pancasila
pancasila

Refleksi Hari Lahir Pancasila; Lima Ayat sebagai Dalil Lima Sila Pancasila

Hari lahir Pancasila seharusnya tidak diperingati sekedar momentum tanpa makna. Sangat banyak nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang patut menjadi bahan refleksi dan diterapkan di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang bhinneka. Seperti semangat menjaga keamanan, gotong royong, tolong menolong, toleransi, musyawarah dan lain-lain.

Bagi umat Islam, Pancasila adalah ajaran Islam itu sendiri. Sebagai ideologi bangsa, ia memiliki semangat yang sama dengan spirit ajaran agama. Tidak perlu diperdebatkan, apalagi dibilang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Banyak ayat-ayat al Qur’an sebagai dalil lima sila dalam Pancasila. Tidak hanya lima ayat, tapi lebih dari itu. Baik yang tersurat maupun tersirat. Menyebutkan lima dalam tema ini hanya sekadar contoh dan penyesuaian dengan jumlah sila Pancasila.

Dalil sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Allah berfirman: “Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah Yang Maha Esa”. (QS. al Ikhlas: 1).

Dalil sila “Kemanusiaan yang adil dan beradab”.

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Maha Teliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan”. (QS. an Nisa: 135).

Dalil sila “Persatuan Indonesia”.

“Wahai manusia, sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti”. (QS. al Hujurat: 13).

Dalil sila “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”.

“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian rejeki yang Kami berikan kepada mereka”. (QS. al Syura: 38).

Dalil sila “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (QS. an Nahl: 90).

Founding Father kita terbukti bukan orang kaleng-kaleng. Mereka memiliki wawasan kebangsaan dan pengetahuan agama yang kuat dan luas. Termasuk ketika merumuskan Pancasila sebagai satu-satunya ideologi bangsa ini. Di internal umat Islam sebagai anggota mayoritas dalam merumuskan Pancasila ternyata tidak sekadar rumusan berdasar akal pikir semata, namun ternyata memiliki legalitas dalam sumber hukum primer dalam Islam yaitu al Qur’an.

Satu hal yang pasti dari pendiri bangsa disaat merumuskan Pancasila adalah adanya keikhlasan dalam diri mereka. Semata untuk kepentingan bangsa, bukan egoisme dan fanatisme apalagi tujuan politik. Sehingga, wajar kalau Pancasila bisa bertahan hingga saat ini, bahkan sampai akhir zaman. Sebab, sesuatu yang dilakukan hanya karena Allah yang akan bertahan, sementara tujuan selain itu akan putus alias buntung dan tidak akan bertahan lama.

Sehingga bangsa Indonesia bisa tetap kokoh. Tidak lain karena ideologi Pancasila tidak bertentangan dengan al Qur’an. Indonesia adalah model suatu bangsa, bahkan bisa dibilang sebagai satu-satunya setelah negara Madinah, yang ingin Tuhan tunjukkan seperti apa model hidup dalam keragaman. Indonesia dengan Pancasila sebagai ideologinya adalah rule model bangsa yang menerapkan nilai-nilai agama Islam secara baik.

Maka, di tengah-tengah gempuran hebat terhadap Pancasila dan sebagai refleksi hari kelahiran Pancasila, kita, umat Islam selayaknya memperkuat kembali dan mengokohkan Pancasila adalah kesepakatan bersama yang sama sekali tidak bertentangan dengan agama Islam sebagaimana ayat-ayat yang menjadi dalil dari kelima sila dalam Pancasila di atas.

Bagikan Artikel ini:

About Faizatul Ummah

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo dan Bendahara Umum divisi Politik, Hukum dan Advokasi di PC Fatayat NU KKR

Check Also

kopi sufi

Kopi dan Spiritualitas Para Sufi

Ulama dan Kopi apakah ada kaitan diantara mereka berdua? Kopi mengandung senyawa kimia bernama “Kafein”. …

doa bulan rajab

Meluruskan Tuduhan Palsu Hadits-hadits Keutamaan Bulan Rajab

Tahun Baru Masehi, 1 Januari 2025, bertepatan dengan tanggal 1 bulan Rajab 1446 H. Momen …