Di era digital ini, media sosial telah menjadi “jalan raya” baru tempat jutaan orang berlalu-lalang setiap harinya. Seperti halnya jalan fisik yang bisa dipenuhi sampah atau rintangan, media sosial pun sering dipenuhi dengan “gangguan” berupa konten negatif, hoaks, ujaran kebencian, dan hal-hal yang merusak.
Tapi seberapa peduli kita terhadap kebersihan dan keindahan jalan raya digital ini? Terkadang kita tidak terlalu peduli dan cuek ketika melihat konten negatif baik hoaks, ujaran kebencian dan ajakan kekerasan yang melintas lini masa dan grup perpesanan singkat kita.
Tahukah Anda bahwa dalam Islam, menyingkirkan gangguan dari jalan itu mendapatkan pahala. Lalu bagaimana jika kita berkontribusi membersihkan jalan digital, apakah dapat memiliki pahala yang luar biasa?
Tentu saja, hadits klasik tentang menyingkirkan gangguan dari jalan dapat dikontekstualisasikan dalam dunia digital, khususnya media sosial.
Hadits Pahala Menyingkirkan Gangguan dari Jalan
Rasulullah bersabda: “Iman itu memiliki tujuh puluh sekian cabang, yang paling tinggi adalah kalimat ‘Laa ilaaha illallaah’ dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu adalah bagian dari iman.” (HR. Muslim no. 35).
Dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang menyingkirkan gangguan dari jalan kaum muslimin, maka Allah akan mencatat baginya satu kebaikan. Dan barangsiapa yang dicatat baginya satu kebaikan, maka ia akan masuk surga.” (HR. Muslim no. 1914).
Hal yang dianggap sepele membersihkan jalan dan membuang sesuatu yang menghalangi jalan dianggap sedekah dan berpahala dalam Islam. Pekerjaan ini tentu akan berdampak pada kelancaran pejalan kaki agar terhindar dari musibah.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Sedekah itu wajib atas setiap ruas tulang manusia pada setiap hari terbit matahari. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang ke atasnya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang kamu jalani untuk menunaikan shalat adalah sedekah, dan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Bukhari no. 2989 dan Muslim no. 1009).
Ajaran Islam yang agung ini sebenarnya memiliki pesan penting agar manusia dapat memberikan manfaat dan mencegah orang mendapatkan musibah dan bencana. Ketika seseorang membersihkan sesuatu yang merintangi jalan, ia sedang bersedekah agar yang lain mendapatkan maslahat dan terhindar dari mudharat.
Kontekstualisasi dalam Era Digital
Dalam konteks hari ini, media sosial dapat dianalogikan sebagai jalan raya digital. Jutaan orang berlalu-lalang setiap hari melintasi media sosial dan perpesanan singkat. Informasi mengalir seperti lalu lintas. Tetapi, gangguan digital sama berbahayanya dengan gangguan fisik. Bahkan dampaknya lebih mengerikan karena bisa menyebar dengan cepat dan luas.
Berdasarkan prinsip hadits di atas, gangguan di media sosial yang perlu disingkirkan meliputi
- Konten Hoaks dan Disinformasi
 
- Berita palsu yang menyesatkan
 - Informasi medis yang tidak benar
 - Teori konspirasi yang merusak
 
- Ujaran Kebencian dan Diskriminasi
 
- Postingan yang memecah belah umat
 - Konten yang merendahkan suku/ras tertentu
 - Hate speech terhadap kelompok minoritas
 
- Konten Maksiat dan Pornografi
 
- Gambar atau video tidak pantas
 - Konten yang merusak akhlak
 - Postingan yang mengarah pada perbuatan haram
 
- Bullying dan Cyberbullying
 
- Komentar yang menyakiti orang lain
 - Body shaming
 - Intimidasi online
 
Tolong Menolong Membersihkan Sampah di Media Digital
Ribuan bahkan jutaan informasi setiap hari beredar. Namun, sebagian orang tidak tahu dan mengerti mana informasi yang valid, benar dan mencerdaskan dengan informasi yang bodong, hoaks dan menyesatkan. Setiap kita pengguna media sosial mempunyai tanggungjawab untuk saling tolong menolong.
Allah SWT berfirman: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Maidah: 2).
Menyingkirkan gangguan di media sosial adalah bentuk tolong-menolong dalam kebajikan. Selain itu, membersihkan gangguan di media sosial merupakan bentuk dari amar makruf dan nahi munkar. “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali ‘Imran: 110).
Berdasarkan hadits Abu Hurairah di atas, menyingkirkan gangguan dari jalan (termasuk media sosial) adalah sedekah. Ini berarti setiap kali kita:
- Menghapus konten negatif
 - Melaporkan postingan berbahaya
 - Memberikan informasi yang benar
 - Menenangkan suasana yang memanas
 
Kita mendapat pahala sedekah! Sesuai hadits, Allah akan mencatat kebaikan bagi yang menyingkirkan gangguan, dan itu bisa menjadi tiket masuk surga.
Cara Praktis Menyingkirkan Gangguan di Media Sosial
- Report dan Blokir Konten Berbahaya
 
- Laporkan akun yang menyebarkan hoaks
 - Blokir konten pornografi atau maksiat
 - Hapus komentar ujaran kebencian di postingan kita
 
Niat: “Ya Allah, aku lakukan ini untuk membersihkan jalan digital dari gangguan, semoga Engkau beri pahala sedekah.”
- Share Konten Positif untuk Menggantikan yang Negatif
 
- Bagikan ayat Al-Quran dan hadits
 - Post motivasi dan inspirasi Islami
 - Share informasi bermanfaat dan terverifikasi
 
- Koreksi Informasi yang Salah dengan Santun
 
- Berikan sumber yang valid
 - Gunakan bahasa yang tidak menyinggung
 - Fokus pada kebenaran, bukan menyalahkan orang
 
- Mediasi Konflik Online
 
- Tenangkan suasana yang memanas
 - Ingatkan untuk berdiskusi dengan adab
 - Alihkan topik ke hal yang lebih bermanfaat
 
- Edukasi Literasi Digital
 
- Ajarkan cara mengecek kebenaran informasi
 - Bagikan tips aman bermedia sosial
 - Sosialisasikan etika berkomunikasi online
 
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah