adab puasa
adab puasa

Adab Berpuasa dalam Kitab Maqashid Ash-Shiyam

Berpuasa bukan sekedar menahan lapar, tetapi juga memiliki etika atau adab agar sukses mencapai tujuan berpuasa. Apa saja adabnya?


Ramadhan sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam karena terdapat satu kewajiban yang sangat istimewa untuk dikerjakan yaitu ibadah puasa. Mengerjakanya selain mendapat nilai ketaatan, berpuasa juga menjadi lebih istimewa karena banyaknya fadhilah baik dari sisi pahala yang dijanjikan ataupun dari sisi lainya.

Seperti yang kita ketahui banyak sekali keutamaan mengerjakan puasa. Di antara keuatamaan itu adalah meninggikan derajat, menghapus kesalahan, melemahkan syahwat, memperbanyak sedekah, meningkatkan ketaatan, menambah syukur dan menjauhkan dari perbuatan tercela serta lain sebagainya.

Namun, menjalankan puasa bukan hanya sekedar menahan haus dan lapar mulai dari terbit fajar hingga tenggelamnya fajar melainkan terdapat adab-adab lain yang perlu di ketahui dan dilaksanakan ketika berpuasa, yaitu. Berikut beberapa adab berpuasa yang terdapat dalam kitab Maqhasid Ash-shiyam karya Syekh Izzudin bin Abdussalam.

Menjaga lisan dan Anggota tubuh dari perbuatan yang tercela

Berpuasa bukan hanya urusan menahan lapar dan haus, lebih dari itu puasa adalah melatih diri untuk tidak selalu turut dan mengikuti hawa & nafsu, bertujuan untuk menahan diri kita akan segala hal yang tercela menurut syariat  diantaranya yaitu dengan selalu menjaga lisan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

“من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة فى ان يدع طعامه وشرابه”

Artinya : “Barang siapa tidak meninggalkan kata-kata buruk dan melakukannya maka Allah tidak butuh jika ia meninggalkan makam dan minumnya.” Dalam hadist ini dijelaskan ketika seseorang tidak menjaga lisanya maka Allah tidak membutuhkan puasanya.

Tidak hanya lisan yang menjadi perhatian melainkan seluruh anggota badan kitapun perlu dijauhkan dari perbuatan-perbuatan yang tercela karena berdasarkan hadist Rasul SAW yang diriwayatkan Imam Ahmad “. . . banyak orang yang berpuasa sedankan bagianya dari puasanya adalah lapar dan haus.”

Katakanlah “Aku sedang berpuasa”

Jika seseorang diundang untuk menghadiri suatu acara dan terdapat jamuan makanan atau orang yang bertamu kepada tuan rumah yang tidak berpuasa dan disuguhi makanan maka hendaklah Ia katakan “Aku sedang berpuasa”, hal ini berdasarkan hadist Rasul SAW :

  “اذا دعي احدكم الى طعام وهو صاءم فليقل اني صاءم”

Artinya : “Apabila salah seorang dari kamu diundang untuk makan sementara Ia sedang berpuasa maka hendaklah Ia katakan Aku sedang berpuasa.” Ia mengakatakan demikian sebagai ungkapan menghargai orang yang telah menjamu agar tidak merasa sakit hati.

Berdo’a ketika berbuka

Salah satu kebahagiaan yang diterima oleh orang yang berpuasa adalah ketika ifthar / berbuka. Kenikmatan itu perlu disyukuri dengan memuji Allah dzat maha suci juga berdoa kepadanya. Ada beberapa riwayat do’a yang masyhur dibaca ketika berbuka puasa antara lain do’a yang diriwayatkan Ibnu mubarrak dan Al-baihaqi yang lafaznya :

“”اللهم لك صمت وعلى رزقك افطرت

Artinya “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rizqi-Mu aku berbuka”. Ada juga do’a berbuka puasa yang diriwayatkan oleh Imam Abu dawud yang lafaznya ذهب الظماء وابتلت العروق وثبت الاجر ان شاء الله” “ “Dahaga telah sirna, urat-urat telah basah dan telah pasti pahala, insya Allah.”

Berbukalah dengan yang baik

Nabi Muhammad SAW telah mencontohkan makanan yang pertama kali dikonsumsi ketika waktu berbuka tiba yaitu memakan kurma basah atau kurma kering dan jika tidak ada maka Nabi SAW meminum air. Itu dicontohkan sebelum melaksanakan shalat maghrib hal itu diambil dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Al- Baihaqi yang berbunyi :

 “كان يفطر قبل ان يصلي عللى رطبات فان لم يكن فتمرات فان لم يكن حاس حساوت من الماء”

Artinya “berbuka sebelum shalat dengan bebrapa kurma basah. Apabila tidak ada maka kurma kering dan jika tidak ada maka beliau meneguk beberapa teguk air”.

Menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur

Menyegerakan berbuka menjadi baik karena lapar dan haus bisa jadi membahayakan tubuh yang seharian menahan keduanya. Tidak ada alasan untuk memperpanjang nafsu dalam lapar dan haus selain hal itu mengandung qurbah/ibadah. Menyegerakan berbuka juga menimbulkan ketenangan dan kebahagian bagi orang yang berpuasa sehingga ketika mendirikan shalat atau amalan lainya amal tersebut dapat dikerjakan dengan tentram dan nyaman. Menyegerakan berbuka merupakan sebuah amal kebaikan, Nabi SAW bersabda :

“لا يزال الناس بخير ما عجلوا الفطر”

“manusia ia selalu ada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka”.

Sahur merupakan amalan sunnah yang perlu kita jalani meski ditengah ngantuk dan dalam kondisi sedang tidak nafsu untuk makan sahur menjadi penting meskipun hanya dengan sedikit makanan atau seteguk air,

Rasulullah SAW bersabda: تسحروا فان فى السحور بركة”” artinya “makan sahurlah kalian karena dalam sahur terdapat barakah”.

Mengakhirkan sahur mempunyai manfaat untuk membantu dalam menguatkan puasa sehingga dapat melakukan banyak hal saat berpuasa. Kemudian waktu sahur yang diakhirkan berarti membuat dekat selisih waktu antara makan sahur dan shalat fardu subuh sehingga tidak ada lagi orang yang berleha-leha bahkan bisa jadi tertidur kembali ketika menunggu waktu shalat subuh tiba.

Semoga kita semua diberi kemudahan dan kekuatan agar senantiasa menjaga kualitas ibadah puasa kita dan mendapat peneriman dari Allah SWT. Wallahu a’lam…

Bagikan Artikel ini:

About Moh. Rifqi

Anggota Matan Kab. Bandung

Check Also

nama anak

Apa Pentingya Memberi Nama yang Baik terhadap Anak?

Memberi nama anak yang baik adalah kewajiban karena mengandung doa dan harapan, bukan sekedar latah …

sayyidina ali

Ketika Sayyidina Ali Diuji tentang Keutamaan Ilmu dan Harta

Telah banyak keterangan dalam Al- Qur’an maupun hadits yang membicarakan keutamaan ilmu bagi orang yang …