Dari Ibnu Abbas, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw sering tidak makan (berpuasa) pada hari-hari yang malamnya cerah (ayyamul bidh) baik di rumah maupun dalam bepergian’.” (HR an-Nasa’i dengan sanad hasan).
Itulah dasar dari kesunnahan puasa yang dikenal ayyamul bidh atau Puasa Hari Putih yang dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan Hijriyah. Puasa sunnah ini merupakan salah satu puasa yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah.
Bagaimana dengan bulan Dzulhijjah, bukankah umat Islam diharamkan puasa di hari tasyriq? Ayyamul bidh memang seharusnya dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan Hijriyah. Namun, di bulan Dzulhijjah 1444 H, ayyamul bidh yang seharusnya dimulai pada tanggal 13 Dzulhijjah, belum bisa di laksanakan karena bertepatan dengan hari tasyrik, maka tidak diperbolehkan puasa di tanggal 13 Dzulhijjah kali ini. Dengan begitu, puasa sunnah ayyamul bidh boleh dimulai pada Senin (3/7/2023) atau tanggal 14 Dzulhijjah 1444 H dan Selasa (4/7/2023) bertepatan 15 Dzulhijjah 1444 H.
Bulan Dzulhijjah dimulai pada 20 juni 2023, artinya besok pada tanggal 3 juli 2023 merupakan 14 Dzulhijjah 1444 H di mana umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan puasa ayyamul bidh. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas, puasa di ayyamul bidh dihukumi sunnah muakkad, sebuah amalan yang sangat dianjurkan.
Terdapat cerita di balik kesunnahan dalam menjalankan puasa ayyamul bidh. Kala itu, Ketika Rasulullah masih hidup, beliau sempat memberikan tiga wasiat kepada sabahat dekatnya yakni Abu Hurairah, salah satu wasiat tersebut adalah tentang puasa ayyamul bidh.
Sebagaimana puasa lainnya puasa tersebut melatih dan membiasakan diri untuk bersabar, tekun, serta mengajarkan kejujuran dan ketaatan kepada Allah SWT secara pribadi. Puasa dapat membuat orang yang mengerjakannya untuk menahan emosi dan menahan keinginan duniawinya. Dengan begitu, puasa juga mampu meningkatkan rasa kasih sayang, persaudaraan, dan perasaan berbagi pada mereka yang membutuhkan.
Rasulullah bersabda, “Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang Kau lakukan. Karena itu, maka puasa ayyamul bidh sama dengan berpuasa setahun penuh,” (HR Bukhari-Muslim).
Puasa ini memiliki keutamaan atau fadilah seperti puasa sepanjang tahun bagi yang dapat melaksanakannya selama tiga hari. Maha Baik Allah kepada hambanya yang taat kepada-Nya. Menjalankan puasa karena ketaatan kepada Allah dan mengharap ridha-Nya akan membuat ibadah yang dijalankan terasa nikmat dan indah.
Lalu bagaimana melaksanakannya?
Adapun niat melaksanakan puasa ayyamul bidh.
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Artinya, “Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta’alla.”
Niat puasa ayyamul bidh disunnahkan untuk dilafalkan secara lisan, tidak sekadar dibaca dalam hati. Niat puasa dilakukan sejak malam hari sampai sebelum masuk waktu zawal atau ketika posisi matahari condong ke barat. Selain niat, umat Islam juga disunnahkan untuk melakukan sahur terlebih dahulu pada waktu menjelang subuh sebelum imsak.
Untuk persoalan rukun dan yang membatalkan puasa ini sama halnya dengan syarat, rukun dan hal yang membatalkan pada puasa Ramadan atau yang lainnya. Setiap bulan umat Islam diberikan kesunnahan untuk selalu melatih emosi, spiritual dan ritual melalui puasa sunnah ini. Karena itulah, puasa ayyamul bidh tidak boleh disia-siakan oleh umat Islam.