Tangerang – Mantan Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin, menyerukan pentingnya meneguhkan moderasi beragama sebagai jalan tengah dalam menjaga harmoni kehidupan beragama di Indonesia. Pesan itu disampaikannya saat menghadiri Ijtima Nasional Ansarullah yang digelar oleh Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Kota Tangerang, Minggu (2/11/2025).
Dalam dialog bertema Moderasi Beragama di Tengah Keberagaman Bangsa, Lukman mengingatkan bahwa Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin menuntun umat untuk menghadirkan kasih sayang dan kemaslahatan bagi semua, bukan hanya bagi pemeluknya semata.
“Moderasi bukan berarti mengaburkan iman, melainkan menyeimbangkan antara keteguhan keyakinan dan penghormatan terhadap kemanusiaan. Inilah wujud nyata dari Islam sebagai rahmat bagi semesta,” ujar Lukman penuh makna.
Menurutnya, moderasi beragama menjadi kebutuhan mendesak di tengah dinamika sosial yang kompleks dan maraknya pemahaman keagamaan yang sempit. Ia menegaskan, keseimbangan antara spiritualitas dan kemanusiaan adalah kunci agar agama tidak disalahgunakan untuk membenarkan kekerasan atau kebencian.
“Masih ada sebagian orang yang membawa nama agama, namun justru memunculkan kebencian dan perpecahan. Padahal agama hadir untuk menuntun manusia pada kedamaian, keadilan, dan persaudaraan,” ungkapnya.
Lukman menjelaskan bahwa perbedaan tafsir dan cara beribadah merupakan fitrah dalam kehidupan beragama. Semua teks suci memiliki kedalaman makna yang tidak tunggal, sehingga umat perlu menyikapi perbedaan dengan kebijaksanaan dan saling menghormati.
“Seseorang boleh kokoh dalam keyakinannya, tapi jangan menutup diri dari hikmah yang lahir dari keberagaman. Sebab, Tuhan menciptakan perbedaan agar kita saling mengenal, bukan saling meniadakan,” tuturnya, mengutip nilai-nilai dari Surah Al-Hujurat ayat 13.
Ia mencontohkan, perbedaan kecil dalam praktik ibadah seperti penggunaan qunut dalam salat seharusnya tidak menjadi sumber perpecahan. Yang lebih utama, kata Lukman, adalah menjaga hati agar tetap tulus dan menjadikan agama sebagai sumber kedamaian batin dan ketenteraman sosial.
Di penghujung acara, Lukman mengajak seluruh umat beragama, termasuk komunitas Ahmadiyah, untuk menjadi pelopor kerukunan dan penebar kebaikan di tengah masyarakat.
“Mari kita jadikan iman sebagai cahaya yang menuntun kita berbuat adil dan kasih kepada sesama. Moderasi beragama bukan hanya konsep sosial, tetapi panggilan spiritual untuk hidup damai dalam keberagaman,” pungkasnya.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah