Pria yang menuding moderasi beragama sebagai penjajahan kapitalisme dan buntutnya ganti sistem negara dengan khilafah
Pria yang menuding moderasi beragama sebagai penjajahan kapitalisme dan buntutnya ganti sistem negara dengan khilafah

Moderasi Beragama Dituding Penjajahan Kapitalisme, Staf Ahli Kominfo: Tudingan Keji Kepada Umat Islam dan Ulama Moderat

Jakarta – Sebuah video viral berisi pernyataan bahwa moderasi beragama sebagai sekulerisme untuk penutupi penjajahan kapitalisme. Dalam video tersebut, tampak seorang pria berkaca mata membahas soal  oligarki yang menguasai pemerintah dan IKN. Ia juga menyinggung soal moderasi beragama yang dianggapnya sekuler lantaran bertujuan menutupi penjajahan kapitalisme.

“Tidak setuju IKN itu boleh. Nganalisis Oligarki & kapitalisme juga OK,” cuit Staf Ahli Menkominfo Prof. Henry Subiakto di akun Twitter miliknya, yang dikutip, Jumat (28/1/2022).

“Tapi nuding moderasi beragama itu sekuler & hanya untuk menutupi penjajahan kapitalisme, itu tudingan keji pada mayoritas Islam & ulama-ulama moderat,” imbuhnya.

Menurutnya, tudingan tersebut sangat keji. Terlebih yang dituding adalah mayoritas umat Islam dan ulama-ulama moderat di Tanah Air.

Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) itu kemudian menyoroti hal lain dalam video tersebut. Ia mengaku geram lantaran pria dalam video tersebut tiba-tiba menyerukan untuk mengganti Pancasila dengan sistem syariah Islam.

Henry meyakini pria dalam video tersebut, hanyalah sekumpulan orang-orang frustrasi yang anti-Pancasila dan anti-NKRI.

“Kemudian ngajak ganti sistem, ini suara frustasi yang anti-Pancasila & anti NKRI,” tegasnya.

Dalam video itu, pria berkaca mata membahas soal  oligarki yang menguasai pemerintah dan IKN. Setelah itu, ia menyinggung soal moderasi beragama yang dianggapnya sekuler lantaran bertujuan menutupi penjajahan kapitalisme.

“Kenapa saat ini ada moderasi beragama? Itu karena sebenarnya untuk menutupi kapitalisme oligarki,” ujar pria tersebut.

Kemudian ia menyerukan untuk mengganti sistem dan rezim, karena tidak percaya Pancasila masih berjalan di Indonesia.

Menurutnya, sistem yang dijalankan pemerintah saat ini bukan Pancasila, melainkan kapitalisme. Ia pun menyerukan untuk menggantinya dengan sistem syariah Islam.

“Ganti Rezim ganti Sistem, sekali lagi saya tegaskan ganti rezim ganti sistem,” tegasnya.

“Saya Aktivis 98 yang senang syariah, saya tawarkan ganti syariah Islam untuk negeri ini agar lebih baik lagi,” katanya, disertai teriakan takbir orang-orang di belakangnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Santri

Semangat Jihad Santri Kini Bertransformasi Jadi Perjuangan Intelektual dan Kultural

Semarang — Peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang jatuh pada Selasa (22/10) diperingati secara khidmat …

Gubernur Jatim Khofifah Parawansa hadiri Lirboyo Bersholawat

Hari Santri: Panggilan Suci Teguhkan Peran Santri Sebagai Penjaga Iman, Bangsa, dan Peradaban Dunia

Kediri — Hari Santri bukan sekadar peringatan, melainkan panggilan suci untuk meneguhkan peran santri sebagai …