hoaks helikopter tni
hoaks helikopter tni

Viral Video Helikopter TNI Bawa Bendera China, Muslim Cerdas Jangan Mau Dibodohi dan Diadudomba dengan Hoaks

Tidak habis pikir apa yang ada di otak para pembuat hoaks dengan mengerahkan tenaga dan kreatifitasnya untuk memanipulasi fakta. Kecanggihan dan kecerdasan yang dimiliki hanya ingin membodohi masyarakat dengan cara mengadu domba. Apa tujuan sebenarnya dari perbuatan seperti itu?

Baru-baru ini netizen mau dibodohi dengan video viral helikopter TNI yang seolah membawa bendera China. Dengan nada provokatif untuk menggugah emosi masyarakat narasi yang dikembangkan akun Facebook berinisial A pada Senin (2/8/2021) berbunyi :

“Kemana dan dimana para penegak hukum di indonesia,menhan juga, kenapa ini di biarkan berkeliling di atas bumi negara indonesia, helikopter dengan mengibarkan bendera cina. Kenapa aparat pemerintah cuma ganas dan berani sama rakyatnya sendiri,”

Telisik demi telisik penjelasan dari Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah menegaskan bahwa helikopter itu bukan membawa bendera China, tetapi bendera yang mencantumkan lambang-lambang kesatuan TNI dengan latar kain berwarna merah. Lambang-lambang kesatuan TNI yang tercantum pada bendera berukuran raksasa tersebut, dari Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU dalam rangka latihan menuju puncak peringatan hari ulang tahun (HUT) Ke-76 Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 2021.

Lalu, apa yang ingin disampaikan oleh penebar berita ini? Nampaknya ia ingin menggiring kebencian masyarakat terhadap pemerintah yang seolah memihak pada China. Isu China memang menjadi isu yang cukup menggugah emosi selain isu PKI, Syiah dan aliran kepercayaan lainnya. Tujuannya sangat jelas hoaks diproduksi untuk menumbuhkan kebencian. Jika kebencian tertumpuk anarki sosial mudah tercipta.

Ini hanya bagian kecil dari cara mereka yang senang adu domba dan memecah belah masyarakat dengan hoaks. Kebencian yang teramat dalam terhadap pemerintah dan aparat penegak hukum bukan dilandasi dengan kritik, tetapi menebar hoaks. Sebuah cara yang akan terus dikembangkan oleh kelompok tertentu dengan kecanggihan dan kecerdasan yang dimiliki tetapi untuk tujuan membodohi dan mengadu domba masyarakat.

Karena itulah, penting sekali bagi masyarakat di era digital yang instan ini untuk tidak malas memeriksa apapun yang kita terima. Terkadang, tanpa pikir panjang kita mudah menelan, mencerna bahkan menyebarkan setiap informasi yang datang. Kita menjadi obyek yang dibodohi, tetapi tanpa sadar berperan penting juga membodohi masyarakat.

Muslim Jangan Jadi Korban Hoaks, Ini Panduannya

Sejak lama hoaks adalah musuh Islam. Bahkan Rasulullah pernah pula diterpa kabar hoaks yang menyebabkan rumah tangga beliau sedikit renggang. Hoaks seakan tidak pandang bulu. Bahkan orang berpendidikan dan akademisi sekalipun mudah tertimpa hoaks.

Islam sejak lama memberikan perhatian terhadap persoalan hoaks. Islam memberikan panduan yang cukup lengkap agar masyarakat muslim tidak menjadi korban yang sering dibodohi dan diadu domba dengan konten hoaks.

Dalam Islam sudah diajarkan untuk tidak menerima informasi secara terburu-buru. Kedepankan proses tabayyun atau klarifikasi tentang informasi yang diterima. Misalnya dalam Qur’an ditegaskan :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al-Hujurat: 6). 

Ayat tersebut memberikan pelajaran penting ketika menerima informasi.

1. Jangan terburu

Dalam menerima kabar dan informasi tidak dibenarkan untuk menelan mentah-mentah apalagi membenarkan dan menyebarkan.

Dalam sebuah hadist Nabi mengistilahkan perbuatan buru-buru dengan perilaku setan:

Dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah saw bersabda: “Ketenangan itu datang dari Allah SWT dan ketergesaan itu dari Setan” (HR. Al-Baihaki). Makna Sabda ini ingin menegaskan bahwa perbuatan tergesa-gesa termasuk dalam menerima dan menyimpulkan informasi merupakan tindakan jelek yang harus dihindari oleh umat Islam.

2.  Lakukan tabayyun atau periksa dengan teliti.

Dalam hadist di atas juga disebutkan agar umat Islam tidak tergesa-gesa dengan mengedepankan pencarian kepastian terlebih dahulu. Tidak sekedar langsung menelan dan mempercayai. Tidak sekedar tidak buru-buru, tetapi umat muslim yang cerdas harus bisa meneliti dengan cara membandingkan dengan kabar yang lain.

3. Jangan timpakan musibah

Ingat ketika anda tergesa-gesa dalam menerima informasi, lalu tanpa budaya tabayun sesungguhnya anda berpotensi besar menimpakan musibah kepada orang lain. Hoaks merupakan sumber musibah tidak hanya bagi diri pribadi muslim tetapi juga kepada suatu kaum atau masyarakat secara luas.

Karena itulah, jadilah muslim yang cerdas dengan tidak mudah dibodohi dan diadudomba dengan konten hoaks. Persatuan seagama dan sebangsa akan terus diuji dengan berbagai konten hoaks yang menghasut, mengadudomba dan memperlemah ikatan persaudaraan.

Wallahu a’lam

Bagikan Artikel ini:

About Ernawati

Check Also

hari guru nasional

Guru, Ustadz dan Kiayi : Sebuah Perenungan di Hari Guru Nasional

Setiap tanggal 25 November, kita merayakan Hari Guru Nasional untuk menghormati peran dan kontribusi para …

hebron

Menelusuri Palestina : Jejak Para Nabi dan Pesan Kebersamaan

Palestina, merupakan tanah suci yang merangkum sejarah agama-agama besar, mengisahkan jejak para nabi yang menginspirasi. …