bilal berkurban ayam
bilal berkurban ayam

Kisah Bilal Berkurban Ayam

Bilal bin Rabah adalah sahabat Nabi yang bunyi sandalnya terdengar sampai ke surga. Ia adalah seorang muadzin masa Nabi dan senantiasa menemani Rasulullah. Inilah yang membuat Bilal istimewa. Soal keilmuan, tentu tak perlu dipertanyakan, sebab ia belajar langsung kepada sumbernya, yakni baginda Nabi.

Kisah unik tentang Bilal adalah saat dirinya berkurban ayam. Padahal ulama salaf sepakat bahwa kurban harus dari hewan ternak (bahimatu al An’am). Lalu, kenapa sosok seperti bilal yang merupakan sahabat istimewa, dan dekat dengan Nabi berkurban seekor ayam?. Apakah ia sedang bermain-main dengan hukum Allah?.

Cerita tentang Bilal bin Rabah berkurban ayam ini bisa ditemukan dalam kitab Bidyatul Mujtahid wa Nihayatu al Muqtashid karya Ibnu Rusyd bab kurban dan dalam Mushannafnya Abdul Razzaq yang menyebutkan, “Dari Tsauri, dari Imran Ibnu Muslim, dari Suwaid bin Ghafala, ia berkata, Aku mendengar Bilal berkata, “Aku tidak peduli bahwa aku berkurban dengan ayam, dan bersedekah kepada yatim miskin dengan uang yang diperuntukkan untuk beli ayam tadi itu lebih aku sukai daripada harus berkurban dengannya”.

Imran berkata, “Aku tidak tahu apakah Suwaid yang mengatakan itu dari dirinya atau itu perkataan Bilal”.

Kisah yang sama bisa dibaca dalam Bidayatu al Mujtahid wa Nihayatu al Muqtashid karya Ibnu Rusyd. Ikrimah berkata, “Ibnu Abbas pernah menyuruhku untuk membeli daging, ia menyerahkan uang dirham kepadaku, lalu ia berkata, siapapun yang kamu temui, katakanlah kepadanya bahwa ini kurbannya Ibnu Abbas”.

Dua atsar (perbuatan shabat), baik Ibnu Abbas maupun Bilal, andaipun keduanya shahih menurut Ibnu Abdil Bar dalam Istidzkar tidak boleh dijadikan hujjah bolehnya berkurban dengan selain hewan ternak dan berkurban dengan uang senilai hewan ternak. Dua atsar di atas merupakan pelajaran bagi umat Islam bahwa hukum berkurban itu sunnah mu’akkadah, bukan wajib.

Dalam kitab al Umm, Imam Syafi’i juga menulis bahwa Abu Bakar dan Umar pernah tidak berkurban karena khawatir ada yang menyangka hukum kurban adalah wajib.

Kembali kepada Bilal yang berkurban ayam, andai cerita ini shahih, di samping Bilal ingin menegaskan bahwa hukum kurban adalah sunnah, juga memberi pelajaran penting untuk selalu memperhatikan anak yatim. Karena para yatim merupakan kesenangannya Baginda Nabi. Disamping itu, Bilal juga mengajarkan akan arti penting ibadah kurban. Ibadah yang sangat dicintai oleh Allah.

Bagikan Artikel ini:

About Khotibul Umam

Alumni Pondok Pesantren Sidogiri

Check Also

sirah nabi

Pesan Nabi Menyambut Ramadan

Bulan Ramadan, atau di Indonesia familiar dengan sebutan Bulan Puasa, merupakan anugerah yang diberikan Allah …

imam ahmad bin hanbal

Teladan Imam Ahmad bin Hanbal; Menasehati dengan Bijak, Bukan Menginjak

Sumpah, “demi masa”, manusia berada dalam kerugian. Begitulah Allah mengingatkan dalam al Qur’an. Kecuali mereka …