bilal rasisme
bilal rasisme

Rasisme yang Menimpa Bilal dan Deklarasi Kesetaraan Islam

Peristiwa penting Fathu Makkah (pembebasan kota Makkah), ternyata menyimpan kenangan buruk yang menimpa Bilal. Sahabat Nabi yang bunyi sandalnya terdengar sampai di surga ini pernah mengalami perlakuan buruk dari beberapa sahabat Nabi yang lain. Bilal yang memiliki warna kulit hitam menjadi korban rasisme sebagaimana diabadikan oleh Allah dalam al Qur’an.

Allah berfirman, “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”. (QS. al Hujurat: 13).

Diceritakan oleh Wahbah al Zuhaili dalam karyanya tafsir al Munir, menurut satu riwayat ayat ini turun saat peristiwa Fathu Makkah, penaklukan kota Makkah oleh Rasulullah beberapa tahun setelah hijrahnya ke Madinah. Pada saat itu, setelah Makkah ditaklukkan, Bilal diperintahkan untuk naik ke Ka’bah untuk mengumandangkan adzan.

Beberapa orang berkata, “Apakah budak hitam ini yang akan adzan di atas Ka’bah?. Sebab inilah, Allah kemudian menurunkan ayat di atas sebagai teguran supaya seseorang tidak meremehkan dan memandang rendah orang lain karena sebab perbedaan warna kulit, ras maupun golongan.

Dalam kitab yang sama Wahbah al Zuhaili juga menyebutkan riwayat lain, sebab turunnya ayat tersebut berkenaan dengan sahabat Abu Hind. Nabi memerintahkan kepada Bani Bayadhah agar menikahkan salah seorang puteri mereka dengan Abu Hind. Namun tidak satupun yang bersedia karena dia dulu seorang budak. Kemudian turunlah ayat di atas sebagai teguran. Allah sangat mengecam perilaku rasis seperti itu.

Kemudian Nabi mempertegas lagi dengan sabdanya: “Wahai manusia, ingatlah bahwa Tuhan kalian satu dan bapak kalian juga satu (Adam). Ingatlah, tidak ada keunggulan bagi orang Arab atas orang ‘Ajam (non Arab), tidak pula orang ‘Ajam atas orang Arab. Tidak pula orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, dan tidak pula orang berkulit hitam di atas orang berkulit merah. Kecuali atas dasar ketakwaan”. (HR. Ahmad)

Cukuplah ini menjadi bukti, bahwa tindakan rasis sangat dibenci oleh Islam. Membanggakan kesukuan, warna kulit, golongan dan keturunan merupakan tradisi orang-orang jahiliyah. Bila pada saat ini masih ada yang berperilaku seperti itu berarti ia sama seperti kaum jahiliyah sebelum datangnya Islam.

Doktrin Kesetaraan Kemanusiaan

Konsep kesetaraan dalam Islam tidak hanya basa-basi tetapi mendapatkan legitimasi kuat dari al-Qur’an dan sunnah Nabi. Memahami konsep kesetaraan ini Islam meletakkan pada derajat spiritual yang lebih tinggi dari pada atribut keduniaan seperti etnis, suku, warna kulit dan lainnya. Derajat manusia hanya ditentukan dengan kadar ketakwaannya.

Lalu, Rasulullah menerjemahkan kesetaraan itu menjadi deklarasi yang sangat agung yang diucapkan secara brilian pada zamannya hingga saat ini. Lihatlah ketika Nabi mengatakan “Wahai manusia, ingatlah bahwa Tuhan kalian satu” kesamaan Ketuhanan yang Esa ini tidak boleh mendiskriminasi satu sama yang lain. Kemudian Nabi membawa pada keseteraan manusia melalui kesamaan genealogis dari sesame anak Adam. “Ingatlah bahwa Tuhan kalian satu dan bapak kalian juga satu (Adam)”.

Dengan penegasa dua hal itu kesamaan keagamaan dan kemanusiaan Islam menegaskan tidak penting keungulan Arab dan Non-Arab, etnis dan warna kulit. Bagi Islam nilai atas semuanya adalah perilaku. Ketakwaan yang bersifat spiritual diletakkan sebagai pembeda. Bukan atribut sosial yang membedakan manusia.  

Ini merupakan suatu ajaran yang agung yang melampaui zamannya. Ketika masyarakat masih terbelenggu dengan sikap fanatisme kesukuan dan rasisme, Islam telah mengajarkan tentang kesetaraan.

Bagikan Artikel ini:

About Faizatul Ummah

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo dan Bendahara Umum divisi Politik, Hukum dan Advokasi di PC Fatayat NU KKR

Check Also

Toa masjid

Toa dan Sejarah Tadarus Al Qur’an di Bulan Ramadan

Ramadan kali ini pun tak luput dari perdebatan soal pengeras suara (TOA). Polemik bermula dari …

manfaat tidur

Hati-hati, Ternyata Ada Tidur yang Membatalkan Puasa

Pemahaman tekstual terhadap dalil agama bisa berakibat fatal. Pemaknaan apa adanya tersebut berkontribusi memberikan informasi …