Muammar bakry
Prof Muammar bakry

Spirit PSBB Sesuai Dengan Syariat Islam

Makassar – Bulan suci Ramadhan akhirnya tiba. Sayang Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena adanya wabah virus Corona atau COVID-19. Meskipun berbeda, namun spirit puasa Ramadhan ini harus tetap sama seperti di bulan-bulan Ramadhan sebelumnya, yakni sebagai ruang untuk melatih diri untuk menjaga nafsu dan membatasi emosi negatif.

Imam Besar Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar Dr. KH. M. Muammar Bakry, Lc. MA mengatakan bahwa. dalam konteks saat pandemi COVID-19 ini, bulan Ramadhan kali ini bisa menjadi semangat dalam situasi Pembatasan Sikap Berskala Besar (PSBB) ini yakni membatas fisik, membatasi perilaku dan membatasi hati dari hal yang dilarang oleh agama.

“Karena yang perlu diketahui posisi kita sebagai umat Islam tentunya ada perintah agama yang harus kita ikuti, pertama itu adalah perintah dari Allah. Yang kedua yaitu perintah dari Rasulullah. Dan yang ketiga adalah perintah ulil amri atau pemerintah sendiri,” ujar Dr. KH. M. Muammar Bakry, di Makassar, beberapa hari lalu.

Dengan adanya wabah COVID-19 ini menurut Muammar, maka ada kemaslahatan besar yang harus dijaga oleh pemerintah yaitu memelihara jiwa manusia. Sehingga kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan adanya PSBB  ini adalah bagian dari tujuan utama dari kehadiran syariat Islam yang  sesungguhnya yaitu menjaga jiwa manusia dari marabahaya akibat COVID-19.

“Kita selaku umat Islam tentunya sudah menjadi bagian dari mengikuti perintah Allah dalam mengikuti apa yang sudah disampaikan oleh pihak pemerintah untuk menjaga jiwa kita dari virus tersebut tadi. Ini yang harus kita pahami dan sikapi bersama,” ujar Wakil Rektor IV Universitas Islam Makassar (UIM) itu.

Lebih lanjut Kiai Bakry menjelaskan bahwa dengan kondisi saat ini umat Islam harus menyadari bahwa spirit keagamaan harus tetap dijaga meski tidak lagi dilaksanakan bersama dengan melibatkan banyak orang, Seperti shalat tarawih atau salat berjamaah di masjid.

“saya kira ibadah yang kita lakukan pada Ramadan kali ini sifatnya lebih personal. Puasa Ramadan kali ini dapat dijadikan pelajaran sekaligus ujian bagi umat manusia utamanya umat  Islam, untuk menahan nafsunya sehingga nilai dari puasa itu bisa kita wujudkan dalam semua sendi kehidupan kita ini,” kata Pemimpin Pondok Pesantren Multidimensi Al-Fakhriyah tersebut.

Selain itu, pria kelahiran Makassar, 22 November 1973 ini juga berharap kepada para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bisa membantu pemerintah, dengan memberikan pengertian kepada masyarakat.

“Kita tidak bisa hanya menyerahkan tugas besar ini kepada pemerintah saja. Sehingga peran tokoh  agama dan  tokoh masyarakat harus hadir di tengah masyarakat untuk bisa berperan aktif untuk menenangkan dan memberikan pemahaman dalam menyikapi PSBB dan kondisi saat ini,” tutur Dosen Ilmu Fiqih Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar itu.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …