Liverpool – Sebuah penelitian dilakukan Departemen Sains Politik Universitas Stanford, Inggris. Menurut penelitian mereka, aksi kekerasan terhadap umat Islam di Inggris mengalami penurunan sebesar 18,9 persen semenjak Mohamed Salah mendarat di Liverpool pada musim panas 2017.
“Ada dua penjelasan spekulatif kenapa angka kejahatan terhadap orang muslim di Inggris menurun. Pertama karena orang-orang mungkin lebih toleran. Kedua, banyak orang-orang bicara soal Mohamed Salah. Ia diterima dengan baik di sini (Inggris) dan orang melihat bahwa dari Mohamed Salah, Islam ternyata tak seburuk yang selama ini mereka kira,” kata peneliti di Universitas Stanford, William Marble, mengutip dari nilefm, Kamis (21/1/2021).
Dari penelitian itu didapat bahwa perilaku santun dan baik pemain asal Mesir itu berhasil mengubah pandangan orang Inggris kepada umat Islam.
Salah selalu memanjatkan doa dengan menengadahkan tangan sebelum pertandingan. Setelah itu setiap kali mencetak gol, Mohamed Salah memilih selebrasi dengan melakukan sujud (bersujud).
Tak hanya memiliki perilaku yang baik, Mohamed Salah juga bersinar bersama Liverpool. Ia keluar sebagai top skor Liga Inggris 2017-2018 dan 2018-2019! Hebatnya, 2017-2018 merupakan musim pertama Mohamed Salah membela Liverpool.
Bahkan aksi Mohamed Salah juga membuat pembenci umat Islam, Ben Bird, memilih menjadi mualaf. Perilaku baik yang ditunjukkan Mohamed Salah mengubah cara pandangan Ben Bird kepada umat Islam.