hamas juga mengedepankan nilai-nilai Islam dalam pemerintahan dan masyarakat, termasuk penerapan syariah. Mereka juga memiliki sayap militer, Izz ad-Din al-Qassam Brigades yang terlibat dalam serangkaian serangan terhadap Israel, termasuk serangan roket dan serangan bom bunuh diri.

Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh sejumlah negara dan lembaga internasional, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Israel. Namun, di sisi lain, Hamas juga memiliki dukungan luas dalam masyarakat Palestina dan sejumlah negara di Timur Tengah, seperti Iran.

Hubungan antara Hamas dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) telah bergejolak sepanjang sejarah. Pada tahun 2007, Hamas mengambil alih kontrol Jalur Gaza dari Fatah, faksi yang merupakan bagian dari PLO. Sejak itu, Tepi Barat dan Jalur Gaza telah memiliki pemerintahan yang terpisah.

  1. Palestinian Islamic Jihad (PIJ)

PIJ didirikan pada tahun 1981 oleh Dr. Fathi Shaqaqi dan Abdel Aziz Odeh dan mahasiswa Palestina di Mesir dengan tujuan mendirikan negara Palestina di Tepi Barat, Gaza. Jihad Islam, seperti Hamas yang tidak sepakat dengan perjuangan PLO dan Otoritas Palestina. Mereka fokus pada konfrontasi militer dengan Israel. Tidak seperti Hamas, mereka tidak menggunakan partisipasi politik seperti Pemilu.  Mereka mendapatkan dukungan Iran dalam pelatihan, keahlian, dan dana, namun mayoritas senjata diproduksi lokal.

PIJ adalah kelompok Islam militan yang bertujuan untuk menghapus Israel dan mendirikan negara Palestina yang independen. Mereka aktif dalam perlawanan bersenjata terhadap Israel. PIJ memiliki sayap militer yang kuat yang terlibat dalam serangkaian serangan terhadap Israel.

Selain kelompok dan organisasi di atas, ada kelompok-kelompok kecil dan faksi lainnya yang juga terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Palestina. Perjuangan ini telah mencakup serangkaian Intifada (pemberontakan) yang terjadi pada tahun 1987 dan 2000 serta serangkaian perundingan damai yang dipimpin oleh Amerika Serikat yang hingga hari ini juga tidak bisa meredam konflik dan tragedi di tanah suci ini.

Perjuangan Palestina adalah perjuangan kemerdekaan Nasionalisme Palestina. Perjuangan ini adalah murni perlawanan penjajahan terhadap tanah Arab Palestina yang telah mendiami lama di Kawasan tersebut. PLO memang telah menjadi wakil dari rakyat Palestina dengan adanya otorita Palestina yang terus berjuang. Namun, ia tidak memiliki pengaruh di Jalur Gaza karena kalah pamor dengan Hamas. Dua kekuatan ini dalam perjuangan Palestina masih cukup dominan dengan pendekatan dan gerakan yang berbeda, tetapi memiliki satu tujuan kemerdekaan Tanah Palestina.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Eks Napiter di Batanghari lepas baiat dan ikrar setia NKRI

Lepas Baiat dan Ikrar Setia NKRI, Eks Napiter: Semoga Kami Istiqamah Jalankan Ajaran Islam yang Benar

Batanghari – Program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Densus …

Haedar Nashir

Ormas Keagamaan Harus Naik Kelas, Tidak Boleh Jadi Benalu Tapi Harus Mandiri

Yogyakarta – Organisasi sosial kemasyarakatan berbasis agama harus memiliki kesadaran untuk berubah naik kelas, tidak boleh …