Solo – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar terus berkeliling ke berbagai Pondok Pesantren, ulama dan tokoh masyarakat di Solo dalam rangka memperkuat jalinan silaturahim serta menyamakan pandangan terkait bahayannya paham radikal terorisme serta bagaimana upaya pencegahannya.
Silaturahim dengan pengasuh Pondok Pesantren dan ulama menjadi penting karena para pengasuh ponpes dan ulama merupakan pengayom masyarakat. Dalam silaturahim Boy menyampaikan pesan-pesan agar seluruh pihak menjaga perdamaian bangsa.
Di Solo, Salah satu ulama yang dikunjungi Boy adalah Majelis Ar-Raudhah pimpinan Habib Novel Alaydrus di Pasar Kliwon, Solo. Dengan Habib Novel, Boy berdiskusi sejumlah hal, seperti pencegahan paham radikal.
“Kita terus menjalin kerja sama dengan para ulama sebagai ikhtiar untuk mewujudkan Indonesia yang damai, Indonesia yang terbebaskan dari ancaman bahaya, termasuk kaitan dengan kegiatan terorisme,” kata Boy di sela-sela kunjungannya, sepeti dikutip dari laman detik Sabtu (3/10/2020).
Sebelum Kota Solo, Boy sudah mengunjungi sejumlah daerah dengan kegiatan serupa. Silaturahmi juga masih terus dilakukan di sejumlah daerah.
Melalui ulama dan lembaga pendidikan agama, Boy berharap generasi muda dapat diselamatkan dari ancaman paham radikal yang berujung pada tindakan melawan hukum.
“Lewat ulama, kita berharap dapat bergandengan tangan dalam menyelamatkan umat kita untuk terhindar dari pengaruh-pengaruh yang negatif,” ujar dia.
Sementara itu, Habib Novel berharap silaturahmi dapat terus dilakukan dan diperluas. Dia yakin silaturahmi dapat menyatukan persepsi untuk menuju satu tujuan, yaitu perdamaian bangsa Indonesia.
“Semoga dalam tugasnya beliau diberikan kemudahan dan bisa menjalin silaturahim semakin banyak dengan orang-orang yang bisa memberikan manfaat untuk bangsa ini. Sehingga bangsa kita menjadi semakin damai, tentram, adem, dan makmur,” kata Habib Novel.
Selain itu, Boy juga berkunjung ke Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam. Dia mengajak pondok pesantren menyukseskan tiga program BNPT, yakni kesiapsiagaan nasional, kontraradikalisasi dan deradikalisasi.
Pondok pesantren dinilai bisa membangun fondasi untuk membentengi generasi muda dari penyebaran paham intoleran.
Direktur PPMI Assalaam, Uripto Mahmud Yunus, menyampaikan bahwa Assalaam mengajarkan pendidikan Islam yang moderat kepada para santrinya. Dia pun berharap santrinya kelak menjadi pemegang kunci dalam berbagai bidang sehingga bisa menyebarkan perdamaian.
“Kita zero intoleran, inilah contoh persatuan dan kesatuan pondok pesantren yang harus kita tanamkan dan karakter kita negeri dan cinta bangsa yang sangat kita utamakan,” kata Uripto.