Setelah seharian umat Islam menahan haus dan lapar, berbuka puasa adalah kegembiraan yang ditunggu. Dalam sebuah hadist qudsi Allah berfirman: Bagi orang yang melaksanakan ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya (muttafaq alaihi).
Berbuka puasa bukan sekedar kegembiraan, tetapi bernilai ibadah. Apa saja nilai-nilai pahala yang melengkapi berbuka puasa?
Setidaknya ada 4 hal sunnah yang dianjurkan terkait buka puasa.
- Segerakan Berbuka
Segerakan berbuka puasa dan jangan menunda-nunda. Rasulullah bersabda : “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan dalam berbuka” (HR. Bukhari Muslim)
Dalam riwayat Muslim yang lain diceritakan bahwa Abu ‘Athiyah dan Masruq berkunjung ke rumah ‘Aisyah kemudian mengadu: Wahai ummil mu’minin! Ada dua sahabat Rasulullah, yang satu menyegerakan berbuka dan shalat, yang satunya mengakhirkan berbuka dan shalat.
‘Aisyah bertanya, siapa di antara mereka berdua yang menyegerakan berbuka dan shalat? Mereka menjawab, Ibnu Mas’ud. Lalu ‘Aisyah berkata, demikianlah yang dilakukan Rasulullah.
- Berbuka dengan Kurma atau yang Manis
Rasulullah mengajarkan ketika masuk waktu berbuka yang pertama kali dimakan adalah buah kurma.
Artinya: “Ketika salah satu di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan kurma, sesungguhnya kurma itu berkah, namun jika tidak menjumpai kurma, maka berbukalah dengan air, sesungguhnya air itu suci lagi mensucikan”. (HR. At-Tirmidzi).
Kesunnahan berbuka dengan kurma lebih diutamakan kurma basah (ruthab), jika tidak menjumpai kurma basah, beralih ke kurma kering (tamr), kemudian makanan atau minuman yang manis-manis, lalu terakhir air putih.
- Berdo’a setelah Berbuka
Ketika makanan atau minuman sudah masuk ditenggorokan saat berbuka, maka disunnahkan membaca do’a yang sudah ma’tsur yaitu:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ اْلعُرُوْقُ، وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إنْ شَاءَ اللهُ تَعاَلى.
Artinya: “Ya Allah! Hanyalah untuk-Mu aku berpuasa, dan dengan rejeki-Mu aku berbuka, dahaga telah sirna dan urat-urat telah basah dan pahala telah ditetapkan jika Allah menghendaki”.
Ada kebiasaan masyarakat yang kurang benar ketika membaca do’a ini, yaitu mereka terbiasa membaca do’a ini sebelum berbuka. Artinya, sebelum hidangan buka puasa masuk ke mulut.
Padahal seharusnya do’a ini dibaca setelah kita merasakan segar kembali setelah menahan dahaga sepanjang hari. Doa ini sebagai rasa syukur karena bisa menikmati rejeki yang diberikan Allah sebagaimana yang ditunjukkan makna do’a tersebut.
- Jangan Lupa berbagi Buka
Jika waktu berbuka telah tiba disunnahkan berbagi dengan sesama, yakni memberi makan orang lain yang berpuasa, walaupun hanya sebiji kurma atau seteguk air.
Tentu akan lebih afdal jika apa yang kita berikan sampai mengenyangkan. Kesunnahan ini berdasarkan hadis Rasulullah:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْءٌ.
Artinya: “Barang siapa menyuguhkan buka bagi orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun”. (HR. At-Tirmidzi).
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah