Tanggal 24 Desember tahun 2000, masih terngiang dalam ingatan suatu peristiwa tragis yang menimpa Riyanto yang merupakan salah satu anggota Banser Mojokerto Jawa Timur. Riyanto yang rela memeluk bom demi lancarnya acara malam Misa Natal yang dilangsungkan di gereja Eben Haezer, Mojokerto, Jawa Timur.
Kisah ini bermula Saat perayaan malam Misa akan berlangsung, salah seorang umat memberi kabar bahwa di dalam gereja ada bungkusan hitam yang mencurigakan. Mendengar hal itu, Riyanto langsung membuka bungkusan yang ternyata isinya kabel, terhubung dengan rangkaian yang memercikkan api.
Riyanto lalu segera membawa lari bungkusan itu menjauh dari gereja dan berusaha membuang lebih jauh lagi dari gereja. Namun naas, bom keburu meledak. Riyanto pun berpulang dengan menyelamatkan nyawa banyak orang.
Lelaki kelahiran Kediri, 23 November 1975 itu ditemukan meninggal dunia. Sementara, seorang rekannya sesama anggota banser menderita cacat di mata kanannya. Sisa-sisa tubuh Riyanto baru ditemukan tiga jam kemudian di sebelah utara kompleks gereja, sekitar 100 meter dari pusat ledakan.
Dengan kondisi tubuh mengenaskan, Riyanto wafat saat itu juga. Ledakan bom saat itu merobohkan pagar tembok di seberang gereja. Kaca-kaca lemari dan etalase Studio Kartini yang tepat di depan gereja Eben Haezer hancur semua.
Dari kisah ini menunjukkan bahwa betapa Islam mengajarkan kepada pemeluknya tentang bagaimana pentingnya nilai toleransi, tanpa memandang budaya, ras, maupun agama. Pada dasarnya, toleransi yang sesungguhnya adalah ketika diwujudkan dalam perbuatan. Bukan hanya ucapan yang akan mudah dilupakan.
Sikap toleransi ini dalam Islam sangat diperlukan karena Allah Subhanahu wa ta’ala menginginkan setiap hamba-Nya menghargai dan menerima setiap perbedaan. Meskipun dalam masalah akidah tak dapat ditawar-tawar lagi, namun dalam Dalam masalah muamalah amaliyah umat Islam dapat berhubungan dengan non muslim selama objek yang ditransaksikan dan akadnya dibolehkan dalam Islam.
Islam pun tegas terkait hal ini. Dalam kitab suci Alquran dijelaskan dalam Surah Al Hujurat (49) Ayat 13, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Dalam hadis Rasulullah saw. ternyata cukup banyak ditemukan hadis-hadis yang memberikan perhatian secara verbal tentang toleransi sebagai karakter ajaran inti Islam. Hal ini tentu menjadi pendorong yang kuat untuk menelusuri ajaran toleransi dalam Alquran, sebab apa yang disampaikan dalam hadis merupakan manifestasi dari apa yang disampaikan dalam Al-Qur’an. Dalam salah satu hadis Rasulullah saw., beliau bersabda :
حَدَّثَنِا عبد الله حدثنى أبى حدثنى يَزِيدُ قَالَ أنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ عَنْ دَاوُدَ بْنِ الْحُصَيْنِ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ اْلأَدْيَانِ أحب الى الله قال الحنيفيَّةُ السمحة
Telah menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan kepada saya Abi telah menceritakan kepada saya Yazid berkata; telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ishaq dari Dawud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah saw. “Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?” maka beliau bersabda: “Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran).” (H.R. al-Bukhori)
Dengan bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan agama, sikap bertoleran harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam wujud interaksi sosial.
Selain itu, Dengan menjunjung Sikap toleransi, maka akan menghindarkan terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.