rahmatan lil alamin
rahmatan lil alamin

Makna dan Praktek Islam Rahmatan Lil Alamin

Syariat Islam berisikan hukum-hukum agama yang menetapkan aturan hidup manusia dengan Tuhannya, sesame manusia dan alam sekitar berdasarkan al-quran dan al-Hadist. Seluruh ajaran berinduk dan bermuara pada nilai nilai luhur, yaitu rahmatan lil alamin.

Rahmatan lil alamin adalah nilai luhur yang menjadi semangat visi Islam. Dengan visi ini Islam dengan segala dimensinya bisa diterima oleh semua kalangan; baik perorangan ataupun kelompok di segala kondisi dan situasi. Islam bukan lagi menjadi agama yang terkotak, tetapi spirit perdamaian untuk semua peradaban.

Allah mengukuhkan Nabi Muhammad sebagai pembawa risalah perdamaian untuk umat manusia. Nabi Muhammad bukan hanya milik orang yang beragama Islam saja, tetapi Nabi Muhammad milik semua manusia sebagai pembawa misi perdamaian. Sebagaimana firman Allah:

{ وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ }

“Tidaklah Kami mengutusmu Muhammad kecuali untuk memberikan rahmat (kedamaian) bagi alam semesta”.al-Anbiya’ 10

Makna Rahmatan Lil Alamin

Abu Bakr al-Jazair memberikan interpretasi terhadap kalimat “rahmat” dengan memberikan jaminan keselamatan kepada siapapun atas dasar kemanusiaan dari segala tindakan reseksi (isti’shal, abadah:pembantaian, pemusnahan). Itu artinya, segala bentuk kekerasan terstruktur ataupun tidak berada di luar domain risalah Nabi Muhammad. Karena terciptanya kedamaian menjadi spirit dari risalah Nabi Muhammad. Aysar al-Tafasir 5/328.

Bahkan Ibnu Ajibah mengatakan bahwa rahmatan lil ‘alamin merupakan sifat Nabi Muhammad yang sulit dimiliki oleh Rasul lainnya, karena menurut Ibnu Ajibah Nabi Muhammad mampu berkomunikasi dan melakukan konsolidsasi dengan semua kalangan; baik dengan para pecintaNya ataupun pembenciNya. Sifat ini tergambar jelas dari sikap Nabi saat menghadapi para pembangkangNya. Bukan kekerasan yang dilakukan Nabi tetapi malah kelembutan sikap yang santun yang ditunjukkan. al-Bahr al-Madid Fi Tafsir al-Qur’an al-Majid, 8/113.

Keelokan sikap Nabi ini bisa dilihat dari isi doa Nabi Nabi saat umatnya mendustakannya :

اللهُمَّ اهْدِ قَوْمِي فإنّهُمْ لا يَعْلَمُونَ

Ya Allah, berilah kaumKu petunjuk karena sesungguhnya mereka belum mengetahui (apa yang mereka lakukan). Fath al-Kabir, Jalaluddin al-Suyuthi, 1/318.

Praktek Rahmatan Lil Alamin

Tidak seperti nabi nabi sebelumnya, seperti Nabi Nuh yang mendoakan kehancuran untuk kaumnya yang durhaka. Nabi Muhammad dengan sangat santun malah memohonkan petunjuk untuk umatnya yang durhaka. Ini mengindikasikan bahwa betapa Nabi Muhammad mengimpikan dan mengajarkan kepada kita untuk selalu menciptakan kedamaian. Fath al-Kabir, Jalaluddin al-Suyuthi, 1/318.

Obsesi perdamaian yang diimpikan dan diajarkan oleh nabi Muhammad bisa dilihat dari surat surat Beliau yang dikirimkan kepada Raja Raja non Islam. Salah satunya yang dikirim kepada penduduk Najran, sebuah pemukiman yang berhasil dikristenkan oleh seorang misionaris handal Faimayun. Isinya bahwa Nabi memberikan jaminan keamanan dan kedamaian bagi pemukiman mereka, harta kekayaan mereka, agama mereka, organisasi mereka, perjanjian mereka, para Pendeta mereka, Para Uskup mereka dari perang dan pungutan pajak.

Apa yang dilakukan oleh Nabi ternyata menginspirasi Umar Ibn al-Khaththab saat masih menjabat sebagai Khalifah II. Di mana beliau juga memberikan jaminan kebebasan beragama, perlindungan terhadap tempat tempat ibadah mereka dan simbol simbol (salib) keagamaan bagi penduduk Iliya dalam sebuah perjanjian damai.

Dari hal yang disebutkan di atas maka dalam fikih berbela sungkawa kepada non muslim adalah hal yang dianjurkan. Ini juga diperkuat dengan praktik sosial kemasyarakatan Nabi Muhammad yang tercatat jelas dalam kitab kitab hadits Shahih, di mana beliau pernah menjenguk seorang pemuda Yahudi yang sakit. Himayah al-Kanais Fi al-Islam, Muhammad Mukhtar Jumuah, 14-15.

Islam rahmatan lil alamin berarti semangat Islam yang memberi rahmat tanpa membedakan latar belakang kultur dan agama. Islam dalam pengertian ini merupakan semangat yang mampu membawa universalitas Islam sebagai pedoman tidak hanya perdamaian agama, tetapi juga perdamaian peradaban.

 

Bagikan Artikel ini:

About Abdul Walid

Alumni Ma’had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo

Check Also

hewan yang haram

Fikih Hewan (1): Ciri Hewan yang Haram Dimakan

Soal halal-haram begitu sentral dan krusial dalam pandangan kaum muslimin. Halal-haram merupakan batas antara yang …

tradisi manaqib

Tradisi Membaca Manaqib, Adakah Anjurannya ?

Salah satu amaliyah Nahdhiyyah yang gencar dibid’ahkan, bahkan disyirikkan adalah manaqiban. Tak sekedar memiliki aspek …