sedekah saat pandemi
sedekah saat pandemi

Gairah Bersedekah Masyarakat Indonesia Cukup Tinggi Selama Pandemi Covid-19

Jakarta – Pandemi Covid-19 telah menghancurleburkan seluruh sendi kehidupan manusia, termasuk di Indonesia. Dari segi ekonomi, pendapatan masyarakat turun, bahkan banyak yang terkena PHK. Begitu juga di ajang politik, pandemi digunakan sebagai ‘kendaraan’ untuk menyebarkan hoaks dan mendeskreditkan pemerintah. Bahkan dari sisi keagamaan, umat beragama harus menjalani berbagai ritual ibadah dengan aturan ketat dengan menerapkan protokol kesehatan.

Namun di tengah bencana ini, ternyata kepedulian masyarakat terhadap sesama sangat tinggi. Buktinya dari hasil penelitian Alvara Research Center, kepedulian masyarakat untuk bersedekah atau berdonasi kepada masyarakat yang membutuhkan sangat tinggi, terutama saat bulan Ramadan lalu.

CEO dan Founder Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, mengatakan, lembaganya melakukan berbagai penelitian untuk melihat pandangan masyarakat terhadap Covid-19 dan dampak yang dirasakan sejak kasus positif Covid-19 muncul pada Maret lalu. Hasil survei tersebut di antaranya, pada tahun ini, sebanyak 6,2 persen masyarakat berdonasi, atau naik dari 4,8 persen dibandingkan pada 2019.

“Kalau sedekah atau donasi itu naik, karena di pandemi ini rata-rata banyak orang yang tergerak hatinya untuk melakukan sumbangan untuk masyarakat yang membutuhkan,” ujar Hasanuddin saat konferensi pers penelitian terbaru yang berjudul  “Repson Publik atas Covid-19” secara virtual, Minggu (12/7/2020).

Dia menjelaskan, beberapa bulan yang lalu lembaga riset dari luar juga mengungkapkan bahwa modal dasar Indonesia untuk menangani Covid-19 ini yang paling besar adalah solidaritas. Menurut dia, riset tersebut selaras dengan hasi penelitian Alvara.

“Ini selaras dengan survei kita bahwa semangat orang Indonesia untuk membantu masyarakat terdampak Covid itu cukup tinggi,” ucapnya dikutip dari laman Republika.co.id.

Menurut dia, meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berdonasi atau bersedekah tersebut tidak terlepas dari efek puasa Ramadan beberapa waktu lalu. Karena, di bulan suci ini masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam diajarkan untuk banyak bersedekah.

“Jadi efek puasa Ramadan masih terasa. Jadi keinginan masyarakat untuk menyumbangkan donasi masih sangat tinggi,” katanya.

Namun, kesadaran masyarakat untuk berdonasi melalui lembaga amil zakat infak dan sedekah (Lazis) masih kurang. Karena, menurut dia, di era pandemi ini masyarakat Indonesia masih lebih banyak yang memilih berdonasi langsung kepada masyarakat yang terdampak.

“Mereka ini lebih banyak melakukan donasi kepada masyarakat langsung. Baru yang kedua melalui lembaga-lembaga yang ada, seperti Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, dan lain-lain,” jelas Hasanuddin.

Alvara Research Center melakukan penelitian “Respons Publik atas Covid-19” ini pada 22 Juli sampai 1 Juli 2020. Riset ini menggunakan metode kuantitatif melalui mixed method, online survey, dan mobile assisted phone interview (MAPI) dengan melibatkan 1.225 responden di Indonesia.

Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini mayoritas dari kalangan millenial, yakni 51,9 persen. Penelitian ini dilakukan di hampir seluruh kepulauan di Indonesia. Namun, mayoritas responden tersebar di Pulau Jawa dengan proporsi 77,8 persen.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

wakil ketua komisi x dpr lalu hadrian irfani dwi rdetikcom 1745330073262 169

Game PUBG Akan Dibatasi Pemerintah, Waka Komisi X DPR: Harus Melalui Kajian yang Objektif

Jakarta – Game online Player Unknown’s Battlegrounds (PUBG) menjadi sorotan pasca ledakan di SMAN 72 …

menteri pppa arifah fauzi dok kementerian pppa 1748531764755 169

Pasca Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pemerintah Akan Batasi Game Online, Menteri PPPA Bilang Begini

Jakarta – Pasca ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta salah satu respon pemerintah akan …