Ankara – Ramadhan 1441 Hijriyah tahun ini dipastikan kehilangan pamornya. Pasalnya pandemi Corona atau COVID-19 membuat hampir seluruh negara-negara di dunia melakukan pembatasan-pembatasan dalam semua kegiatan di bulan Ramadhan, apakah itu ibadah maupun berbagai ritual lainnya.
Langkah tersebut juga diambil pemerintah Turki. Badan Keagamaan Turki mengimbau umat Muslim benar-benar menerapkan physical distancing (menjaga jarak) secara ketat di bulan suci Ramadhan.
Direktorat Urusan Agama Turki Ali Erbas mengatakan berbuka puasa bersama harus dihindari dengan saudara, tetangga, dan teman.
“Puasa selama Ramadhan adalah tugas keagamaan yang tidak dapat ditunda karena pandemi tapi mereka harus menjaga jarak,” katanya dilansir di Anadolu Agency via laman Republika.co.id, Selasa (14/4/2020).
Turki melaporkan 1.296 kematian akibat virus tersebut dengan lebih dari 61 ribu kasus dikonfirmasi. Pemerintah telah mengambil sejumlah langkah untuk menghentikan penyebarannya termasuk lockdown nasional dan pendistribusian masker.
Sebelumnya, Turki memberlakukan karantina wilayah selama dua hari di 31 provinsi termasuk Istanbul, Ankara, dan kota-kota besar lainnya. Kebijakan ini diambil sebagai respons terhadap penyebaran COVID-19.
Pembatasan itu dimulai pada tengah malam dan berakhir pada waktu yang sama pada Minggu. Turki sebelumnya mengumumkan jumlah kematian akibat virus Corona telah meningkat menjadi 1.006.
Turki memproduksi satu juta masker pelindung, 5.000 pakaian medis, serta 5.000 liter disinfektan beralkohol setiap pekan. Demikian diungkapkan Menteri Pertahanan Negara Hulusi Akar, yang menggelar telekonferensi dengan komandan tertinggi pasukan bersenjata pada Jumat.
“Kami telah menggerakkan semua garda kementerian untuk memenangkan pertarungan yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan,” jelasnya.