NU Muhammadiyah
NU Muhammadiyah

Tokoh NU dan Muhammadiyah Terdepan Dalam Bursa Caketum MUI

Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-10 di Hotel Sultan, Jakarta, 26-27 November 2020. Salah satu agenda utama munas tersebut adalah menentukan kepengurusan baru menggantikan yang sebelumnya, masa khidmat 2015-2020. Beberapa nama calon ketua umum telah mengemuka yang terdepan dari NU dan Muhammadiyah.

Saat ini kepemimpinan MUI masih dipegang Ma’ruf Amin sebagai ketua umum nonaktif. Ia menjabat ketum nonaktif karena saat ini berstatus Wakil Presiden RI periode 2019-2024. Deretan nama-nama ulama tersohor Indonesia mulai bermunculan dalam bursa calon ketua umum MUI periode 2020-2025 pada gelaran Munas nanti.

Ketua MUI sekaligus Ketua Steering Comitte (SC) Munas X MUI, Abdullah Jaidi membeberkan beberapa nama yang berpeluang menjadi Ketum MUI berasal dari ulama dengan latar belakang beragam. Dari ulama berlatar belakang NU, terdapat nama Miftachul Akhyar hingga Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.

Miftachul Akhyar kini masih menjabat sebagai Rais Aam PBNU sejak 2018 lalu. Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya itu menggantikan posisi Ma’ruf Amin sebagai Rais Aam PBNU usai dicalonkan sebagai kandidat wakil presiden pada 2018 lalu. Sementara Nasaruddin Umar yang pernah menjadi Dirjen Bimas Islam hingga Wakil Menteri Agama itu kini masih menjabat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal.

Tak hanya dari kalangan NU, Abdullah Jaidi juga membeberkan terdapat tokoh-tokoh ulama yang berlatar belakang Muhammadiyah seperti Wakil Ketua Umum MUI, Muhyiddin Junaidi dan Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas. Keduanya masih aktif sebagai pengurus pusat MUI dengan jabatannya masing-masing sampai saat ini.

“Dari Muhammadiyah juga ada nama Syafig Mugni, ini masih rabaan-rabaan, terbuka, bisa saja,” kata dia.

Meski demikian, Abdullah Jaidi menegaskan semua nama-nama tersebut masih sebatas kemungkinan. Sebab, pihak PBNU dan PP Muhammadiyah sampai saat ini belum resmi mengusulkan salah satu kader terbaiknya menjadi kandidat calon Ketum MUI.

Menurutnya, kader-kader terbaik yang diajukan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia itu memiliki peluang yang sama besar untuk menjabat sebagai kandidat Ketum MUI periode 2020-2025.

“Sampai sekarang belum ada namanya pencalonan atau usulan yang masuk ke MUI, baik yang diusulkan oleh pihak PBNU atau PP Muhammadiyah. Bisa saja [Ketumnya] nanti dari Muhammadiyah bisa saja dari unsur PBNU, bisa saja,” kata Abdullah Jaidi.

Abdullah Jaidi membeberkan pemilihan Ketua Umum MUI dalam Munas X akan digelar secara kolektif dan kolegial. Nantinya, pemilihan Ketua Umum MUI akan ditentukan tim formatur yang anggotanya mewakili pelbagai elemen-elemen masyarakat dan dipilih melalui mekanisme yang berlaku.

Biasanya, kata dia, anggota tim formatur dipilih berdasarkan perwakilan wilayah MUI, perwakilan ormas Islam, sejumlah pengurus demisioner MUI pusat periode sebelumnya hingga akademisi.

“Kalau Munas Surabaya 2015 lalu ada 17 formatur, merekalah yang memilih Ketum MUI,” kata Abdullah Jaidi.

Hal senada diucapkan   Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. M. Cholil Nafis. Ia mengakui bila nama-nama ulama yang beredar di tengah-tengah masyarakat sebagai kandidat calon ketua umum MUI.

Cholil menilai semua kandidat yang mengisi bursa calon ketua umum pada Munas MUI mendatang memiliki peluang yang sama besarnya. Ia memprediksi pemilihan Ketua Umum MUI nantinya akan berlangsung sangat dinamis.

“Biasanya para ulama kalau ada pemilihan gitu malah saling gak mau. Gak kaya pemilu. Jadi dinamis aja. Kita ormas Islam ya mereka sama tau mana yang layak mana yang nggak,” kata Cholil.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …