091882600 1679803445 830 556

Universitas Al-Azhar Mesir Kutuk Serangan Terhadap Mahasiswa Saat Ibadah di Kampus

JAKARTA – Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan mahasiswa yang sedang melaksanakan shalat dilecehkan. Dilansir dari laman republika.co.id  pelecehan tersebut mengundang reaksi dari berbagai kalangan termasuk dari Observatorium Al-Azhar untuk Memerangi Ekstremisme mengutuk serangan dan pelecehan terhadap mahasiswa Muslim di Universitas South Florida (USF) di Tampa, Florida.

Observatorium yang berpusat di Kairo itu menyebut serangan bermotif agama tersebut sebagai penargetan langsung terhadap ibadah umat Islam.

Dilansir ahram online pada Rabu (26/11/2025), anggota Ikatan Mahasiswa Muslim (IMM) dilecehkan saat melaksanakan shalat di kampus, sebuah insiden yang telah memicu kekhawatiran luas dan seruan untuk penyelidikan.

Dalam sebuah pernyataan, observatorium Al-Azhar mengutip sebuah video yang beredar di media sosial yang memperlihatkan tiga orang mendekati mahasiswa saat sedang shalat dan terlibat dalam perilaku provokatif dan menghina.

Observatorium mencatat bahwa seorang penyerang terlihat memakan daging babi di depan para mahasiswa yang tengah shalat, sementara penyerang lainnya melontarkan hinaan kepada mereka atas keyakinan mereka.

Menurut MSA, pelecehan tersebut meliputi penyerangan dengan meneriaki seorang mahasiswi yang mengenakan jilbab, menuntut dia melepas jilbabnya, dan menggunakan bahasa yang menyinggung.

Para penyerang juga menginjak-injak kepala para siswa yang tengah berdoa dengan sepatu bot berujung baja dan meludah ke arah mereka, tambah pernyataan itu.

MSA telah mengirimkan surat resmi kepada administrasi USF yang menguraikan tuntutan untuk memperkuat keamanan mahasiswa.

Tuntutan ini meliputi penerbitan pernyataan publik yang menentang Islamofobia, peluncuran investigasi resmi, penerapan langkah-langkah keamanan, dan penyediaan ruang aman untuk praktik keagamaan.

Observatorium Al-Azhar menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden tersebut, dan mencatat bahwa insiden tersebut mengubah lingkungan akademis—yang seharusnya menjadi tempat aman—menjadi tempat intimidasi.

Observatorium mendesak universitas untuk menanggapi dengan cepat dan transparan, menekankan bahwa penundaan hanya akan meningkatkan ketakutan para korban dan bahwa kebebasan beribadah adalah hak yang dilindungi secara hukum.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Rektor UINSA Prof Muzakki

Menggali Spirit Islam Moderat Indonesia di Konferensi Internasional UINSA

Surabaya — Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menjadi tuan rumah International Conference on …

Ikhwanul Muslimin copy

Sah! AS Tetapkan Ikhwanul Muslimin Sebagai Organisasi Teroris

Jakarta — Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani sebuah perintah eksekutif yang membuka jalan bagi …