Jakarta – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Bill Clinton ternyata sangat mengagumi kehidupan beragama di Indonesia. Bahkan tak hanya Clinton, sangat banyak masyarakat AS yang kagum dengan keragaman Indonesia.
Hal itu diungkapkan Imam Masjid New York Shamsi Ali saat bertemu Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (9/3/2021).
“Clinton sempat menyatakan kekagumannya terhadap Kementerian Agama Republik Indonesia,” ungkap Shamsi Ali, Selasa (9/3/2021), dikutip dari laman resmi Kemenag RI.
Shamsi mengungkapkan, kekaguman Clinton ia dengar sendiri saat ia menjadi narasumber dalam sebuah dialog antar agama di negeri Paman Sam tersebut.
“Kebetulan moderatornya adalah Chelsea Clinton. Sang ayah datang untuk memberikan dukungan kepada Chelsea. Tapi kami yang ada di panggung pun tidak tahu kehadiran beliau,” kisah pria kelahiran Bulukumba, Sulawesi Selatan ini.
“Usai acara, beliau menghampiri saya dan bertanya. ‘Kamu dari Indonesia? Wah Indonesia bagus. Di sana ada Kementerian Agama yang bertugas mengurus kebutuhan kelompok agama minoritas’. Saya jelaskan, bahwa Kemenag mengurus seluruh umat beragama, bukan hanya kelompok minoritas saja,” sambung Shamsi.
Shamsi juga mengisahkan bagaimana perjuangannya sebagai seorang muslim di negeri asing. Ia menceritakan pengalamannya saat pertama kali bertemu tokoh Yahudi Rabbi March Schneier.
“Saat pertama kali bertemu, beliau tidak mau salaman dengan saya. Tapi saya ingat, sebagai muslim kita harus mengutamakan akhlak. Sehingga tetap bersikap santun. Setelah banyak berdialog, saya malah akhirnya menyusun buku bersama dengan Rabbi Marc,” kisah Shamsi yang kemudian mendirikan Yayasan Nusantara (Nusantara Foundation) di Amerika.
Saat ini, lanjut Shamsi, buku berjudul Sons of Abraham: A Candid Conversation about the Issues That Divide and Unite Jews and Muslims hasil karyanya dengan Rabbi March telah dicetak dalam beberapa bahasa, termasuk Indonesia.
“Perlu kedewasaan dalam beragama. Sehingga dapat saling menerima dengan pemeluk agama lain. Pelajaran ini saya peroleh saat berada di Amerika,” cetusnya.
“Proses pendewasaan ini perlu terus dibangun. Salah satunya dengan membuka dialog lintas agama,” tuturnya.
Sebagai usaha untuk menyebarkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin di Amerika, Shamsi Ali menyampaikan ia tengah membangun sebuah pondok pesantren bernama Pesantren Nusantara Madani.
Menag Yaqut amat terkesan mendengar kisah Shamsi Ali. Menurutnya, kiprah Shamsi Ali di negeri Paman Sam telah menunjukkan wujud muslim Indonesia yang toleran dan ramah. Hal ini ternyata untuk menjadikannya mudah diterima di berbagai komunitas lintas agama.
“Amat menarik sekali ada pesantren di sana. Semoga dapat menginspirasi banyak pihak. Kementerian Agama sangat terbuka. Bila ada yang bisa kami bantu untuk kebutuhan umat di sana, silakan coba sampaikan kepada kami,” ujar Menag.