Kabul – Taliban langsung melakukan langkah tegap setelah berhasil merebut kekuasaan di Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Hanya berselang empat hari setelah mengusir pemerintahan Presiden Ashraf Ghani dari Istana Presiden Afghanistan, Taliban mengumumkan pembentukan negara “Emirat Islam Afghanistan”.
Pengumuman itu dilakukan oleh Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahidmelalui Twitter nya, Kamis (19/8/2021) kemarin. Deklarasi itu, dilakukan pada peringatan 102 tahun kemerdekaan negara itu dari pemerintahan Inggris dan empat hari setelah militan merebut Kabul.
Perayaan hari Kemerdekaan itu, dilakukan Taliban dengan deklarasi telah mengalahkan “kekuatan arogan dunia”, Amerika Serikat. Taliban, yang memerintah Afghanistan antara tahun 1996 hingga 2001, sejauh ini tidak menawarkan rencana kepada pemerintah yang akan mereka pimpin, selain mengatakan akan dipandu oleh hukum Syariah.
Dikutip dari Alarabiya, Jumat (20/8/2021), puluhan ribu orang hingga kini dilaporkan telah mencoba melarikan diri dari Afghanistan, sejak gerilyawan Taliban menyerbu ke ibu kota Kabul. Bahkan, para pengunjuk rasa, lantang dengan mengibarkan bendera Afganistan di seluruh negeri.
Sebelumnya, anggota senior Taliban, Waheedullah Hashimi mengatakan, struktur kekuasan akan memiliki kesamaan dengan cara Afganistan saat dijalankan Taliban terakhir kali pada 1996 hingga 2001.
Hashimi menyatakan, Akhundzada kemungkinan akan memainkan peran di atas kedudukan kepala dewan yang mirip dengan presiden negara itu. “Mungkin (Akhundzada) akan berperan sebagai ‘presiden’,” kata Hashimi, berbicara dalam bahasa Inggris, dikutip dari NDTV.
Pemimpin tertinggi Taliban memiliki tiga wakil, yaitu putra Mullah Omar bernama Mawlavi Yaqoob, pemimpin jaringan milisi Haqqani, Sirajuddin Haqqani, dan Abdul Ghani Baradar yang mengepalai kantor politik Taliban di Doha dan merupakan salah satu anggota pendiri kelompok tersebut.